Hari menuju malam
Aku menikmati rindu yang sedang berkuasa.Sesekali aku lelah, sebab aku merindu tanpa balasan. Sementara aku sedang menahan diri untuk tidak menyapa, karena takut yang terjadi selanjutnya akan selalu menggores luka seperti biasa. Aku juga tak paham, kamu tak pernah berniat menjelaskan. Jadi, kuanggap saja rahasia yang tak perlu diketahui maupun dimengerti.
Meragu pernah menjadi pilihan, berat perjuangan pernah ingin dilupakan. Karena kecewa merangkul untuk kembali pulang atau berbelok pada persimpangan. Logika berbisik, bahwa segala hal sudah ku lakukan. Namun, mungkin tidak pernah ada aku dan kamu yang dikisahkan.
Semenjak itu, aku berdiam diri. Tak berlari kencang maupun mundur perlahan, hanya diam. Tak tau berbuat apa. Kulihat punggung itu menghilang dan aku tau, kamu bukan untuk ku sentuh tapi untuk kunikmati dalam semu.
Jika tak sengaja bertemu pada persimpangan, aku tak akan bisa menyapa kan? Aku bahkan tak pernah pernah ada dalam kenangan yang mungkin ingin kau simpan.
Sebab, menyapamu adalah kemustahilan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hari Menuju Malam
PoetryUpdate setiap hari /Insha Allah/ Selamat datang di dunia dengan gelap malam disertai terang bintang. Duduklah, nikmati kopinya, mari bercengkrama tentang kisah yang belum usai. Maaf, tak menjamin akhir bahagia walau sebenarnya aku berharap itu terja...