三十一

39 11 6
                                    

Warning!!!
Typo bertebaran
Kalimat berbelit
Baper tingkat dewa.

Happy Reading guys!!!

Part Thirty One

Promise?

"Hanya sekali
Namun dapat mewakili segalanya
Senyumanmu..."


Mita mondar mandir di ruang UKS. Ia sedang menunggu bu Vina yang sedang memeriksa Raina.

"Mita? Bisa kesini?" tanya Bu Vina.

Mita langsung mendekat kearah Bu Vina dan Raina yang sedang terbaring.

"Raina nggak papa kan, Bu?" tanya Mita panik.

"Sebenarnya Raina sakit apa, Mita? Jawab Ibu." ucap bu Vina tegas.

Mita melirik Raina yang sudah siuman. Raina menggeleng pelan, tanda jangan beri tahu bu Vina. Namun Mita ngotot ingin memberitahukan hal ini. Oh ayolah... ini bukanlah hal yang patut dirahasiakan lagi.

"Raina, mau sampe kapan lo kayak gini? Kalo sampe lo kenapa-kenapa, pihak sekolah juga yang bakal disalahin. Gue kasih tau ya? Gue janji, lo nggak bakal keliatan lemah kok, ya kan, Bu?" tanya Mita.

Bu Vina mengangguk. "Bilang saja, Raina. Biar Ibu juga bisa pantau kamu."

"Tuh deger? Katanya mau cepet sembuh, nurut dong!" seru Mita.

"Janji cuma ke bu Vina?" tanya Raina memastikan.

Mita diam. Sebenarnya Axel juga ingin ia beritahukan. Tapi.. Mungkin belum waktunya.

"Diem bawel. Bu, berhubung penjelasan saya lumayan panjang, mending kita ngomongnya jangan disini deh. Saya juga takut kalo tuh lima cowok didepan pada nguping." ucap Mita sambil menunjuk kearah luar UKS.

"Kita bicarain di kantor. Sekalian ngasih tau pak Wira. Mau gimanapun, dia itu guru olah raga kelas 12." tutur Bu Vina.

Lalu Bu Vina dan Mita keluar dari UKS. Meninggalkan Raina yang kembali memejamkan matanya.

"Kenapa gue lemah gini sih?! Gue pengin sembuh!" ujar Raina.

"Lo sakit apa?"

Raina terlonjak kaget. Darimana Axel dan keempat sahabatnya itu datang?

"Iya, lo itu sakit apa sih?" tanya Dani.

"Lo sering ke RS, sering pingsan, mimisan." ujar Zoy.

"Lo punya penyakit kah?" tanya Vero.

"Bisa sembuh kan?" tanya Farhan, yang—cukup menyinggung hingga—membuat Raina membuang muka.

"Eh sori, bukan-"

"Gue itu nggak sakit!"

"Bawa obat?" tanya Axel lagi. Raina mengangguk.

"Vero, Farhan, tolong lo ambilin obat Raina di tas. Zoy, Dani, lo ke kantin, beli bubur." perintah Axel. Keempat sahabatnya itu dengan senang hati menjalankan perintah Axel.

"Lo sa-"

"Kalo cuma nanya gue sakit apa mending pergi! Karena gue nggak sakit! Gue nggak penyakitan!" seru Raina.

"Terus, tadi lo mimisan kenapa?"

Raina diam. Apa yang akan ia katakan?

"Cuma sakit biasa. Pusing." jawab Raina sambil membuang muka.

After Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang