15 : SISI LAIN

234 13 0
                                    

* Being Love

Mario POV

Kantor kak Stu begitu padat hari ini. Tidak seperti kemarin. Hari ini nampaknya ada demo karyawan di depan kantor. Karyawan karyawan  tidak tau diri, yang kerja asal asalan tidak jelas, berantakan, tidak sesuai deadline yang berada di depan kantor saat ini.

Menuntut kenaikan gaji yang tidak seberapa pada perusahaan. Hal yang miris untuk dilihat pagi ini.

Aku mendapati kak Stu masuk ke dalam kantor lewat pintu depan lobby. Ia masih punya cukup nyali, meskpiun beresiko di lempari dengan pecahan kaca, buah tomat, ataupun kayu balok, oleh pendemo pendemo yang merasa tidak punya dosa di depan sana.

"kayanya banyak banget yang nunggu di apelin tu depan kantor, come on!, "

Gue berjalan menyusul kak Stu, dan berusaha untuk berjalan bersisian dengan nya.

" Mata lo ngapel!!! Lo gak liat di depan spanduk segede proyektor minta di naekin gaji. Manusia manusia kurang belaian emang bangsat semua, "

" Sabar sabar,sabar kak. "

Aku menepuk pundak kak Stu untuk sedikit meredam celotehan kasar beserta umpatan pedas yang terus mencuat keluar dari mulutnya.

" Udah siap bahan bahan meeting kita Yo?, "

" nihh...  "

Aku mengangkat tinggi tinggi map itu dan memutar mutar nya di depan wajah Stuart.

" Ya yaa. Bastard boys. Yaudah, rapihin jas lo. Hari ini, kita mau perang, "

Aku dan kak Stu pun sampai didepan ruangan, kami berdua harus berpijak disini pagi ini,untuk memperebutkan hal hal yang semestinya tetap jadi milik perusahaa  kami. Rasa ragu yang tadinya menggelayut di pikiran, kini harus di singkirkan sejauh mungkin. Terlambat untuk berlari. Sesaat setelah memasuki ruangan meeting, mataku liar, menatap seluruh jajaran staff yang telah duduk rapih menunggu kedatangan kami, dengan masing masing sibuk membaca map serupa seperti yang telah aku bawa. Dan disanalah, saat itulah seorang laki laki, turut memasuki ruangan dengan membawa segerombolan orang yang mengikuti nya dari belakang. Dan, betapa kaget nya aku, ketika melihat siapa wanita yang berjalan tepat bersisian dengan lelaki berperawakan gagah itu.

"Mereka, musuh kita!, "

Rahang Stuart mengeras seketika setelah mengucapkan kalimat itu. Tangannya mengepal, tapi ia tampak tetap mencoba menjaga wibawanya di hadapan para karyawannya.

" Halo, selamat pagi, CEO muda, Stuart, "

Sapa lelaki itu, beberapa detik setelah berhenti di hadapan Kak Stuart.

Mereka berdua saling beradu tatap. Kak Stu menahan amarah yang menggebu di dadanya. Sedangkan lelaki di hadapannya sibuk menahan tawa beserta senyum licik di bibirnya.

Kini yang membuat aku semakin bingung,

Untuk apa, dan bagaimana, dia, wanita itu bisa berada dikantor ini?

Wanita ini Nathalie. Nathalie teman SMA Viona. Sahabat baik Viona, berada tepat dihadapanku saat ini.

Sepengetahuanku, mendengar cerita dari Viona, Nathalie memang melanjutkan study ke Jerman. Kebetulan?  apa yang sebenarnya sedang terjadi saat ini. Apalagi yang sedang direncanakan semesta pada ku kali ini.

"Dia, Nathalie sir. Anak dari pak Gerald ini. "

Roka berbisik di telingaku dengan bahasa Indonesia, ia adalah sekretaris sekaligus tangan kanan Stuart di perusahaan. Ya, dia menguasai empat bahasa sejauh ini. Indonesian, English, Deutsch, dan Korea.

Being Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang