Bagian akhir. (END)

5.4K 271 45
                                    

Regan segera melajukan mobilnya dengan perasaan panik, bersama ibunya yang duduk disampingnya. Ibu Uci melihat Regan sangat gelisah ini bahkan pertama kalinya Regan terlihat sangat ketakutan.

Tiap detiknya Regan selalu mengatur nafasnya, namun tak bisa menutupi rasa paniknya tersebut. Ibu Uci mencoba menenangkan Regan, meyakinkannya bahwa Febri baik-baik saja.

Apa yang ada dalam pikiran Regan saat ini adalah hanya Febri, perasaannya sungguh buruk. Regan merasa hal besar terjadi pada Febri tentang bagaimana kondisinya sekarang.

Setelah sampai di rumah sakit, Regan segera berlari ke arah ICU , menemui Febri. Disana sudah ada Fadly, dan juga bersama Dafa dan Om Bayu.

Saat itu Febri sedang dalam pemeriksaan, pintu ICU di kunci, Regan sangat lemas ketika Febri masih didalam ICU dalam waktu yang lama, ini artinya luka yang di dapatkan Febri bukan luka kecil.

Febri menunduk sambil berusaha menahan air matanya dengan menutup matanya dengan kedua tangannya. Orang yang saat itu melihat Regan, merasakan hal yang sama seperti yang Regan rasakan.

"Tenang Gan.. Febri akan baik-baik aja kok.." Ucap Fadly menenangkan Regan dan menyuruhnya duduk.

Semua menunggu Febri dalam keheningan di depan ruangan ICU, hanya ada harapan bahwa Febri akan baik-baik saja. Hanya ada harapan kalau nanti semua ini akan baik-baik saja.

Dalam diamnya, Regan terus menerus menyalahkan dirinya atas apa yang Febri alami.

"Salah gue fad.. karena gue, dia kayak gini.. seandainya gue gak pernah ada di hidup dia.. hidup dia akan jauh lebih baik.." Ucap Regan lemas.

"gan.. sekarang sih bukan saatnya nyari siapa yang salah.. yang penting sekarang adalah keselamatan Febri.. lo harus kuat gan.. jangan gini lah.." Ucap Fadly.

Regan menunduk, dan tak bisa menahan air matanya lagi. Satu tetes sudah berhasil keluar dari kelopak mata Regan, menandakan hatinya kini benar-benar merasa hancur

Tak berselang lama Ethan dan Andra datang bersama, mereka pun terlihat gelisah dan kaget mendengar berita tentang Febri.

"Fad.. Gan.. ada apa.. Febri kenapa?" Ucap Ethan.

"Beberapa preman mabuk melakukan kekerasan seksual ke Febri, dan kayaknya Febri mencoba melawan jadi dia di pukul oleh sesuatu.. kepalanya pendarahan.. beberapa bagian tubuhnya juga banyak luka.." Ucap Fadly.

Regan semakin kesal mendengar penjelasan Fadly, rasanya ingin sekali dia membalas semua yang telah dilakukan Preman-preman itu terhadap Febri, tangannya di kepal dengan keras, sehingga otot-otot tangan Regan terlihat sangat jelas. Tak ada yang berani pada Regan jika dirinya sudah seperti ini.

Dokter keluar dari ruangan setelah pemeriksaan berakhir. Regan segera bertanya pada dokter tentang kondisi Febri.

"Gimana dok.. Febri baik-baik aja kan.. dia selamat kan? Dok.. " ucap Regan.

Dokter yang memeriksa Febri akhirnya menjelaskan kondisi Febri sekarang. Menurutnya jika Febri tak cepat dibawa ke rumah sakit maka mungkin nyawanya tak dapat diselamatkan karena Febri sudah kehilangan banyak darah. Luka di kepalanya pun cukup parah hingga dia harus mendapatkan 32 jahitan di kepalanya. Namun Febri sudah melewati masa kritisnya namun masih tidak sadarkan diri.

Regan sedikit merasa tenang, namun dia masih sangat sedih dan terus menyalahkan dirinya. Amarahnya pun memuncak ketika mereka mendapatkan kabar kalau preman yang menganiaya Febri sudah tertangkap. Emosinya tak bisa di tahan lagi, ia segera pergi menuju kantor polisi menemui preman-preman itu dengan maksud ingin membalas perbuatan mereka.

Ethan, Fadly, dan Andra mengenal Regan dengan jelas. Dia akan bertindak gegabah jika sudah emosi. Mereka kemudian mengikuti Regan sampai kantor polisi.

HASRAT (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang