"Regan !!!! Bangun!!! Udah siang!!!" Teriak Ibu Uci membangunkan Regan.
"Kamu gak kerja apa?" Teriaknya lagi.
"Mahh... Hari ini kan masih cuti lebaran.." Jawab Regan dengan mata yang masih tertutup.
"Ya kalaupun libur ya tetep harus bangun pagi, nanti rejeki di patok ayam.." Ucap Bu Uci sambil membuka gorden.
Cahaya matahari langsung masuk kedalam kamar regan, membuat matanya silau. Jam sudah menunjukan pukul 9.28 namun Regan baru terbangun dari mimpi-mimpinya itu.
Regan sudah lulus pendidikan S1 nya sebagai akuntan, sekarang dia bekerja disebuah perusahaan pengiklanan. Kehidupannya cukup berbeda dengan Febri, Regan cenderung menyukai kehidupan yang ramai dan glamor. Terbiasa menikmati seluk pikuk Jakarta yang mempengaruhi sikapnya juga.
Tempat favorit Regan adalah sebuah Bar di daerah Kemang, menghabiskan waktu bersama teman-temannya atau hanya sekedar minum-minum ketika sedang stress.
Wajahnya yang tampan membuat para gadis yang bertemunya bisa mudah didapatkannya, Regan juga dikenal sering berganti-ganti pacar dan membuatnya di cap playboy..
Walaupun terlihat bebas dan nakal, Regan adalah seorang anak yang sangat patuh dan menyayangi orang tuanya, Ibu Uci. Dia selalu menuruti apa yang Ibunya inginkan. Dia anak yang sangat baik.
Tapi sebenarnya, Ibu Uci bukanlah ibu kandungnya. Sejak kecil Regan tinggal di sebuah Panti Asuhan hingga berumur 8 tahun sampai akhirnya di adopsi oleh Ibu Uci.
Dia tidak tau dan tidak mau tau dimana keberadaan orangtua kandungnya. Entah mereka dimana, atau kita ganti pertanyaannya dengan entah mereka masih hidup atau tidak.
Pada awalnya, Regan adalah anak yang sangat nakal dan berandalan. Suka berkelahi bahkan sempet masuk penjara beberapa hari karena ikut tawuran. Namun dengan kasih sayang yang tulus dari Ibu Uci, perlahan Regan berubah dan semakin bisa mengendalikan dirinya.
Ibu Uci tidak terlalu mempermasalahkan sifat Regan, baginya yang harus dilakukan adalah memberinya perhatian dan kasih sayang lebih. Regan yang sejak bayi sudah tinggal di Panti Asuhan membuatnya belum pernah merasakan kehangatan orangtuanya, pengasuh di panti pun tak bisa memberi perhatian lebih karena disana pengasuh panti harus membagi perhatiannya juga ke setiap anak disana.
Ibu Uci sudah tidak menganggap Regan sebagai anak angkat, dia menganggap Regan adalah anak kandung semata wayangnya. Rasa sayangnya sama seperti orang tua kandung lainnya.
Sedikit info tentang Ibu Uci, dia adalah seorang janda. Dulu Ibu Uci pernah menikah dan memiliki suami selama 5 tahun, namun mereka belum dikaruniai seorang keturunan. Setelah diperiksa ke dokter, ternyata Ibu Uci memiliki kanker di rahimnya, sehingga rahim Ibu Uci harus diangkat. Pukulan yang sangat berat baginya, terlebih seorang wanita yang tau pada kenyataannya dia tak akan pernah melahirkan seorang anak dari rahimnya. Setelah operasi pengangkatan rahim, suaminya memutuskan untuk meninggalkan nya. Dalam kondisi disaat benar-benar membutuhkan dukungan seseorang.
Sempat putus asa dan mencoba bunuh diri, hidup Ibu Uci berubah ketika dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak dari panti asuhan yang bernama Regan Dirgantara. Baginya kehadiran Regan menjadi obat penyembuh luka didalam hatinya. Setulus hati, Ibu Uci membesarkan Regan sampai saat ini.
Berbicara kembali tentang Regan, sampai saat ini dia belum merasakan cinta yang sesungguhnya. Dia memang sudah berpacaran berkali-kali dengan beberapa wanita cantik, namun itu hanya sekedar penyaluran hasrat laki-laki semata.
Berhubungan seks adalah hal yang menurutnya lumrah dilakukan, bahkan teman Regan menjulukinya sebagai maniac sex .Bagaimana tidak, dia sangat terang-terangan dalam kehidupan seksnya. Contohnya seperti saat dia baru saja melakukan hubungan badan dengan pacarnya dia tak akan lupa memfotonya dan mengirimkan nya ke teman-temannya. Baginya itu kebanggaan tersendiri, memiliki penis yang juga dia atas rata-rata dan tahan lama membuatnya tak pernah malu ketika masturbasi di depan teman-temannya. Terkadang mereka juga melakukannya bersama-sama sambil menonton video porno.
KAMU SEDANG MEMBACA
HASRAT (END)
RomanceWARNING Cerita ini tidak untuk dibaca anak kecil. Cerita seorang lelaki yang baru saja lulus SMA dan masih polos, memutuskan untuk pergi ke ibu kota mengadu nasib bekerja di salah satu restoran cepat saji. Alih-alih bekerja dengan fokus dan mengejar...