Ini akan menjadi full part-nya Winwin.
Hari ini adalah hari Minggu, Hana berniat ke rumah Winwin. Namun, ia sangat takut kalau diusir. Dia kembali memikirkan rencana baru.
"Sicheng, ayah mau ngomong serius sama kamu." kata Teuhang.
"Ngomong aja, gue janji dengerin kok." ucap Winwin tanpa mengalihkan pandangannya pada layar ponsel.
"Xhiun Zhang itu ibu kandung kamu, dan wanita yang selama ini kamu tangisi kepergiannya adalah orang yang pantas kamu sebut perebut suami orang." Teuhang langsung saja to the point. Rahang Winwin mengerasa mendengar perkataan ayahnya.
"Ayah boleh belain istri ayah itu, tapi jangan hina-hina ibu gue!" tegas Winwin.
"Ayah ngomong yang sebenarnya!"
"Oke, gue percaya." kata Winwin yang membuat ayahnya tersenyum.
"Kalau lo bohong!" sambung Winwin yang memudarkan senyum Teuhang.
Winwin berdiri dari sofa dan berjalan masuk ke kamarnya. Tapi sebelum itu Teuhang berteriak.
"Nanti kamu akan tau kebenarannya!" Winwin terlihat masa bodoh dengan teriakan Teuhang itu.
Winwin yang kelihatan masa bodoh sebenarnya sangat penasaran. Perasaan marah dan penasaran bercampur aduk di pikiran Winwin sekarang.
"Mana mungkin ibu yang merawat gue selama ini bukan ibu kandung gue. Mungkin ini cuman akalan Xhiun ke ayah. Udah biasa ayah dibodohin sama Xhiun br*ngs*k."
Jadi gaes, pacar ke 5 author ini (Winwin) salah paham sama emaknya sendiri.
Flashback-
17 tahun lalu—
"Tadi, kamu bareng siapa?" tanya Xhiun seraya mengelus perutnya yang bisa dibilang telah besar.
"Tadi sama Xiangzi." jawab Teuhang bohong.
"Kamu jangan bohong gitu, aku tau tadi kamu sama Deungri kan, teman kamu yang dari Korea, kan?"
"Iya." jawab Teuhang.
"Kamu ada hubungan apa sama dia?" tanya Xhiun yang mulai terlihat sedih.
"Aku enggak ada apa-apa sama dia!"
"Kamu itu selingkuh sama dia, bilang aja. Aku tau semuanya, kamu itu jahat. kamu tau kalau aku hamil tapi kelakuan kamu b*jat!"
"Kamu salah paham,aku beneran nggak ada apa-apa sama dia," sekali lagi Teuhang membela dirinya.
"Kamu itu— aduh perutku sakit sekali." rintih Xhiun memegangi perutnya.
Teuhang membawa Xhiun ke rumah sakit. Karena sebuah kelainan, Xhiun harus melahirkan dengan operasi. Teuhang menandatangani surat operasi dan menunggu di luar ruangan dengan cemas.
Sejam berlalu, seorang suster keluar dari ruang operasi membawa seorang bayi.
"Dia anakku?" tanya Teuhang dengan perasaan bahagia.
"Iya, Tuan. Tapi dia lemah sekali," jawab suster itu. Ia segera membawa bayi itu ke dalam ruangan baby incubator.
Tidak lama kemudian,dokter keluar.
"Dok, istri saya?" tanya Teuhang khawatir.
"Dia baik-baik saja, tapi keadaan nya masih lemah. Selamat, anak anda seorang jagoan." kata dokter itu tersenyum.
"Terima kasih dokter,"
Dua haru setelah kelahiran baby Winwin, Xhiun ingin melihat anaknya itu untuk pertama kalinya.
"Aku mau melihat anak kita." pinta Xhiun.
"Kamu kuat?" tanya Xhiun.
"Iya aku kuat," jawab Xhiun tersenyum.
Teuhang pun membawa Xhiun ke ruang baby incubator, tapi hal yang mereka tidak inginkan terjadi. Deungri sedang menggendong baby Winwin.
"Deungri apa yang kamu lakukan?" tanya Teuhang.
"Menggendong anakku," jawab Deungri dengan senyum simpul.
"Dia anakku, kembalikan!" teriak Xhiun histeris.
Deungri mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Sebuh pisau kecil.
"Kamu mau apa?" tanya Xhiun.
"Kalau kalian mau bayi kalian selamat, Teuhang harus menikah dan ikut denganku ke Korea." kata Deungri.
"Tidak!" bantah Teuhang.
Pisau semakin mendekat ke bayi mungil yang masih dalam keadaan lemah itu.
"Iya, Teuhang akan ikut!" teriak Xhiun.
"Apa yang kamu katakan?" tanya Teuhang tak percaya.
"Demi anak kita, beri nama dia Dong Si Cheng." balas Xhiun dengan berurai air mata.
"Tapi—" ucap Teuhang terhenti.
"Untuk pertama dan terakhir biarkan ku peluk anakku," pinta Xhiun dengan sangat.
"Kau hanya bisa mencium dan memegang tangannya!" ucap Deungri mengancungkan pisau. Xhiun terisak dan mengangguk.
Deungri, Teuhang, dan Winwin pun tinggal bersama di Korea. Teuhang dan Deungri terpaksa menikah demi Winwin.
Winwin menjalani kehidupan normal tanpa ada masalah dan tanpa tahu kebenaran tengang dirinya sendiri .Hingga suatu hari, karena penyakit komplikasi, akhirnya Deungri meninggal di usia 38 tahun.
"Bu, jangan tinggalin Sicheng bu!" isak Winwin di makam Deungri.
"Sayang sabarlah, ibu mu sudah tenang. Ayo pulang!" ajak Teuhang.
Kepergian Deungri membuat Winwin berubah 180 derajat. Winwin menjadi nakal sekali, tak mau diatur dan mengganti namanya sendiri menjadi Winwin.
Hingga 3 tahun kemudian, Teuhang menikah dengan Xhiun lagi setelah tidak sengaja bertemu.
Winwin tidak setuju, tapi Teuhang tetap kekeuh dan menikah dengan Xhiun untuk kedua kalinya.
Disitulah Winwin semakin menjadi- jadi. Semua orang dibantah, tidak menghormati orang yang lebih tua dan ugalan.
Winwin berpikir, Xhiun itu telah merebut tempat ibunya. Karena itulah Winwin sangat membenci Xhiun.
Xhiun berusaha mengurus Winwin sebaik mungkin,tapi Winwin malah membantah dan membenci Xhiun.
Dan kebencian Winwin masih tetap sampai sekarang. Membenci ibu kandungnya sendiri.
Flashback off-
"Gue bakal cari tau maksud Teuhang ngomong gitu. Gue penasaran aja, kenapa yang dibilang perusak itu ibu bukan si Xhiun." gerutu Winwin.
Jangan lupa vote 🖤
Terimakasih banyak pada readers, karena cerita ini baru tapi sudah 100 read. terimakasih juga pada readers yang vote ya❤️.
Tanpa readers, cerita ini cuma pajangan di Wattpad.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy || Winwin NCT/WayV ✓
Fanfic"Jangan panggil gue Sicheng!" "Kan name tag lo Dong Si Cheng!" "Ya gue bilang jangan!" "Terserah gue dong!" #1 - Sagang #1 - Theeastlight [Proses revisi ~]