fixing a mis

843 164 144
                                    























Jinyoung ingin sekali terbahak kalau tidak ingat situasi. bagaimana manusia bisa semenggemaskan ini ketika berusaha memberi pertolonganㅡ karena penglihatan yang terbanjiri air mata. si mata cantik malah menyapukan kapas dengan cairan alkohol ditempat yang bahkan tidak memiliki bercak luka.


dan yang lebih mengemaskan adalah, ketika isakan kecil itu tak henti meramaikan suasana, suaranya menyedihkan tetapi malah buat gemas. bibirnya juga bergetar, pucuk hidungnya dan kedua pipi memerah, bulu mata basah karena air mata. Ugh, Park Jihoon yang sedang menangis benar-benar...


"dihidungku gak ada luka, Jihoon"


"hiksㅡmaㅡmaaf.."



srrrrrrtttt



suara lendir hidung yang dihirup cepat, sejenak menggantikan suara isak kecil. Jihoon menggunakan punggung tangan untuk mengusap kedua mata yang memburamkan penglihatan, tidak lupa kedua pipi gembil ikut andil dibersihkan.

Jihoon mendekatkan letak duduk diranjang UKS, berkedip sebelum membuang nafas menenangkan, mencoba kembali lebih fokus mengobati luka disudut bibir dan diseluruh wajah si gantengnya.

yangㅡternyata, total gagal entah untuk yang keberapa kali.

melihat mata Jinyoung selalu sukses mengundang air mata menggenang dipelupuk mata. perasaan bersalah telak menjalar, juga merasa begitu bodoh hingga keributan seperti tadi terjadi oleh dua orang tersayangnya.


Dan hampir mendekati satu menit Jihoon menangis, didetik berikutnya si mata cantik merasa sebuah jari menyentuh lembut dagunya yang basah, menarik untuk mendongak kearah si pemilik jari.


Jinyoung yang terkekeh kecil menjadi pandang awal yang Jihoon lihat, agak buram karena air mata terus meluruh bagai keran masjid yang dinyalakan cuma-cuma. merembet tanpa henti, sekalipun sudah dibersihkan, air mata lain akan datang dan menghalangi lagi.

"kenapa nangis? tadi marah-marah"


Jihoon menutup wajahnya, kembali menangis didalam kurungan telapak tangan. tanpa mengeluarkan suara berlebihan, hanya isakan kecil terdengar sesekali.

Kekehan sekali lagi mengudara, Jinyoung meraih kedua tangan bayi yang menutupi aset ter-indah seorang Park Jihoon. menggerakkan jempol pola abstra dipunggung tangan begitu lembut, sampai Jihoon dibuat mendongak dengan keadaan bibir bergetar serta air mata menggumpal didagu dan menetesi celana abunya.

"maㅡmaaf...hiks"

"ngga.., kamu gak salah" Jinyoung menggunakan tangannya yang bebas untuk mengusap sisa air mata dikedua pipi sedikit kemerahan si manis. "aku pusatnya, ini salahku gak ngabarin. maaf udah mukul sepupumu, ndut"


Helaan nafas dihembus sekali untuk menenangkan, baru Jihoom bicara, tentu dengan suara bindeng yang sedikit dibumbui aksen kelanakan. "aku gatau masalah kamu sama Woojin sebelumnya, tapi apapun itu, aku sebagai kakak sepupu, minta maaf..."


"heiㅡ"


"nggak young, aku hidup sama dia dari kecil. aku lebih tau dia kaya apa. kalau ada lomba mudah terpancing emosi aku yakin Woojin bakal menang dari kamu. aku seratus persen yakin kalian gak akan tengkar kalau bukan Woojin penyebabnya."

love o'clock +deepwinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang