Jennie melangkah gontai menuju halte bis.
Secepatnya harus kembali ke dunia nyata setelah tadi malam mimpi bertemu cowok tampan. Prince charming, mungkin saja suami masa depan Jennie. Hehe.
Halte bis hari ini tidak begitu ramai, orang-orang lebih memilih menggunakan transportasi online dari pada lelah menunggu bis di sini. Tidak bagi Jennie. Lebih irit naik bis daripada transportasi online itu. Lagipula, jarak toko bunga tidak begitu jauh dari tempat tinggal Jennie.
Sambil menunggu bis datang, Jennie duduk sambil memandangi keramaian jalan. Mau dilupakan rasanya sulit, kejadian kemarin terus saja memenuhi pikiran Jennie.
Sepuluh tahun bersahabat itu bukannya sebentar, banyak hal yang Jennie dan Seulgi lakukan. Tidak mudah bagi Jennie untuk melepaskan Seulgi. Tapi, mau bagaimana lagi. Karena setau Jennie, Seulgi itu hanya salah paham.
Jika salah paham itu berakhir, Jennie yakin Seulgi akan kembali. Tunggu waktu yang menyelesaikan semuanya.
Selanjutnya, Jennie memasang senyum selebar mungkin. Bagaimana bisa hari ini dilewati dengan dilema hati? Jennie tidak terbiasa bersedih. Maka dari itu, harinya tidak boleh suram dan berlarut-larut dalam kesedihan.
Tak lama bis yang ditunggu datang, Jennie menyerobot masuk takut tak ke bagian kursi. Tetap saja terlambat. Sudah tak ada kursi yang kosong.
Sekarang, bagaimana mau tersenyum? Mau tak mau Jennie mengamit pengangan yang biasanya tergantung di langit-langit bis.
Pukul 07.20, masih ada empat puluh menit lagi sebelum masuk kerja. Jarak antara halte bis ke toko bunga kurang lebih sepuluh menit, tersisa setengah jam lagi. Jennie melirik jam tangannya, bagaimana jika Jennie mengisi perut dulu sebelum kerja? Ide bagus.
Tak lama Jennie menggeleng. Ia harus cepat-cepat sampai di tempat kerjanya. Kata Mami--begitu Jennie memanggil bosnya--anak sulungnya yang terkenal tampan sebab merupakan model sebuah brand cukup terkenal akan berkunjung. Jennie mana bisa melewatkan momen bertemu cowok tampan, kali aja cocok. Memang khayalan Jennie terlalu tinggi.
Namun, hal-hal kecil seperti itulah yang berhasil membuatnya tersenyum.
💋💋💋
"Halo?" Taeyong memegang ponsel di tangan kirinya, tangan kanannya memegang sebungkus roti yang setengahnya telah tercerna ke dalam perut. Cowok itu sedang menunggu bis saat Doyoung--temannya menelepon.
"Yong, lo lama banget, sih? ini anak-anak udah pada nungguin tau, gak?" Sewot Doyoung terdengar gak sabar. Biasa, hobinya emang ribut terus sama Taeyong.
"Iya-iya, sabar. Lagi nunggu bis, nih."
Terdengar jeda di seberang. "Lah, motor lo ke mana?"
"Gue jatuh semalem, untungnya gak parah. Tapi, motor gue masih di bengkel." Terdengar helaan napas di seberang, Taeyong yakin Doyoung sebenarnya cemas. Lihat saja, sesampai di tempat tongkrongan Doyoung pasti akan menyerangnya dengan berbagai pertanyaan.
Semalam, memang Taeyong tidak sengaja tertabrak pohon setelah pulang dari rumah Jennie. Entah apa yang ia pikirkan saat itu sampai tidak sadar motornya oleng hingga menabrak pohon. Untungnya, orang-orang cepat memberikan pertolongan, membawanya ke klinik terdekat. Terciptalah, luka gores di sepanjang tangannya. Sementara, motornya masuk bengkel. Bagian depannya rusak parah, padahal itu motor kesayangan Taeyong.
Sambungan terputus setelah Doyoung kembali mewanti-wanti Taeyong untuk bergegas. Akhirnya, bis yang ditunggu mendekat. Taeyong segera menaiki bis.
Memasuki bis lebih dalam, sudah tam ada kursi kosong yang tersisa. Jadilah, menjadikan tiang di dalam bis sebagai pegangan. Saat mengedarkan pandangan ke berbagai arah, satu objek berhasil menarik seluruh perhatian Taeyong.
Tanpa sadar senyum lebar terbit di wajahnya.
Mata mereka sempat bertemu sebelum gadis itu cepat-cepat buang muka. Melihat itu, sekali lagi berhasil membuat Taeyong tertawa dalam hati.
Lucu sekali, jelas saja gadis itu merasa sial bisa bertemu dengannya.
Di sisi lain, gadis yang dimaksud itu merutuki dirinya sendiri.
Emang sial banget hidup gue, Tuhan. Ringis Jennie sambil menunduk menyembunyikan wajah. Berharap Taeyong hanya salah lihat, dan mengabaikan kehadirannya. Karena sumpah demi apapun, Jennie benar-benar tidak ingin merusak harinya dengan bertemu cowok itu.
Bisa-bisa terjadi cek-cok tak berujung.
Tapi, hidupnya tidak semulus kehidupan di novel-novel. Semua keinginannya tidak mudah terjadi.
Sosok Taeyong bahkan sudah ada di sampingnya. Jennie mendengus, pura-pura gak kenal sembari buang muka.
Taeyong tersenyum jahil. "Ketemu terus. Udah pasti jodoh, nih. Soalnya lengket terus kayak prangko." Kemudian nyengir selebar jagat raya.
Jennie mencibir di dalam hati.
Apasih? Emangnya beneran jodoh?
Ngaco banget!
💋💋💋
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐇𝐞𝐚𝐫𝐭𝐛𝐫𝐞𝐚𝐤𝐞𝐫 ; 𝐉𝐞𝐧𝐲𝐨𝐧𝐠
Fanfic⚠️PROSES REVISI, JADI MAKLUM KATA-KATANYA BERANTAKAN:))) --- Keterlibatannya membuat hubungan Jennie dan Seulgi renggang begitu saja tanpa alasan pasti. Tapi anehnya, hal itu yang menghantarkan Jennie pada sosok Taeyong-mantan pacar Seulgi dan terje...