(tingggg nonggg...)
Suara bel terus berbunyi, Ethan bergegas membukakan pintu menemui siapa yang bertamu tengah malam.
"Regan??" Ucap Ethan kaget.
Regan menahan emosinya, setelah Regan tau kalau Ethan seorang gay, dia menjadi tak tenang saat tahu Febri bersama dengan Ethan. Melihat Ethan bertelanjang dada, membuat Regan semakin kesal karena terpengaruh prasangka buruknya.
"Mana Febri.." Ucap Regan singkat.
"Di kamar.. kenapa?" Jawab Ethan.
"Ngapain.." Ucap Ethan semakin menahan emosinya.
"Dia sakit jadi..." Ucap Ethan terpotong.
"Febri !!! Febbb.. Febri !!!" Teriak Regan yang sudah terbakar cemburu.
Mendengar suara Regan, Febri bergegas turun menemuinya. Dengan rambut yang sedikit berantakan dan memakai kemeja kebesaran milik Ethan membuat prasangka buruk Regan semakin menjadi. Segera Regan menarik tangan Febri dan Membawanya pulang.
"Regan?" Heran Febri.
"Ayo pulang !" Ucap Regan yang langsung menarik tangan Febri.
"Tunggu !" Tahan Ethan "urusan lo sama Febri apa.. dia lagi sakit !"
"Lo yang sakit !! Pinter banget lo nyari kesempatan.. !" Ucap Regan Emosi.
"Maksudlo apa.." ucap Ethan.
"Gausah berlaga bodoh !!" Ucap Regan menyingkirkan tangan Ethan yang menahannya.
Regan menarik Febri yang masih kebingungan dan tak mengerti apapun saat itu.
Kini mereka sudah ada didalam mobil, Regan terdiam sesaat sebelum menyalakan mesin mobilnya, Febri terdiam dan sangat merasa kesal dengan sikap Regan. Febri kesal kenapa Regan sangat mudah emosi, Ethan adalah atasannya, Febri sangat merasa tak enak padanya, dan sampai Regan memaksanya pergi Febri belum mengucapkan terimakasih kepada Ethan.
"Kamu kenapa.." Ucap Febri dengan suara datar.
Regan hanya diam dan terus menyetir dengan suasana hati yang masih buruk.
"Jawab.." ucap Febri.
Regan menghentikan mobilnya dan memarkirkan nya di sisi jalan.
"Kamu mau tau kenapa??? Karena gue cemburu.. gue gak mau lo ke tangan orang lain.." Ucap Regan yang semakin membuat Febri bingung.
"Maksud kamu apa.." Ucap Febri.
"Lo tau, gue sayang sama lo.. gue sayang banget sama lo... Gue gakbisa liat lo sama ethan.. gue gak bisa.." Ucap Regan.
"Ethan kan atasan aku Gan... Kamu gakbisa seenaknya kayak gini.. aku gak enak.."
"Yaudah pindah kerjaan aja.."
"Kamu pikir mudah?? Gak bisa seenaknya kayak gitu gan.. kamu pikir aku sama kayak kamu yang punya uang banyak? Aku harus kerja keras gan... Aku butuh uang, aku butuh kerjaann... Gak semua orang bisa kamu anggap samaa.. "
"Lo butuh uang berapa sih.. lo di bayar berapa sama Ethan !! Lo gak harus jual diri sama diaa.. !!" Teriak Regan penuh emosi.
Luka sebuah pisau mudah di obati, namun luka dari perkataan Regan tadi benar-benar menyakiti perasaan Febri. Kini perasaan Febri sangat sensitif seperti seorang wanita, matanya berkaca-kaca menahan tangis. Untuk pertama kalinya Febri dihina seperti ini, dan itu oleh seorang Regan. Rasa sakitnya terasa berkali-kali lipat, tak bisa digambarkan.
Febri segera membuka pintu mobil dan segera keluar lalu membanting pintu mobil dengan keras dari luar, cuaca dingin langsung menusuk ke tulang Febri karena hembusan angin yang kencang serta rintikan air bekas guyuran hujan seharian, Febri berjalan menjauhi Regan dengan segala ucapannya, kakinya yang tak beralas apapun, serta kemeja tipis yang ia pakai, membuat Febri kedinginan bukan main, namun ia mempercepat langkah kakinya, berlari sejauh mungkin entah kemana, setidaknya sejauh mungkin dari Regan.
