[7] Labrak

9.9K 1.1K 166
                                    

Hari ini Ara datang ke sekolah bersama Sagang lagi, karena Minhyun sedang banyak pekerjaan sekarang.

Saat berjalan di koridor seseorang melihat Sagang dan Ara berjalan bersama layaknya pasangan.

"Liat aja nanti, gue udah cukup sabar liat elo sama Sagang!" batin seseorang.

"Sagang, bentar pas pulang nggak usah nungguin aku ya. Ada eskul," kata Ara.

"Gue tungguin aja, takut lo kenapa-kenapa," balas Sagang.

"Nggak apa-apa kok, nanti aku nelpon papa." tolak Ara.

"Iya deh,"

"Gue bakal tetap nungguin lo," batin Sagang.

Ara masuk ke kelasnya, melihat sebuah pemandangan yang tidak baik.

Winwin berbuat onar lagi dengan seorang siswa, bisa dilihat dari name tag nya siswa itu bernama Kang Daniel.

Jika dikira, Winwin pasti akan kalah. Karena badan Daniel lebih besar daripada Winwin.

"Ayo lawan!"

"Daniel Daniel!"

"Winwin Winwin!"

Semua murid hanya melihat dan menyoraki mereka, bukannya memisahkan. Dengan cepatnya Ara berlari ke arah Winwin dan menariknya.

"Woy, lo semua punya otak nggak sih. Orang lagi gini, kalian malah liatin nggak misahin!" teriak Ara.

"Ternyata tu cewek bisa kasar juga ya, gue pikir polos aja." batin seseorang yang melihat dari luar kelas.

"Lo juga, lo itu temannya Sicheng kok nggak bantuin?" tanya Ara pada teman se-geng Winwin tapi semuanya malah terdiam.

"Lo juga Cheng, gue tau lo bad boy di Sekolah ini. Lo mau tunjukin kebolehan lo sama semua fans lo. Tapi lo tau? Demi perhatian orang banyak lo rela sakit!" kata Ara, Winwin hanya mencerna kata-kata Ara. Seharusnya Winwin marah jika ada yang menceramahi kebaikan tentang dirinya, tapi sekarang ia malah tunduk dan mendengarkan.

"Maaf," lirih Winwin pelan, tapi dapat di dengar oleh semua teman Winwin. Semua kaget, Winwin adalah orang yang tidak pernah meminta maaf kepada siapapun. Tapi sekarang ia minta maaf kepada seorang siswi yang baru genap sebulan dikenalnya.

"Oh, dia kayaknya mau rebut Winwin juga. Awas lo!" batin siswi yang tadi.

Sepulang sekolah Ara dihadang oleh segeng perempuan.

"Misi, mau lewat." kata Ara polos sambil menunduk, Ara tidak melihat wajah siswi-siswi yang menghadangnya.

"Nggak!" bantah siswi yang berdiri paling depan, bisa dilihat dari name tag nya bernama Jong So Min.

"Bawa dia!" suruh Somin pada temannya.

Dua orang langsung berjalan dan mengkerudungkan karung pada kepala Ara hingga ia tidak dapat melihat siapa mereka.

Ara pun dibawa oleh 4 orang, seorang membawa tas Ara, seorang membawa sebuah kantung, 2 orang memegang Ara dan Somin berjalan di depan. Suasana sekolah sudah sepi.

"Bawa masuk!" suruh Somin pada temannya saat berada di depan pintu sebuah ruangan kosong. Mungkin gudang.

Saat gudang terbuka, Ara langsung didorong kelantai hingga terhempas.

Somin mengunci pintu gudang.

"Hai Ara, murid baru sebulan lalu," ujar Somin menunjukkan smirk nya.

"Kau mau apa, aku tidak kenal!" kata Ara sambil seraya memberontak.

"Jihyo, Sooyung, pegang tangan si bodoh ini!" suruh Somin kepada kedua temannya.

Ara dipegang oleh 2 teman Somin. Somin berjalan perlahan ke arah Ara.

"Yuri, barangnya," pinta Somin kemudian temannya yang bernama Yuri memberikan sebuah kantong plastik.

Somin mengeluarkan isi kantung plastik itu, es batu, air dingin, spidol, dan silet.

"Pertama, kita coret wajah cantiknya dulu." kata Somin lalu mencoreti wajah Ara.

"Lalu tuangkan air dingin pada kepalanya." lanjutnya menumpahkan sebotol air dingin ke kepala Ara, Jangan tanya Ara sekarang. Dia hanya bisa menangis.

"Sekarang kita lukai dirinya." ucap Somin mengeluarkan silet dan menggores lengan, pipi, dahi, dan tangan Ara. Darah segar keluar dari luka goresan itu. Ara merasa sangat keperihan.

"Terakhir es untuk mengompres lukanya." kata Somin. Luka yang di beri es akan menyebabkan rasa perih yang amat sangat, dan itulah yang dirasakan Ara sekarang.

Setelah puas dengan melukai Ara, Somin dan empat temannya segera pergi meninggalkan Ara. Tak lupa ia berpesan.

"Kalau lo mengadu nama-nama kamu berlima yang melukai mu, awas hal yang lebih buruk akan terjadi!" ancam Somin sebelum meninggalkan Ara.

Di sisi lain Sagang mencari Ara, seharusnya ia pulang sekarang.

Sagang bertemu dengan Somin di koridor.

"Somin, lo lihat Ara?" tanya Sagang.

"Gue nggak kenal," jawab Somin meninggalkan Sagang di koridor.

"O iya, gue telepon aja," batin Sagang.

Sebuah panggilan masuk dari Handphone Ara. Dengan kekuatan yang tersisa Ara mengambil handphone disakunya.

"Ra, lo dimana?" tanya penelpon diseberang sana.

"Gudang, cepat Sicheng,"

"Oke tunggu, Ra!" kata Winwin lalu berlari ke gudang sekolah.

Winwin tak percaya melihat keadaan Ara sekarang. Winwin langsung menggendong Ara ala bridal style masuk ke dalam mobilnya. Saat di mobil handphone ara. berdering dan memperlihatkan nama Sagang, tapi Winwin hanya menghiraukannya.

"Ra lo kenapa?" tanya Winwin pada Ara yang sekarang sedang merasa kesakitan.

"Cheng, bawa gue ke rumah ya," pinta Ara yang meringis kesakitan.

"Gue nggak tau." balas Winwin.

"Lo bawa aku ke rumah lo, kan papaku teman ayahmu," pinta Ara.

"Okelah, kita bakal singgah di apotek beli obat merah." ujar Winwin.

Winwin pun mengantar Ara ke rumahnya, sedangkan Sagang sedang kebingungan di sekolah sekarang.

Jangan lupa vote 🖤

Bad Boy || Winwin NCT/WayV ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang