D U A ☑️

1K 116 8
                                    

"Gi, gue denger lo sama Taeyong putus ya?" Ragu, Jennie bertanya sambil sesekali menyesap susu coklat di sebuah cup sterofom berukuran sedang. Jennie dan Seulgi sedang berada di sebuah kafe di dekat rumah Jennie.

Iya, dan itu gara-gara lo, batin Seulgi kesal. Seulgi berdeham, melegakan tenggorokannya karena sejak tadi mereka hanya berdiam dengan pikiran masing-masing dan pertanyaan yang Jennie lontarkan tadi menjadi obrolan pertama mereka. "Iya." Balasnya pelan.

Mendengar itu, Jennie menghembuskan napas prihatin. Tangannya spontan mengelus punggung sahabatnya, menyampaikan turut prihatin sekaligus memberi semangat. Seulgi membuang muka, tangannya bergerak mengaduk-aduk minuman dengan sedotan. Hatinya panas sebab Jennie masih berpura-pura tidak tahu padahal masalah ini timbul karena dirinya.

Jennie tersenyum miris. Setaunya hubungan Seulgi dan Taeyong baik-baik saja. Jennie jadi penasaran bagaimana pasangan ini bisa putus hubungan. "Hm, lo kenapa? Coba cerita deh." Ucap Jennie dengan sangat hati-hati. Ia tidak ingin menyinggung perasaan Seulgi.

Seulgi terdiam, matanya menatap lurus ke depan. Rasanya enggan sekali menjawab pertanyaan Jennie. Ingin rasanya Seugi katakan 'lo pikir sendiri!' tapi, rasanya tidak mungkin. Walau Seulgi masih sakit menerima kenyataan.

"Oh, kalo lo belum siap. Gak papa. Sekarang, kita senang-senang aja. Soalnya, gue baru gajian, nih. Hehe." Jennie nyengir lebar sambil melambaikan dompetnya ke depan.

Seulgi tersenyum getir. Dan suasana kembali hening. Suara dorongan kursi membuat Jennie mendongak. Di sebelahnya Seulgi sudah berdiri sambil menatapnya. "Jen, gue ada urusan. Gue pamit duluan, ya." Pamit Seulgi dingin. Jennie tertegun, namun ekspresi Seulgi seperti tidak ingin diganggu. Cewek itu akhirnya mengangguk dan membiarkan Seulgi terus berjalan hingga hilang di balik pintu kafe. Jennie jadi ikut sedih melihat keadaan Seulgi yang jadi mendadak murung seperti itu.

"Hah, mungkin dia masih sedih." Putus Jennie sebelum turut bangkit dari kursi dan meninggalkan kafe setelah membayar pesanannya.

💋💋💋

Jennie berjalan lemah di antara kerumunan manusia yang mrnghabuskan waktu di taman kota sore itu.

Entah mengapa, seperti ada yang mengganjal dan Jennie masih sibuk memikirkan Seulgi. Hatinya jadi tidak tenang.

Lama berjalan, Jennie memutuskan untuk mencari tempat duduk. Kakinya sudah lelah berjalan lebih jauh lagi. Ia butuh mengistirahatkan pikiran dengan menikmati angin sejuk sore itu-beruntung karena gak lama setelahnya Jennie melihat sebuah bangku kosong. Tidak kosong juga sih karena dua botol minuman energi sudah ada di atasnya. Tanpa menghiraukan minuman itu dan siapa penempat bangku sebelumnya, Jennie menghempaskan tubuhnya ke bangku panjang itu.

"Huh," mata Jennie menerawang ke depan, menyaksikan keramaian taman. Tidak heran karena taman ini memang paling pas untuk menghabiskan malam minggu bersama orang-orang tersayang.

Jennie merogoh tasnya lalu mengeluarkan sebuah earphone lantas menyambungkannya ke ponsel. Mendengarkan lagu lebih baik sambil memejamkan mata kemudian menegadah ke langit. Deru napasnya kontras dengan suara bising di sekitar. Semula hening, namun Jennie merasa seseorang menyentuh bahunya.

"Em, permisi..." Jennie membuka matanya dan mendapati seorang pria tinggi tengah membawa sebuah makanan di tangan kanan dan ponsel di tangan kirinya. Mata Jennie melotot setelah itu. Lihatlah, siapa yang kini berdiri di depannya. Seseorang yang sudah lama tidak terlihat.

Jennie menutup mulutnya setelah melepas earphone yang tadi digunakan.

"TAEHYUNG KAN?!" Pekik Jennie tertahan karena tidak ingin menarik perhatian. Jennie senang, tentu saja. Setelah lima tahun lebih tak bertemu mantan pacar-nya itu, akhirnya waktu mempertemukan mereka kembali. Taehyung yang sama kagetnya menyunggingkan senyum lebar sambil mempersilahkan Jennie duduk kembali, kini mereka duduk bersampingan.

"Apa kabar Jen? Gimana kabar bokap nyokap?" tanya Taehyung beruntun sebelum Jennie benar-benar duduk. Jennie tersenyum.

"Alhamdulillah, gue baik. Orang tua juga baik-baik aja." Jennie terkekeh pelan. "Kalo lo?"

"Gue baik juga, tapi ya gitu." Lagi-lagi Taehyung menyungging senyum sembari menawarkan makanannya kepada Jennie. "Lo mau?"

Jennie menggeleng, "Gak laper." Tolaknya halus. Jennie terkekeh membuat Taehyung mengangguk maklum.

"Pacar? Gimana pacar lo?" Pertanyaan itu melesat begitu saja. Jennie tersenyum miris. Dan banyak pertanyaan, kenapa harus pertanyaan itu, sih?

Hei, Taehyung tidak sedang mengolok-olok Jennie 'kan? Karena Jennie yang jomblo ini masih mau fokus kuliah dan kerja paruh waktu daripada sibuk memikirkan tentang pacaran.

"Ya kali punya pacar, eh, kalo lo gimana?" Jennie melempar pertanyaan itu pada Taehyung. Ia mencoba untuk mengalihkan pembicaraan.

Taehyung yang tengah asik menikmati makanannya menoleh, "Udah ada," balasnya singkat, Jennie hanya mangut-mangut. Wajar saja Taehyung cowok yang baik, siapa yang tidak ingin bersanding dengannya?

Keadaan hening, mereka kembali sibuk dengan pikiran masing-masing. Jennie merogoh ponselnya, berusaha menghilangkan rasa canggung.

"Oh iya, kalo boleh tau siapa cewek lo sekarang?" Tanya Jennie tanpa mengalihkan pandangan dari ponsel.

"Irene, teman SMP kita dulu." Jennie tertegun, lantas ber-oh ria. Dia ingat Irene, cewek baik yang terkenal dengan sikap ramah, pintar dan cantik. Ah, pasangan yang serasi. Jennie ikut tersenyum antusias.

"Lo lagi gak tertarik sama siapa-siapa? Gue bisa bantu nyariin kalo lo mau, soalnya teman gue pada jomblo." Tawar Taehyung.

Jennie spontan menggeleng. "Gak ah. Gue emang mau fokus kuliah sama kerja. Tapi, makasih, loh, tawarannya. Padahal gue tau teman-teman lo pada ganteng-ganteng. Apalagi itu tuh, yang giginya kelinci. Siapa sih namanya?"

"Jungkook." Sela Taehyung kemudian tertawa pelan. "Emang ganteng sih, dia."

"Nah, iya 'kan. Eh, btw, apa kabar Irene?"

"Baik. Dia lagi di rumah neneknya. ini bentar lagi gue mau jemput dia."

Jennie mangut-mangut. Matanya melirik jam tangan, tanpa terasa sudah hampir satu jam dia di sini. Jennie berdiri dari tempat duduknya. "Udah sore banget, nih. Gue balik duluan, gak apa kan?"

Taehyung ikut melirik jam tangannya dan mengangguk. "Gak papa. Lagian bentar lagi gue mau berangkat."

Jennie tersenyum, tangannya terulur lantas menepuk bahu Taehyung pelan. "Salam buat Irene, jagain tuh cewek, dia cewek baik." Taehyung mengangguk lalu membiarkan Jennie pergi.

Bagi Taehyung, Jennie gak pernah berubah, cewek itu selalu baik pada siapapun.

Jennie terus berjalan sambil bersenandung ria. Pertemuannya dengan Taehyung membuat moodnya membaik.

Mata Jennie menjelajah, lalu berhenti tepat di sebuah gerobak penjual cotton candy. Senyum Jennie tertarik lebar dan tanpa babibu, Jennie lamgsung melangkah menuju penjual itu.

"Bang, permen kapasnya satu, dong." Pinta Jennie sambil merogoh uang sepuluh ribuan dari dalam tasnya. Pedagang itu mengangguk dan cekatan memberi sebungkus permen kapas kepada Jennie. Namun, pergerakan Jennie tertahan saat suara seseorang membuat keduanya menoleh.

"Bang, gue beli semua buat cewek ini."

💋💋💋

𝐇𝐞𝐚𝐫𝐭𝐛𝐫𝐞𝐚𝐤𝐞𝐫 ; 𝐉𝐞𝐧𝐲𝐨𝐧𝐠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang