are u serious?

1.1K 172 130
                                    



















🌼🌼






"Nanti main lagi yaaa, aku mau sekolah"


"Miaw~ miaw~"


"iya nanti main lagi tapi aku sekolah dulu, Papa udah dibawah"


"Miaw~~"



Beri pelukan gemas serta kecup-kecup diseluruh wajah, Jihoon kembali meletakkan Joe diranjangnya, disebelah Jesh yang tengah menggeliat khusyuk didalam tidur. dan beranjak menghampiri meja makan, menemukan Bunda dan Ayah tengah menikmati sarapan dan secangkir Kopi sebelum beraktifitas.

"Jinyoung gak masuk Bun?"


"gamau, tadi udah Bunda samper. kenapa tuh kok mukanya pucet sih?"


"masa sih Bun?"


"Jinyoung? pucet? Ck, masih pagi kok ngelucu sih, Bun"


"Bunda serius Yah, tuh, anaknya dimotor gamau turun"


"Yaudah aku bawa sarapan aja deh, Bun takutnya Jinyoung buru-buru"


"Iya iya deh sebentar Bunda ambil tempat makan dulu"


Selesai mengemas sarapan, dan berpamitan kepada kedua orang tuanya, Jihoon melangkah terburu menghampiri sosok diatas motor jadul dengan balutan jaket denim dan gagang peremen kaki dimulutnya.


Jihoon kasih senyum cerah sebagai pembuka pertemuan, dibalas serupa yang sekejap buat Jihoon mengerutkan kening, sebab tidak ada ciri-ciri wajah pucat dibagian wajah Jinyoung manapun. bahkan seluruh wajahnya terlihat lebih fresh ketimbang kemarin dimana tercetak kehitaman samar disekitar matanya.

tapi gak mungkin Bunda bohong, atau melucu seperti yang Ayah bilang. terlebih wajahnya begitu khawatir, bahkan dikotak bekal terselip obat pereda pusing dan dua saset tolak anginㅡkhawatir Jinyoung masuk angin karena sering membawa motor. cuma pembaca jelih yang tau Bunda lebih sayang Jinyoung dari awal.


"Kata Bunda kamu pucet tau"


"Yah ketaun dong"


"hah? apa?"


"takutㅡ" Jinyoung memberikan helm bogo baby pink kepada pemiliknya. "udah buat anaknya nangis." lanjutnya sembari bantu masangin kaitan helm.

ketawa kecil sebagai jawaban, sebelum dilanjut dengan sederet kalimat. "Bunda gak tau kok, masalah kita berdua ya kita aja yang tauㅡkecuali kalo mepet.... hehehe"



"Yang mepet tuh kaya apasi sayang?"



ketawa Jihoon lagi-lagi mengudara, buat Jinyoung mau gak mau kasih cubit dikedua pipi dengan rona merah samar sebelum membolehkan si ndut duduk dikursi belakang. dan mulai mengemudi pemberian sang kakek membelah ramainya pagi di ibukota.

"Selama diluar kota 'kan Jejo aku yang rawat"


"hm..."


"Semua aku yang urus, makan, poop, mandi, sampe ngelonin"


"terus...?"


"terus bibi aku marahin setiap injek ekor Jejo"



ibarat radio, otak Jihoon masih mode suara grasak grusuk memekang telinga. terus mencari titik terang, tetapi yang terdengar hanya suara serupa, tidak ada suara indah alunan musik atau suara penyiar radio bercengkrama dengan penyiar radio lainnya, atau suara-suara yang enak didengar. malah rasanya baut-baut disetaip sudut radio akan copot berkeping-keping kalau masih dipakai mencari.

"artinya, cuma ngerawat aja, aku posesif ke Jejo. gimana Bunda yang ngelahirin, ngerawat kamu sampe se-bongsor ini. gak enak hati aku ndut. apa lagi Bunda percaya banget sama aku daripada anaknyaㅡaWw!"



tiiiiiiiiiiNNN






"iYA MAAP PAK MAKLUM YANG DIBONCENGIN BUTUT"

"jINYOOOOOOONG!!!"





Sekali lagi, Jinyoung tertawa. semakin lebar ketika melihat bayangan wajah cemberut si manis dari kaca spion. tanpa bicara memilih menarik kedua tangan dibelakang dan melingkarkannya dipanggang, dielus rentenan jarinya yang pendek, sebelum kembali mengemudi motor lebih serius untuk cepat sampai disekolah.











🌼🌼











"Young, toilet dulu yuk"


"Kenapa? mau pipis?"


"mau ini"



Jihoon memperlihatkan layar ponselnya yang berisi video dua pria western sedang berciuman ditoilet. Jihoon gak sengaja liat ini di explore instagramnya, penasaran yang berujung kepengen.


"Serius kamu?"


"hngg" suara dengung Jihoon sembari mengangguk. wajahnya dibuat sesedih mungkin, yang mana satu dari seluruh ekspresi Jihoon yang menjadi kelemahan Jinyoung.


"kamu tau kita gak akan berakhir ciuman aja"


Jihoon mengangguk antusias, menarik Jinyoung menuju toilet dilantai satu yang jarang didatangin muridㅡdan beruntungnya saat itu tidak ada orang sama sekali.

masuklah mereka kedalam satu bilik toilet paling ujung. Jinyoung langsung menduduki closet duduk yang tertutup, lalu menarik Jihoon duduk dipangkuannya.

lalu yang terjadi selanjutnya seperti apa yang Jinyoung katakan tadi, mereka tidak hanya akan berakhir ciuman, sedikit membuat tanda ditempat-tempat yang bisa disembunyikan dan sedikit bermain-main ditengkuk Jihoon. begitu terus sampai peluh menghiasi kening keduanya. tidak berhenti walau bel masuk sudah berdering, seakan lupa mereka sedang dalam lingkungan disekolah.









🌼🌼

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 18, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

love o'clock +deepwinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang