"Dia anaknya Minhyun kan?" tanya Teuhang. Dengan cueknya Winwin harus menjawab pertanyaan ayahnya.
"Iya, dia di bully di Sekolah. Katanya antar ke sini aja, nanti telepon pak Minhyun!" ucap Winwin sedikit membentak ayahnya, menggendong Ara yang sudah tak sadar masuk ke kamarnya.
Winwin mengambil air dan tisu untuk membersihkan luka gores pada Ara dan menghilangkan coretan pada wajah Ara.
Ia juga mengobati dan memberi perban luka gores dan membiarkan Ara tidur sampai ia terbangun nanti.
Tak berapa lama kemudian, Minhyun akhirnya sampai setelah ditelepon oleh Teuhang.
"Ara!" teriak Minhyun khawatir.
Winwin yang tadinya duduk di samping Ara langsung berdiri dan memberi jalan kepada Minhyun.
"Sicheng, dia kenapa?" tanya Minhyun.
"Sicheng udah nungguin dia diparkiran pas pulang. Rencana dia bakal saya ajak ke mall buat cari kado adik sepupu saya. Saya telepon akhirnya dia angkat. Dari suaranya dia udah lemah, Pak. Saya tanya dia dimana, dia jawab gudang. Saya langsung lari ke gudang dan nemuin dia luka - luka gores gini. Saya tanya alamat rumahnya tapi katanya bawa ke rumah saya aja dan telepon papanya buat ke rumah saya, kesini. " jelas Winwin sesuai kenyataan.
"Makasih nak, dan jangan panggil pak tapi om aja"Ucap Minhyun tersenyum
"Om saya keluar dulu ya." kata WinwinSedangkan di dalam kamar Winwin sekarang.
"Saya sering mendengar kenakalan Sicheng. Bolos, memalak, berkelahi, dan lain-lain. Tapi mengapa berbeda dengan sikapnya sekarang. Ia terlihat baik, dan juga jujur. Ketidaksopanannya pada orang tuanya tadi malam membuat ku ragu kalau dia orang yang baik, tapi sekarang yang kulihat hal berbeda dari dirinya. Ia masih memiliki rasa kepedulian. " pikir Minhyun.
Teuhang membuka pintu kamar Winwin. Guna melihat kondisi Ara.
"Apa Ara sudah sadar?" tanya Teuhang.
"Belum," jawab Minhyun kecewa.
"Semoga ia cepat sadar." harap Xhiun yang baru saja masuk ke dalam kamar Winwin.
"Untung ada Winwin, kalau tidak-" ucap Minhyun terpotong saat Winwin masuk ke kamarnya.
"Kalian sibuk mengobrol, Ara sadar!" celutuk Winwin dan semua yang di dalam kamar melihat kearah Ara yang sedang tersenyum.
"Sayang kau tidak apa-apa?" tanya Minhyun dengan raut wajah yang sangat khawatir.
"Enggak apa-apa kok, udah diobatin sama Sicheng."
"Untunglah, kau mau sesuatu sayang?" tanya Xhiun.
"Air saja," jawab Ara.
"Siapa sih yang bikin lo begini?" tanya Winwin.
"Sicheng! Ara baru saja sadar. Jangan tanyakan hal itu dulu." bentak Teuhang.
"Aku tidak tahu, mereka awalnya menutup wajahku dengan karung, setelah itu dengan kain." kata Ara berbohong.
"Yang penting kau baik-baik saja sayang," kata Minhyuk seraya mengelus rambut anaknya.
"Pa, perih." ringis Ara.
"Kita ke dokter?" tanya Minhyun.
"Tidak, aku tidak mau." tolak Ara menggeleng.
"Nak Sicheng, besok izinkan Ara ya," pinta Minhyun.
"Iya." jawab Winwin.
"Winwin keluar dulu," kata Winwin lagi sambil memakai jaketnya.
"Kemana?" tanya Teuhang.
"Beliin Luna kado," ucap Winwin datar dan berjalan keluar.
"Maaf gue nggk bisa temenin." batin Ara melihat Winwin keluar dari kamarnya.
"Ara menginap saja malam ini di sini!" ucap Teuhang.
"Tidak apa-apa, Ara pulang saja." kata Minhyun.
"Kau mau lukanya berdarah jika ia bergerak banyak?" tanya Teuhang.
"Iya juga, tidak apa-apa kan Ara kau disini semalam?" tanya Minhyun.
"Kau tak perlu takut, aku akan menjagamu seperti ayahmu nak." ujar Teuhang.
"Dan ada aku juga," sambung Xhiun.
Ara tersenyum.
"Iya, tapi papa juga harus nginap."
"Iya sayang," kata Minhyun mengecup punggung tangan anaknya.
Di lain sisi, Winwin sangat kesal dengan perilaku ayahnya. Bahkan didepan tamu, dia dibentak.
Setelah membeli kado, Winwin segera menghadiri ulang tahun adik sepupunya.
Saat berada di mall, dia sedikit kebingungan. Entah apa yang disukai anak perempuan. Setahunya, anak perempuan hanya bermain boneka. Tapi, ada banyak jenis boneka.
Seketika Winwin teringat dengan sampul buku Ara, sampul bergambar kuda berambut warna-warni. Entah apa namanya.
Karena kebingungan, Winwin bertanya saja kepada penjaga yang ada disana.
"Permisi, apa disini ada boneka kuda yang rambutnya warna warni itu, yang mirip pelangi?"
Penjaganya terperangah karena ketampanan seorang Winwin, sampai Winwin harus menegur beberapa kali pada penjaga itu.
"Mbak, ada gak?"
"Eh, iya ada."
Sepulangnya dari mall, dia segera menuju rumah paman dan bibinya.
Vote^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy || Winwin NCT/WayV ✓
Fanfiction"Jangan panggil gue Sicheng!" "Kan name tag lo Dong Si Cheng!" "Ya gue bilang jangan!" "Terserah gue dong!" #1 - Sagang #1 - Theeastlight [Proses revisi ~]