Regan mengejar Febri, dan berhasil menahannya. Memeluknya dengan hangat dan berharap Febri tak berusaha menjauhinya lagi.
"Maaf feb... Aku cuman gak mau kamu pergi.. maaf... Aku sayang kamu.. aku sayang kamu... Aku sayang kamu.. apa itu gak cukup buat kamu feb.. jangan pergi.." Ucap Regan sambil memeluk Febri dengan erat.
Air mata Febri tak terbendung dan mengalir dalam pelukan Regan. Febri menyadari kalau Regan sangat menyayanginya, namun Perasaan Febri belum siap menerima Regan dan apa yang terjadi setelah nya.
Regan berhasil membawa kembali Febri, Regan mengajak Febri menginap di rumahnya. Hujan kembali turun, mengguyur kembali kota Jakarta.
Dan kini Febri dan Regan berada dalam sebuah kamar, hanya berdua. Mereka terdiam satu sama lain, sampai akhirnya Regan memeluk Febri yang sedang duduk di sisi tempat tidur dari belakang.
"Aku sayang kamu..." Ucap Regan.
Pelukan Regan semakin erat, nafasnya kini bersarang di leher Febri. Membuat Febri sedikit mengerang kegelian. Hasrat Regan meningkat, dia beranjak dari posisinya dan menarik Febri sampai ia terbaring dalam posisi telentang. Segera Regan duduk di atasnya.
"Gan.. kamu mau ngapain.." ucap Febri.
"Aku mau kamu.." Ucap Regan yang langsung mencium bibir Febri.
Febri terdiam, Regan terus mencium Febri dengan gairah yang semakin meningkat. Tangan Regan kini mulai melepaskan kancing demi kancing kemeja yang Febri pakai, dada Febri diremas olehnya dengan kasar, ciuman Regan semakin turun kebawah, leher dada perut, sampai pada bagian bawah Febri.
Segera Regan membuka celana dalam kebesaran yang Febri pakai saat itu, penis Febri langsung keluar dan berdiri dengan tegak. Regan tersenyum dan menatap wajah Febri, Febri menutup wajahnya dengan bantal dan Regan mulai mengulum kemaluan Febri.
Febri mengerang kenikmatan dan sedikit geli, setelah beberapa saat Regan berhenti. Febri membuka matanya dan melihat kenapa dia berhenti. Regan melepaskan baju dan celananya, sehingga tubuh indahnya kini tak tertutup oleh apapun lagi.
Senjata kebanggaannya sudah siap digunakan, kembali regan mencium Febri, kini mereka sama-sama bertelanjang, Regan membalikan tubuh Febri sehingga ia kini tengkurap. Regan menciumnya dari belakang sampai akhirnya dia mencoba untuk melakukan seks dengan Febri lagi.
Febri sedikit berteriak menahan sakit sekaligus kenikmatan, perlahan Regan berhasil memasuki tubuh Febri, suara desahan mereka menyatu dengan suara hujan. Malam itu sangat terasa romantis, tubuh mereka menyatu dan seakan tak ada yang bisa memisahkan mereka.
Mereka berciuman dengan bergairah dan berganti posisi beberapa kali, kini Febri sudah mulai menikmati permainan hebat dari Regan, melihat wajah Febri yang terlihat sangat menggemaskan Regan tersenyum lebar, Regan terus menggerakkan badannya naik turun sementara mata nya saling bertatapan dengan Febri.
Gerakan semakin cepat dan pada akhirnya Febri tak bisa menahannya lagi dan disusul oleh Regan. Malam yang dingin namun terasa sangat panas bagi mereka.
Mereka terbaring dengan tetap saling berpelukan, sulit dipercaya tapi kini Febri sangat merasa nyaman berada dipelukan Regan.
"Aku ingin selamanya sama kamu Feb.. i love you.." Ucap Regan lalu mencium Febri...
.
.Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
HASRAT (END)
RomanceWARNING Cerita ini tidak untuk dibaca anak kecil. Cerita seorang lelaki yang baru saja lulus SMA dan masih polos, memutuskan untuk pergi ke ibu kota mengadu nasib bekerja di salah satu restoran cepat saji. Alih-alih bekerja dengan fokus dan mengejar...