Bagian-bagian akhir, part 2

3.6K 203 4
                                    

Febri berangkat menemui temannya di sebuah kostan yang dirasa cukup bagus dan mungkin saja harganya mahal, Febri mengetuk pintu dan mulai memanggil temannya yang bernama Dafa.

"Daf.. Dafa.. permisi..."

Dafa kemudian keluar dari kostannya dan menyambut teman lamanya dari kampung. Usia Dafa memang lebih tua 3 tahun dari Febri, tapi mereka pernah main bersama di kampung dulu.

"Eh febri.. wahh ganteng sekarang mah.. sini masuk.." Ajak Dafa.

Benar saja kostan milik Dafa sangat bagus, fasilitas nya lengkap bahkan ada sebuah AC, Febri duduk di sofa sambil melihat sekeliling, walaupun kostan Febri kemarin sudah dirasa bagus, tapi kostan Dafa rasanya lebih bagus dari miliknya.

Tunggu, itu bukan miliknya lagi. Sudah pergi cukup jauh pun Febri masih saja belum bisa melupakan kostannya kemarin dan kenangan bersama Regan, Febri sangat merindukannya.

"Kamu keluar dari kerjaan kamu Feb?" tanya Dafa sambil menyuguhkan minuman.

"Iya Daf.. ada masalah.. kamu punya lowongan enggak.." Tanya Febri.

"Ada sih.. Cuman di club malem.. gak cocok buat kamu.." Ucap Dafa.

"Emang kerjaannya apa?" tanya Febri.

"Pelayan sih.. cuman nganterin minuman sama makanan gitu.. tapi mending jangan lah Feb.. tempatnya serem, yaaa namanya juga club.. jadi ya gitu deh.."

Febri berpikir kalau itu memang bukan pekerjaan bagus, tapi ia juga tak mungkin hanya berdiam diri menumpang pada Dafa, ia juga membutuhkan uang. Mungkin jika ia berhati-hati tak akan ada yang terjadi.

"Gapapalah Daf.. aku bisa kok.." Ucap Febri.

"Yakin?"

"Iya.."

"Yaudah malem ini kita berangkat ya.. aku mau nemuin kamu sama boss aku.."

Febri mengangguk, syukurlah hari ini Febri langsung mendapat pekerjaan. Setidaknya jika ia memiliki kesibukan ia bisa cepat melupakan Regan. Febri melihat handphonenya yang dalam kondisi mode hening penuh dengan panggilan dari Regan, Regan terus mencarinya sampai saat ini. Tapi Febri tak bisa menerima panggilannya, iya tak tahu apa yang harus ia sampaikan pada Regan. Febri lalu mematikan ponselnya dan bersiap-siap ikut Dafa ke tempat kerjanya.

"Ayo Feb.." Ucap Dafa.

"Iya.." Jawab Febri.

Dafa dan Febri kemudian berangkat ke tempat kerja, diluar sudah ada sebuah mobil range rover berwarna hitam sudah menunggu mereka. Seorang pria dewasa dengan gaya lelaki heteroseksual, baju kemeja ketat dan celana bahan yang menonjolkan selangkangannya juga rambut kelimis dan wajah yang bersih sudah berdiri di depan mobil seperti menunggu mereka.

"Hai.." Ucap Dafa.

"Hai.." Laki-laki itu menyambut Dafa lalu memeluk dan mencium pipi Dafa.

Febri kaget melihat ini, dan Dafa terlihat kikuk seperti orang yang malu karena Febri melihat Dafa. Apakah Dafa juga seorang gay? Febri yakin kalau Dafa adalah gay, tapi kenapa.. dia mengenal Dafa sejak lama, dia tak pernah menunjukkan dirinya sebagai gay. Tapi beberapa tahun tak bertemu, dirinya sudah berubah seperti ini. Dari awal memang seperti ada perubahan, Dafa yang dulu sangat cuek dengan penampilan, kini tampil dengan penampilan yang sangat modern layaknya remaja perkotaan yang sangat stylish.

"Euu.. emm ini Om Bayu Feb.." Ucap Dafa mengenalkan.

"Hai. Saya bayu.." Ucap Om Bayu mengulurkan tangan pada Febri.

"Febri.." Ucap Febri masih dengan tatapan bingung.

"Euuh yaudah ayo.. kita berangkat.." Ucap Dafa.

HASRAT (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang