Jennie menghela napasnya, handuk tersampir di kedua bahu dengan rambut yang masih lembab. Cewek itu menatap kosong televisi di depannya. Dia termenung sambil meniup-niup anak rambut yang terkulai di wajahnya.
Jennie belum mengantuk padahal jam telah menunjukkan pukul setengah sepuluh, waktu bagus yang biasanya mampu membuat Jennie menguap lebar.
Dalam pikirannya, terbayang sekebelat ingatan tentang kemarahan Seulgi malam ini. Kaget, Jennie sendiri bingung mengapa Seulgi bisa semarah itu? Apa karena Jennie makan bersama Taeyong? Iya, jelas itu adalah kesalahan yang amat fatal.
Setiap orang pasti akan salah paham jika menjadi Seulgi. Mantan pacarnya malah makan malam dengan sahabatnya sendiri. Jika jadi Seulgi, memang pantas Jennie diperlakukan seperti itu.
Jennie merutuki dirinya sembari merebahkan tubuh di atas sofa. Suara seseorang membuatnya spontan duduk kembali. Iya, Jennie sampai lupa ada Taeyong di rumah ini. Tenang saja, ini bukan seperti yang kalian kira. Pintu rumah Jennie bahkan terbuka lebar.
"Jen, nih minum dulu." Seru Taeyong sambil meletak secangkir teh hangat ke atas meja.
Bergantian Jennie menatap teh dan Taeyong. Sebelum meneguk singkat teh yang Taeyong suguhkan.
Tadi, Taeyong bersikeras untuk mengantarkan Jennie pulang. Katanya takut sesuatu terjadi pada Jennie dan juga sebagai wujud rasa bersalahnya. Mungkin dia sadar diri kalau semua ini salahnya. Meski tidak sepenuhnya ini salah Taeyong, sih.
"Makasih." Gumam Jennie.
Taeyong mengangguk. Dia ikut duduk di samping Jennie. "Jen, baik-baik aja?"
Jennie menggeleng. Bagaimana bisa Jennie baik-baik saja setelah sahabatny melakukan itu kepadanya? Meski kadang kasar dan jutek, Jennie paling tidak bisa menyembunykan perasaannya. Sangat sulit untuk berbohong tentang perasaan.
Kemudian, Jennie menolehkan kepala menghadap Taeyong. Matanya sayu, tidak seperti Jennie yang biasanya menggebu-gebu. "Gue emang salah, kan?"
Taeyong yang mendengar itu, menggeleng kuat yang mana hal itu berhasil memancing Jennie untuk tertawa.
"Gue yang salah, Jen. Seulgi salah paham karena gue. Tapi, malah lo yang kena imbasnya." Ucap Taeyong sambil menunduk kembali membuat Jennie tersenyum gemas.
Siapa bilang Taeyong itu dewasa dan auranya bad sekali? Menurut Jennie malah sebaliknya. Taeyong itu malah tidak dewasa dan kadang seperti bayi gede.
"Yaudah, makasih, ya." Jennie tersenyum tipis. "Oh, iya. Lo boleh pulang. Gue udah agak mendingan, kok."
"Nginap aja ya gue, Jen. Udah malam loh ini. Lo gak takut nanti gue di grepe-grepe sama manusia setengah laki?" Mohon Taeyong dengan wajah merengut. Jennie mendelik. Mulai lagi deh sifat nyebelinnya.
"Gak! Lo mau kita digrebek warga dikira kumpul kebo?"
Taeyong mengedikkan bahunya, "jangan dibuat sulit, Jen. Kalo digrebek, ya, kita tinggal nikah, selesai masalah." Ujarnya enteng lalu terkekeh.
Jennie mendengus tanpa ampun menendang tulang kering Taeyong membuatnya berteriak kesakitan.
"A-AWW! JEN!!!"
"UDAH PULANG SANA!" Usir Jennie seperti ibu-ibu kos nagih utang. Taeyong masih mengelus-elus tulang keringnya, menatap Jennie dengan tatapan memohon. "Pulang gak?!"
Taeyong mencebik selanjutnya. "Iya-iya, bawel! Balik deh ke mode maung— EH, IYA GUE PULANG NIH! LETAK DULU VASNYA! Gue masih sayang nyawa, maaf_maaf aja nih!"
Jennie mendengus. "Pulang sana!"
"Iya! Yaudah, lo jaga diri ya. Jangan dipikirin terus, semangat!" Taeyong mengusap pelan kepala Jennie yang berakhir ditepis kasar oleh sang empu. Taeyong terkekeh sebelum izin pamit pada cewek itu.
💋💋💋
"Udah Gi, jangan nangis lagi." Nayeon mengusap punggung Seulgi perlahan. "Kan, udah gue bilang, Jennie itu bukan orang baik," Seulgi dibuat makin sesegukan, kembali mengingat peristiwa tadi malam.
Dalam diam, Nayeon tersenyum samar. Semudah ini rencana gue berhasil? Batinnya.
"Gue gak habis pikir, Nay. Gue kira Jennie benar-benar sahabat gue, tapi nyatanya? Dia gak lebih dari teman penghianat." Gumam Seulgi setelah menghapus air mata di pipinya.
wajahnya memerah menahan amarah. Sebelumnya, Seulgi tidak pernah secengeng ini. Taeyong satu-satunya cowok yang berhasil membuat Seulgi jatuh hati kemudian dibuat patah hati dengan kejamnya. Seulgi mulai membenci Jennie, yang jelas-jelas merusak hubungan percintaannya. Belum cukup, sekalian saja persahabatan mereka berakhir di sini.
Seulgi harap ini hanya salah paham. Tapi yang dia lihat tadi malam, benar-benar merusak kepercayaannya pada Jennie.
Nayeon memandang dengan wajah seakan turut bersedih, "makanya gue jebak dia. Akhirnya lo percaya, kan sama gue?" Seulgi diam dalam tangisnya.
Kemudian, wajahnya terangkat, Seulgi menatap Nayeon sungguh-sungguh. "Jangan kira gue bakal biarin hubungan mereka gitu aja. Lihat aja, kebahagian mereka gak bakal lama."
Nayeon mengangguk, meski dalam hati berteriak merayakan kemenangannya. Tidak perlu menggunakan tangannya, cukup melempar umpan maka semua keinginannya menjadi nyata.
Nayeon gak salah milih target. Karena tak lama lagi, Taeyong akan jadi miliknya seutuhnya.
💋💋💋
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐇𝐞𝐚𝐫𝐭𝐛𝐫𝐞𝐚𝐤𝐞𝐫 ; 𝐉𝐞𝐧𝐲𝐨𝐧𝐠
Fanfiction⚠️PROSES REVISI, JADI MAKLUM KATA-KATANYA BERANTAKAN:))) --- Keterlibatannya membuat hubungan Jennie dan Seulgi renggang begitu saja tanpa alasan pasti. Tapi anehnya, hal itu yang menghantarkan Jennie pada sosok Taeyong-mantan pacar Seulgi dan terje...