160 20 10
                                    

Warning!!!
Typo bertebaran
Kalimat berbelit
Baper tingkat dewa.

Happy Reading guys!!!

Part six

Rollercoaster

Memang benar kata orang
Orang yang kita anggap istimewa
Bisa menerbangkan kita setinggi tingginya
Juga menjatuhkan kita sejatuh jatuhnya

"Emm, lo nggak mikir kalo gue matre kan, Axel?" tanya Raina.

"Nggak. Kenapa? Ada yang bilang gitu ke lo?" tanya Axel.

"Nggak ada sih, tapi gue takutnya lo nyalah artiin gue yang sering minta ditraktir sama lo." kata Raina menjelaskan

Setelah mereka mengisi waktu free class mereka di kantin, mereka memilih pulang. Kebetulan untuk hari ini seluruh kelas mendapatkan free class alias jam kosong satu hari penuh dikarenakan guru guru yang tengah sibuk mempersiapkan Ujian untuk kelas XII, yang membuat semua kelas menjadi ramai serentak. Hal ini membuat para senior yang tengah berjuang mati matian mendengus kesal melihat para senior mereka yang sedang "berbahagia di atas penderitaan orang lain".

"Apapun yang lo minta, berapapun yang lo minta, gue akan kasih itu ke lo." kata Axel tepat di telinga Raina yang membuat Raina blushing. Ah, Raina sudah seperti menggunakan blush on berlebihan saat ini!

"Axel.. Ja.. Jangan gitu.. Gue nanti baper anjir!" teriak Raina sambil menjauh dari parkiran dan segera berjalan menuju halte. Axel hanya terkekeh—selama 1 detik, ingat, hanya satu detik.

Axel menyusul Raina ke halte. Ia turun dari ninja hijau nya dan segera memakaikan Raina helm warna merah  yang tadi pagi juga ia pakai.

"Gue nggak ma-"

"Emangnya gue tanya?" tanya Axel retoris, tentu saja Axel tidak tanya Raina mau apa tidak, karena di kamusnya, Axel tidak memerima penolakan. Ia seorang diktator ulung.

"Nyebelin!" kata Raina sambil bersedekap dada dan mengerucutkan bibirnya. Axel kembali terkekeh singkat. Ia lalu menaiki motornya.

"Cepet!" teriak Axel tak sabar. Raina tetap diam dan malingkan wajahnya. Tapi Axel tetap menatap tajam ke arah Raina yang membuat gadis itu menoleh ke arahnya.

"Apa liat-liat? Baru sadar gue cantik, hah?" tanya Raina masih kesal.

"Apa lo nggak tau? Katanya kalo di halte jam 3 sore hari Selasa, itu ada penunggunya, apalagi sekarang Selasa kliwon. Lo nggak takut? Hii, gue mah ngeri." kata Axel menakuti Raina. Wajah Raina mendadak berubah pucat pasi. Raina sangat anti terhadap hal-hal berbau hantu. Melihat kesempatan ini, Axel masih melancarkan aksinya—menakuti Raina.

"Lo.. Lo nggak boong kan?" tanya Raina sedikit, emm tidak, Raina memang ketakutan.

"Nggak. Ih sekarang udah mau jam 3, gue mau pulang dulu ah, itu helm bawa pulang lo aja dulu. Duluan ya." kata Axel sambil menyalakan mesin motornya.

"Eh tungguin! Yaudah gue pulang sama lo." kata Raina menyerah. Axel tersenyum miring, meski senyuman menyebalkan, hal ini hanya ia tunjukkan kepada orang orang terdekatnya saja, seperti para sahabatnya.

After Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang