Bertemu Satu Persatu

6.4K 335 16
                                    

Senin pagi, semua orang kembali ke rutinitas setelah pulang ke kampung halaman merayakan lebaran, para pemudik sudah kembali ke perantauan ditambah para perantau baru yang membuat kota Jakarta menjadi semakin penuh dan padat. Kantor-kantor sudah mulai buka, pelayanan masyarakat dan bank menjadi sangat penuh di hari pertama masuk kerja.

Febri terbangun, masih dengan selimut yang menempel pada tubuhnya dan mata yang masih lengket Febri mencoba beranjak dari tempat tidurnya dan melihat jam dinding yang sudah menunjukan jam 6 pagi. Febri lalu tersadar kalau Regan yang menemaninya tadi malam sudah tidak ada disampingnya, Teringat hari ini juga menjadi hari pertamanya kerja Febri segera bergegas untuk berangkat.

Setelah beres dan siap, Febri naik Transjakarta menuju tempat kerjanya sesuai interupsi dari Ibu Uci. Baru ada beberapa orang yang duduk didalam, Febri menjadi bebas memilih tempat duduk.

Karena hari pertama, Febri sedikit agak gugup dan di penuhi rasa cemas. Di sisi lain, Febri juga tak bisa melupakan kejadian tadi malam. Mengapa Regan menciumnya, dan kenapa dia membalasnya. Ini kali pertamanya juga, mana mungkin bisa ia lupakan. Tak pernah melakukannya (ciuman) bahkan berpacaran pun tak pernah rasanya kejadian semalam sangat mengagetkan, Febri memang sangat penasaran, diusianya yang sudah 18 tahun menurutnya sudah saatnya dia mengenal hal itu namun kenapa dia melakukannya dengan seorang pria itulah yang jadi masalah.

Tak ingin hal itu membuatnya tak fokus dalam bekerja, Febri berusaha menyadarkan dirinya dengan menepuk kedua pipinya pelan.

"Maaf, saya mau ke daerah ini..." Ucap Febri sambil menunjukan alamat yang ia tulis di kertas pada seorang penumpang yang duduk disampingnya.

"Oh, saya juga mau ke daerah sini. Nanti turun bareng aja..." Jawab penumpang tersebut.

"Ohh iyaa. Makasih..." Ucap Febri.

Selang beberapa menit akhirnya Febri sampai di tempat tujuannya.

"Disini mas.. ayo turun.." ajak penumpang disampingnya.

"Eh iya. " Ucap Febri lalu mengikutinya.

"Nanti mas tinggal nyebrang aja.. tuh tempatnya disana.." Ucap penumpang tadi sambil menunjukan tempat tujuan Febri.

"Duh makasih ya mas.. makasih..."

Penumpang tersebut tersenyum, mereka pun berpisah di halte. Febri kemudian berjalan dan menyebrang dengan jembatan penyeberangan, dengan langkah pasti Febri berusaha menenangkan dirinya agar dia tidak terlalu gugup. Sesampainya di restoran cepat saji tempatnya bekerja dia yang menggunakan seragam hitam putih dihampiri salah satu pekerja disana yang diketahui bernama Mila.

"Kamu pegawai baru ya?" Tanyanya.

"Iya.." jawab Febri.

"Kamu sudah ditunggu pak Ethan di ruangan."

"Ruangannya sebelah mana ya.."

"Ayo saya antar.."

Pekerja tersebut mengantar Febri menemui ruangan bosnya, namun rasa gugup tak bisa ia sembunyikan saat ia sudah berada didepan pintu ruangan.

"Ini ruangannya, jangan gugup beliau baik kok.." ucapnya.

"Hmm iya .. makasih.."

"Yaudah aku balik ya.. good luck.." ucapnya sambil tersenyum menyemangati Febri.

Febri kemudian mengetuk pintu ruangan bosnya lalu membuka nya untuk meminta izin.

"Permisi.." ucap Febri

"Iya masuk.." Jawabnya.

Febri pun melangkah menghampiri Ethan.

"Silahkan duduk.." Ucap Ethan yang berdiri dari tempat duduknya.

HASRAT (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang