*Being Love*
Bara mengusap matanya yang kabur terkena cipratan air dari showernya.
Ia sedang berusaha membangun kembali semangat kuliah nya beberapa hari belakangan.Awalnya ia hanya ingin sekedar menyambangi kampus dan berdiskusi masalah deadline tugas minggu depan dengan teman teman sekelasnya. Namun, semuanya berubah setelah segerombolan manusia curcol masuk ke dalam kelas dengan ribut nya. Bagai angin riuh, mereka tiba tiba masuk dan membuat sekelompok manusia manusia sok pintar ini sukses menjadikan mereka prioritas pandangannya. Jangan tanya untuk apa Bara berada di kelas para adik tingkat nya, karna memang teman teman lelaki nya banyak berada disini. Dan Bara, sebagai tutor teman yang baik.
Dan didalam kelompok rumpi akut itu, ada Viona di dalamnya. Hal itu, yang membuat Bara tak kuasa menahan kaki untuk sekedar ikut nimbrung dan ikut dalam pembicaraan tidak berfaedah seputaran ajang ajang hits kekinian, termasuk lagu syantik Siti Badriah, pembicaraan yang sebenarnya menguras tenaga, sekaligus menguras pahala. UnFaedah.
Berita berita suar yang tak jelas pun singgah dalam pembicaraan segerombol perawan cantik kelas sastra indonesia hari ini.
"Ehm, pada... Ngomongin apaan neh? "
Bara duduk menghadap mereka setelah menarik kursi dalam kelas tersebut mendekat.
Mereka semua menoleh ke arah Bara. Tak sedikit dari mereka yang memandang aneh Bara, ataupun menatap bingung pada Bara, hmm. Gini deh, gini kira kira 'apaan deh Bar, sok asik' , 'lah ngapain dugong ngikut, orang lagi asik', 'yahh anak nya dosen mah ganggu'.
Kurang kurangnya gitu deh."Ngapain sih Lo, ngikut ngikut aja, ngapain dikelas sinih, "
Jawab salah seorang wanita berambut hitam di depan Bara. Nadine namanya, emang judes bocahnya.
" lahh, ini anak. Gue senior lu neng, sopan dikit, "
Jawab Bara asal.
" Ya terus, kalo senior mau apa, mau di puja puja, mau di sembah sembah, inget oy, diatas langit, masih ada langit langit yang lain, "
Dan lihat, siapa yang bicara. Viona, ia bicara.
Bara terdiam sesaat menatapi siapa yang bicara barusan, yang sedang membuang muka darinya saat ini.
" yaudah deh, gue pergi aja. Hmm, padahal kann... Mau kasih tau kisi kisi kuis dadakan, yaudah lah yaa... "
Sepersekian detik Bara melangkah dari kursi,
" STOPP!!!! BERENTI KAK, "
Para gadis berdiri di hadapan Bara kali ini. Diiringi suara decitan sepatu hak tinggi yang menyilukan gigi sang pendengar.
" Mashaallah, ngapa nih, "
Bara mencoba mencari posisi berdiri aman, takut takut badannya goyah.
"Kak Bara yang ganteng, duhh baik. Yuk kak duduk, duduk dongg,"
"Iya iya, kak Bara, kan C-ca-Cakep elahh, hhhe, sini aja kak, gapapa kok gapapa, "
Sembari yang lain sibuk berkutat menghentikan Bara yang menyebalkan dengan omongan gila miliknya, Viona hanya duduk, memutar bola matanya malas, sedangkan ponsel di genggamannya terus berbunyi.
'halo'
'halo iya, ini siapa ya,'
Viona bertanya dengan penasaran.
'ini bibi non, non bibi mau kasih tau, tadi kata pak Imam, mobil enon itu ban nya kempes atuh, coba non cek dulu, '
Viona membulatkan matanya seketika, berdiri dari tempat duduknya menuju ke halaman parkiran saat itu juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Being Love
Teen Fiction[SEQUEL FROM SECRET LOVE.] -CINTA ITU BUKAN MASALAH SIAPA YANG DIMILIKI DAN MEMILIKI SIAPA, TAPI CINTA, TAU KEMANA JALANNYA HARUS PULANG-