Warning!!!
Typo bertebaran
Kalimat berbelit
Baper tingkat dewa.Happy Reading guys!!!
Part Fourteen
Harus Berpisah?
"Aku sakit hati...
Kau terbangkan ku ke awan
Lalu jatuhkan ke dasar jurang"
Liburan kenaikan kelas memang hal yang selalu ditunggu-tunggu oleh semua pelajar di berbagai tingkatan. Dua minggu mereka akan menikmati nikmatnya libur panjang dan kebebasan yang hakiki. Tak ada yang merasa sedih atau malas menghadapi liburan ini. Tapi tidak dengan Axel.Libur panjang adalah bencana—besar—baginya. Karena ia setiap hari dipaksa ke klinik untuk menggantikan papanya sementara. Ia sama sekali tak punya alibi untuk menolak saat ini.
Hingga sebuah ide muncul di kepala Axel. Ia sudah lama tidak berbicara dengan Raina. Hampir sebulan. Ia merasa perlu meminta maaf. Entah, padahal menurutnya ia tak melakukan kesalahan apapun itu, namun ia merasa benar-benar harus melakukannya.
"Saya mau jenguk Raina dulu." Pamit Axel saat dihadapan papa dan mamanya. Ada Azel juga disana.
"Nggak. Kamu ke klinik." perintah papanya. Axel mencebik. Sudah seminggu ia jaga di klinik. Dan seminggu itu pula, banyak gadis seumurannya yang modus dengan alasan sakit.
"Cuma hari ini." kata Axel. Lalu ia segera keluar, tanpa menghiraukan protes dari sang papa dan langsung memacu ninja hijaunya.
***
"Pagi tante." sapa Axel.
"Mau apa kamu?" tanya Rasti tak bersahabat.
"Saya.. Mau ajak Raina keluar tante. Boleh ya? Sekali aja." pinta Axel.
"Gak bo-"
"Tunggu gue. 15 menit lagi gue turun." Teriak Raina dari lantai atas. Ternyata Raina tahu akan kedatangan Axel. Axel yang menyadarinya langsung menerbitkan senyuman tipis di wajahnya.
Rasti menghela nafas. Pasrah, tak bisa lagi membantah jika seperti ini. Tuhan sedang tak berpihak padanya.
***
"Rain.." panggil Axel.
"Ya?"
"Maaf." Raina langsung tersenyum—entah kenapa.
"Lupain. Lagian lo kenapa sih? Kek orang bisu aja. Orang bisu aja pengen bisa ngomong, eh lo yang normal, bisa ngomong malah diem aja. Sariawan ya lo? Minum makanan yang mengandung vitamin C makanya! Jangan minum air putih mulu. Gue tau lo tajir, jadi nggak usah sok kere deh." gerutu Raina panjang. Membuat Axel kembali tertawa sejenak.
Sebulan gue gak denger ocehan lo, rasanya gue udah kangen banget Rain. Batin Axel sambil tersenyum kembali.
Sesaat, Axel langsung menggeleng dengan cepat, menyadari satu kesalahan.
Gue? Kangen? Sama si toa? Dih, kurang kerjaan banget. Axel bergidik ngeri membayangkan Raina mengetahui suara batinnya. Pasti Raina akan langsung menuju ke geer tingkat langit ketujuh.
"Brisik lo, toa!" umpat Axel.
"Eh tai lo, frozen" ujar Raina tak terima.
"Bodo. Yuk jalan."
"Mau kemana?" tanya Raina.
"Terserah."
"Lo yang ngajakin malah nggak tau kemana." gerutu Raina.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Found You
Teen Fiction【ON GOING】 Dia terjatuh... Ia tak tahu ada di mana... Sunyi... Senyap... Hanya suara binatang malam yang menemaninya Gelap gulita. Aneh... Bahkan tak ada setitikpun cahaya bintang atau rembulan Takut. Menyeramkan. Ia gemetar, hanya bisa menangis, di...