Malam itu sekitar pukul 8, Regan duduk di kursi depan rumahnya sambil bermain game di gadgetnya. Angin yang berhembus cukup kencang saat itu membuat badannya kedinginan, jadi Regan memutuskan mengambil jaket kedalam kamarnya untuk melindungi tubuhnya dari angin malam yang katanya jahat.
Sesaat setelah mengambil jaket dari dalam kamarnya, Regan melihat Febri berjalan melewati rumahnya. Seketika Regan langsung memikirkan kembali apa yang terjadi terhadap dirinya karena merasakan perasaan yang aneh saat melihat Febri, sehingga timbulah rasa penasaran untuk membuktikan apakah dirinya memang seorang gay, atau hanya sekedar hasrat sesaat yang tak terbendung.
"Eh Feb.." teriak Regan.
"Eh a.. ada apa.." jawab Febri yang kemudian menghentikan langkahnya.
"Mau kemana?" Ucap Regan sambil berlari kecil menghampiri Febri.
"Oh ini mau ke minimarket.. mau beli makanan.." jawabnya.
"Eh kalau mau makan masuk aja ke dalem.." ajak Regan.
"Euuu enggak usah A, gapapa, ngerepotin.." tolak Febri halus.
"Euu yaudah,, saya antar ya, eh iya kamu emang tau minimarket disini?" Tanya Regan.
"Tadi waktu kesini aku kayaknya liat ada di depan komplek sih.." jawab Febri.
"Yaudah bareng aja ayo, sekalian mau ada yang dibeli.." ucap Regan memberi alasan.
Febri mengangguk menandakan kalau dia menyetujuinya, mereka berjalan beriringan dengan jarak tak lebih dari 1 meter. Karena mereka belum terlalu mengenal satu sama lain, sehingga masih sangat kaku untuk memulai sebuah obrolan. Febri terus berfokus pada langkah kakinya sambil terus menatap jalanan yang disinari beberapa lampu, sementara Regan mencoba mencari kegiatan dengan mengecheck ponselnya yang berisi chat dari pacar-pacarnya yang menanyakan keberadaan dan kabar Regan.
Perlahan Regan mulai bosan dengan ponselnya lalu kemudian memecah keheningan dengan mulai bertanya pada Febri.
"Eh, Feb kamu disini kerja atau gimana?" Tanya Regan.
"Iya kerja." Jawab Febri yang masih menatap jalanan.
"Ohh gitu.." Ucap Regan sambil mencari topik lain lagi.
"Kamu lulus kemaren?" Tanya Regan Lagi.
"Iya" Jawab Febri.
"Ohh.. SMA atau SMK?" Tanya Regan.
"SMA.." Jawab Febri yang lagi-lagi masih singkat.
Regan terus mencari obrolan namun Febri selalu menjawab singkat dan tak pernah bertanya balik, membuat Regan sulit memulai obrolan panjang dengannya.
Febri bukan tipe orang yang sombong atau judes hanya saja dia orang yang pendiam dan pemalu, sehingga dia akan sangat berhati-hati dalam berbicara khususnya pada orang yang belum ia kenal jauh karena takut salah berbicara dan menyinggung perasaan orang lain.
Tak mendapatkan topik lain, Regan kembali mengeluarkan ponsel dari saku kanan celananya dan kembali mengecheck chat pacar-pacarnya. Suasana pun hening kembali.
Setelah berjalan cukup lama dalam kondisi hening dan canggung, akhirnya mereka sampai di minimarket. Febri segera mengambil keranjang dan mengambil barang-barang yang akan ia beli.
Regan yang tak tau mau membeli apa akhirnya hanya mengikuti Febri kesana kemari, Febri yang menyadarinya merasa heran karena Regan bilang akan membeli sesuatu namun malah mengikutinya semenjak tadi.
"A.. katanya mau beli sesuatu?" Tanya Febri sambil menatap wajah Regan.
"Ohh euuu iyaa.. lupa.." Ucap Regan yang kemudian memisahkan diri dari Febri.
KAMU SEDANG MEMBACA
HASRAT (END)
RomanceWARNING Cerita ini tidak untuk dibaca anak kecil. Cerita seorang lelaki yang baru saja lulus SMA dan masih polos, memutuskan untuk pergi ke ibu kota mengadu nasib bekerja di salah satu restoran cepat saji. Alih-alih bekerja dengan fokus dan mengejar...