Hari menuju malam
Nikmati dingin angin, hujan menemani hari menuju malam. Aku masih merindu dengan sangat, saat yang kurindui tengah berbahagia tanpa beban.
Hai malam, bisakah kau selimuti aku dengan gelap? Aku sedang Tak ingin melihat apa-apa.
Lucu ya, lagu galau angkot biru saja sukses membuncahkan rindu tanpa kasihan. Sementara suara riuh kendaraan membelah malam, tak bisa mengalahkan senyap yang tercipta dalam pikiran. Ini yang namanya kesepian di tengah keramaian? Ah, percuma memikirkannya aku sedang tak ingin bercerita tentang air mata sebernanya. Tapi, sekalinya aku bercerita tentang bahagia pasti dianggap pura-pura.
Aku. Bodohnya tetap mencintaimu walau lewat aksara. Jadi sebernanya bagaimana caranya membunuhmu dalam jiwa? Aku ingin lupa. Tapi, saat aku pergi sejauh ini pun. Rindu tetap membawamu padaku. Bagaimana ini? Aku mencinta sangat dalam tapi ada batas teritori untuk yang mencintai diam-diam bukan? Lalu kapan kau persilahkan aku untuk melanggar batas itu.
Aku cinta pada yang buta rasa atau bagaimana? Sebab sudah terlampau lama aku menahan segalanya?
Selamat datang gelap
KAMU SEDANG MEMBACA
Hari Menuju Malam
PoesiaUpdate setiap hari /Insha Allah/ Selamat datang di dunia dengan gelap malam disertai terang bintang. Duduklah, nikmati kopinya, mari bercengkrama tentang kisah yang belum usai. Maaf, tak menjamin akhir bahagia walau sebenarnya aku berharap itu terja...