ニ十七

59 11 7
                                    

Warning!!!
Typo bertebaran
Kalimat berbelit
Baper tingkat dewa.

Happy Reading guys!!!

Part Twenty Seven

Curahan Hati

"Segoblok apapun kalian
Kalian tetep sahabat sejati gue!"

Suasana ribut mendominasi kamar Zoy. Semuanya kompak mengerubungi Axel, seolah olah hendak di interogasi.

"Muka lo napa dah? Napa bisa bonyok gini, elaaah." tanya Dani sambil menekan luka Axel.

"Jangan di teken bego, sakit!" Axel mengaduh.

"Ini yang nulis Raina? Alay sih, tapi sweet. Mayan juga tuh cewek" kata Farhan menunjuk plester Axel.

"Ngomongnya mas, ada yang cemburu ini." Sewot Dani tanpa mengalihkan pandangannya dari Axel.

Axel hanya berdecak sebal karena merasa dibicarakan.

"Lo abis berantem?" tanya Vero.

"Gue.." Axel terdiam.

Ia bingung harus cerita atau tidak dengan para sahabat begonya ini.

"Lo ragu buat cerita?" tanya Zoy.

Axel mengangguk kaku. Lalu ia menghela nafas pelan.

"Tapi gue bakal cerita. Gimanapun lo pada orang yang gue percaya. Lo pada udah tau baik jeleknya gue luar dalem. Lo pada udah nemenin gue dari kelas sepuluh sampe sekarang. Masa iya gue masih mau nutupin masalah dari kalian?"

Yang lain sedikit tertegun dengan ucapan Axel.

Dani jadi baper. "Ah, jadi sayang!" Dani hendak memeluk Axel.

Belum sampai menyentuh Axel, Axel langsung menendang perut Dani. Dani langsung mengaduh.

"Aduh, sakit njir!"

Zoy, Farhan, dan Vero tertawa. Sedangkan Axel menatap jijik Dani yang hendak memeluknya.

Sesaat ia menyesal telah berbicara seperti tadi.

"Ih, gue dimana-mana emang selalu-"

"Brisik. Diem atau gue nggak cerita?" ancam Axel.

Zoy langsung beranjak ke arah laci mengambil beberapa barang. Lakban dan gunting.

"Farhan, Vero, tahan Dani!" titah Zoy.

Vero dan Farhan dengan sigap menahan tubuh Dani yang meronta dan melotot.

"WOY KALIAN MAU NGAPAIN?! MAU NYUNATIN GUE? GUE UDAH SUNAT! KALO ANU GUE ABIS KALIAN SUNAT, BINI GUE BESOK BUNTINGNYA GIMANA NJIR?!" Dani berteriak heboh layaknya Tarzan.

Zoy segera memotong lakban hitam itu dan menempelkannya cepat di mulut Dani.

Pas sekali. Lakban itu menempel sempurna di mulut Dani. Cocok untuk wajah Dani yang seperti orang teraniaya.

"Emmhh!! Eemmhhh, emmh!" Dani bergumam tak jelas.

"Diem." tegas Farhan dan Vero bersamaan. Dani pasrah saja. Farhan dan Vero masih setia memegangi tangannya.

Kadang para sahabatnya ini sadisnya nggak ketulungan. Dan selalu saja Dani yang menjadi korban, sialan!

"Anak baik." Axel terkekeh.

After Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang