[2] Tetangga

12.7K 1.4K 160
                                    

Ara pulang bersama Minhyun, tapi papanya ke kantor lagi karena pekerjaannya belum selesai.

"Lepasin gue, gue janji bakalan jauhin Somin!" tiba-tiba terdengar suara seorang laki-laki saat Ara baru saja memegang gagang pintu rumahnya.

Karena penasaran, ia mengurungkan niatnya untuk membuka pintu dan malah melihat apa yang terjadi disana.

Ara melihat seorang siswa sedang di keroyok oleh 5 siswa lain. Ara langsung berlari menghampiri siswa yang sudah terlihat lemah itu berniat menolongnya.

"Tolong berhenti!" cega Ara.

"Lo siapa ha?" tanya laki-laki tinggi ber-name tag Jhonny, ia masih mengenakan seragam dan seragamnya mirip dengan seragam sekolah Ara.

"Lihat, bibirnya berdarah!" bela Ara lagi yang berusaha membantu siswa itu.

"Biarin aja, siapa suruh jadi orang ketiga!" ujar salah seorang siswa yang seragamnya telah acak-acakan.

"Sagang, dia siapa lo?" tanya siswa yang terlihat paling muda, Jisung namanya.

"Cewek gue, gue nggak pernah deketin Somin. Gue udah punya cewek jadi pergi!" teriak siswa yang bernama Sagang tersebut.

Ara hanya terdiam saat mendengar seorang laki-laki mengakui kalau dia pacarnya.

"Makasih ya," ucap Sagang pada Ara.

"Iya, nggak apa-apa kan?" tanya Ara.

"Nggak, cuma luka dikit." jawab Sagang.

Sagang berusaha berdiri namun betisnya masih sakit efek diinjak tadi.

"Aduhhh,"

"Sini, ku bantu." tawar Ara mengulurkan tangannya.

Ara pun membantu Sagang ke rumahnya, yang ternyata notabenenya adalah tetangga disamping rumah Ara sendiri.

"Makasih ya," ucap Sagang saat dibantu duduk oleh Ara di sofa rumahnya.

"Iya, aku pamit ya." ujar Ara, namun pergelangan tangannya di cegat oleh Sahang.

"Maaf ya, tadi gue bilang lo cewek gue. Maaf banget," ucap Sagang yang dibalas senyum oleh Ara kemudian keluar dari rumah Sagang.

Ara masuk ke dalam rumahnya, kepalanya tiba-tiba saja pusing dan penglihatannya mulai buram, lalu gelap.

Ara terbangun di kamarnya, ia bingung. Ia ingat tadi pingsan di sofa tapi sekarang di kamarnya.

Ara keluar dari kamarnya, melihat papanya sedang mengobrol dengan seseorang di ruang tamu.

"Makasih ya nak, kalau nggak ada kamu mungkin Ara bakalan pingsan disini terus." ucap Minhyun.

"Nggak apa-apa om, tadi Ara juga udah nolongin saya. Saya kesini cuma mau bawain gelang Ara yang tadi ketinggalan pas nolongin saya. Saya udah ngetok pintu eh ternyata enggak dikunci, saya masuk dan liat Ara pingsan di sofa. Jadi saya gendong naik ke kamarnya. Saya tau kamarnya karena ada nama Ara di pintu
" jelas orang yang mengobrol dengan Ara, Ara kenal suara ini. Sagang.

"Iya nak, sekali lagi makasih ya." ucap Minhyun sekali lagi.

"Saya pulang dulu ya om, nanti mama saya nyariin lagi." kata Sagang.

Ara yang masih pusing dan masuk kembali ke kamarnya.

Ara terbangun pukul 8 malam setelah ia tidur tadi sore, ia tak menemukan Minhyun di rumah. Ia hanya melihat sebuah note di meja makan.

Untuk Araku sayang.

Nak, Papa berangkat ke Amerika malam ini. Maafkan mendadak sayang, klien papa marah karena pekerjaan teman papa yang diusul kesana tidak sesuai yang diharapkan. Jadi bos papa menyuruh papa yang pergi.

Sayang, maafkan papa. Tapi papa sudah siapkan semuanya. Isi kulkas sudah lengkap, ada snack juga. Kalau kamu mau masak, masak saja sayang. Di lemari Kamar papa, kamu buka laci kecil. Disitu ada beberapa kartu kredit untuk kamu, pakai papa ya sayang, ada di sana kok. Sandinya tanggal lahir mama kamu, kamu juga tau kan.

Maafin papa sekali lagi sayang, besok pagi kamu kesekolah di antar sama Sagang. Kamu udah kenal kan, dia tetangga kita. Papa udah minta ke dia, dan dia mau. Papa juga udah ngomong sama mamanya Sagang, dan tidak keberatan kalau antar jemput kamu selama seminggu.

Papa di Amerika seminggu sayang, kamu mau oleh-oleh tinggal telepon atau sms ya.

Maafin papa sekali lagi ya sayang.

Papa Ara.

Ara menteskan air mata, bukan karena sedih. Tapi karena bahagia, papanya sangat peduli. Menyiapkan segala keperluan Ara.

Ara merasa sangat beruntung mendapat perlakuan seperti itu dari papanya. Beruntung sekali.

Keesokan harinya, Ara menunggu Sagang di luar rumah. Sagang yang akan mengantar Ara sekolah, kebetulan satu sekolah juga.

Papa Ara setuju kalau anaknya di bawa oleh Sagang karena Sagang baik, terlihat dari wajahnya kalau dia bukan anak yang nakal.

"Ayo naik!" Sagang yang telah siap dengan motornya di depan rumah Ara

"Iya, aku kunci dulu pintunya." balas Ara.

"Sagang, hati-hati ya!" teriak mama Sagang dari rumahnya.

"Siap mama!" kata Sagang seraya memberikan hormat.

Ara dan Sagang pun berangkat bersama me sekolah. Ini pertama kalinya Ara naik kendaraan dengan laki-laki selain papanya. Dan ini pertama kalinya Ara naik motor.

Selama perjalanan hanya diam saja, tanpa sadar mereka sampai.

"Aku kekelas duluan ya," ujar Ara.

"Kelas lo dimana? Kalau jemput gue langsung ke kelas lo aja," tanya Sagang ramah.

"II IPA 5, kamu nunggu aku disini aja."

"Oh, nggak apa-apa. Kelas gue disamping kelas lo kok. Kelas II IPA 6. Bukan cuma rumah, kelas aja tetanggaan hehehe," ucap Sagang tertawa. Dan Ara pun ikut tertawa

"Oke, kita jalan bareng aja ya." ajak Sagang dan dibalas anggukan oleh Ara.

Saat di koridor, mereka jalan bersama. Saat melihat Jhonny, Sagang langsung menggenggam tangan Ara.

"Plis, jangan lepas ya. Jhonny di depan." bisik siswa bersuara merdu itu.

"Iya."

Jhonny hanya tersenyum saat lewat di dekat Sagang dan Ara. Jhonny sempat berbisik.

"Langgeng bro,"

"Kenapa memangnya?" tanya Ara.

"Gue dituduh suka sama Somin, pacarnya Jhonny padahal nggak. Malahan Somin yang suka." jawab Sagang.

"Eh kelas ku, duluan ya!" pamit Ara melepas tangan Sagang dan masuk ke kelasnya.

Sagang tersenyum, sedangkan seseorang yang tengah memperhatikan mereka terlihat kesal.

Jangan lupa vote 🖤.

Bad Boy || Winwin NCT/WayV ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang