120 21 0
                                    

Warning!!!
Typo bertebaran
Kalimat berbelit
Baper tingkat dewa.

Happy Reading guys!!!

Part Seven

Cipika tanpa Cipiki

"Aku tak akan berjanji tuk selalu ada
Tapi aku kan berjanji agar berusaha
Untuk selalu ada"

"Lo.. Suka sama Dera?" tanya Raina, tatapannya terlihat serius, tidak ada raut konyol seperti biasa. Axel sedikit terkejut dengan pertanyaan Raina. Namun wajah nya sangat ahli dalam hal kamuflase.

"Kenapa nanya gitu?" tanya Axel tenang, berusaha tidak terdengar tersinggung.

"Eng.. Enggak papa. Cuma kepo aja. Soalnya gue buka halaman pertama buku sketsa lo, yang pertama gambarnya Dera. Dan captionnya pun, seakan lo sangat takut kehilangan dia." jelas Raina. Ia memalingkan wajahnya.

"Gue akan cerita kalo waktunya udah tepat. Tapi inget, lo nggak boleh tau hal ini dari orang lain. Harus dari gue. Dan saat gue jelasin, lo harus percaya sama gue. Karena gue lagi berusaha buat terbuka sama lo." kata Axel panjang. Axel menatap intens mata Raina. Ada kilat kesungguhan dan keseriusan dalam sorot matanya.

Raina tersenyum mendengar jawaban Axel yang walaupun tidak memuaskan, tapi Raina percaya pada Axel.

"Gue percaya ke lo. Dan tolong jangan hancurin itu."

Baru saja Axel hendak menjawab, tukang ketoprak sudah membawakan 2 piring ketoprak pesanan mereka. Mereka sama-sama memesan yang banyak bumbunya, jika Raina meminta agar pedas, Axel justru meminta tanpa cabai sedikitpun. Alasannya klise, nggak mau sakit perut. Padahal Raina tahu, kalau itu bohong. Axel sangat menghindari makanan pedas.

***

"Axel.." panggil Raina. Mereka sudah berada di gerbang rumah Raina.

"Hm?" tanya Axel malas.

"Makasih buat semuanya." kata Raina sambil tersenyum manis. Ah tidak, kelewat manis malah. Axel diam. Berusaha menormalkan jantungnya yang tiba-tiba memompa dengan cepat.

"Eh, lo sakit?" tanya Raina khawatir yang melihat Axel mendadak terdiam.

"Nggak. Ngaco!" sahut Axel ketus.

"Eh sans dong! Ngeselin tau!" kata Raina kesal.

"Bodo."

"Kalo ada masalah, gue ada buat lo." kata Raina tulus. Axel mengangguk.

"Gue pulang. Besok gue jemput." kata Axel langsung menyalakan motornya, lalu melesat pergi. Raina masih setia memandang kepergian Axel, hingga keberadaannya hilang dari pandangan Raina.

"Ih dasar, aneh! Nggak jelas!" kata Raina masih kesal.

"Aneh tapi suka kan?" ledek Rasti-mama Raina.

"Ih mama! Bikin kaget! Nggak lah. Mana mau Raina." kata Raina.

"Padahal mama restuin loh.." katanya lagi.

"Apaan sih ma! Eh, papa belum pulang?" tanya Raina. Rasti langsung diam.

"Eh mama, maaf." kata Raina merasa bersalah saat melihat raut wajah Rasti yang meredup

"Nggak papa. Sana tidur." kata Rasti sembari tersenyum tulus.

"Iya." jawab Raina singkat.

***

After Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang