十五

87 15 0
                                    

Warning!!!
Typo bertebaran
Kalimat berbelit
Baper tingkat dewa.

Happy Reading guys!!!

Part Fifteen

Pertemuan Kedua

"Apa cuma gue disini
Yang pernah berharap bisa hilang ditelan bumi
Karena ketemu sama orang yang sangat dihindari?"


Esoknya, Raina menceritakan semuanya pada Mita. Mita hanya bisa mengelus punggung Raina, mencoba menguatkan sahabatnya yang sedang sakit—hati. Mita tak berani memberi komentar, karena ia paham, Raina hanya butuh didengar, bukan diceramahi.

"Oke, sekarang lupain dulu ya. Kita beli perlengkapan sekolah aja gimana? Besok mulai sekolah loh, gue berharap kita sekelas lagi." kata Mita.

"Doain aja. Yuk ah, kok gue jadi melow gini sih? Ntar gue nggak keren lagi ah." ucap Raina sembari terkekeh, mengusap kedua matanya pelan.

Mita tersenyum, ia tak ingin melihat Raina terlalu bersedih. Cukup saat Rayyan hilang dan kejadian papanya yang membuatnya bersedih hati terus-menerus.

"Yuk, kita naik taxi aja ya." kata Raina.

"Eh, bang Rayyan kemana?" tanya Mita.

"Lagi di studio. Dia kan kerja disana." Mita hanya mengangguk takzim.

"Pulangnya kita makan eskrim sepuasnya. Setuju?" ajak Mita.

Raina mengangguk antusias. "Oke!"

***

Sekolah kembali ramai. Pengurus OSIS sibuk melaksanakan MOS untuk siswa baru kelas X SMA Rajawali. Beberapa siswa dan siswi menunjukkan senioritasnya pada murid baru. Ada juga yang sok cantik dan sok ganteng—Caper ke adik kelas, berharap ada yang naksir. Benar-benar kental dengan suasana tahun pelajaran baru.

Papan pengumuman di depan ruang guru padat oleh murid kelas 12 yang ingin tahu masuk ke kelas apa.

Raina datang telat pagi ini. Ia santai saja menunggu di ujung koridor. Ia tak perlu berdesakan untuk melihat papan pengumuman, karena ia tahu Mita pasti akan memberitahunya nanti.

Panjang umur, Mita berlari sambil berteriak menuju arah Raina.

"RAINA!! KITA SEKELAS LAGI! YA ALLAH MAKASIH! AKHIRNYA MASIH SEKELAS SAMA RAINA! NILAI TUGAS MATEMATIKA GUE BAKALAN AMAN! HUAA GUE SENENG BANGET!!" teriak Mita seperti orang gila.

"Brisik bego! Diliatin adek kelas sama guru." kata Raina menoyor kepala Mita.

"Lo kayak nggak seneng banget sih." Mita kesal.

"Diem. Kita kelas apa? Langsung masuk aja. Disini ramai banget. Pusing liatnya."

"XII IPA-1 kita. Emm.. Tapi.." ucap Mita ragu.

"Apaan?" Raina kepo.

"Kita sekelas sama-" Ucapan Mita terpotong oleh bel masuk. Murid-murid berhamburan ke kelas barunya. Termasuk Raina dan Mita.

"Ah, Ayok langsung ke kelas! Udah bel noh, ntar telat."

"Iya tap—"

"Bacotnya ntar aja, aelah, ayook" Seret Raina dengan memegang lengan kanan Mita.

***

Mereka berdua sudah mendekati—pintu, hanya di luar, belum masuk—kelas baru mereka yang sudah ramai. Napas mereka masih tersendat-sendat karena harus berlari plus naik tangga.

After Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang