Hari menuju malam-selalu-
Tentang keadaan yang menjadi asing, tak memaksamu untuk kembali. Hanya menyayangkan keadaan terbatas, saat tawa meredup ditelan gelap. Atau senyum yang pudar dihapus angin lalu. Ah, sulit. Lalu diam-diam ku mencoba baik-baik saja, sesekali melihat luka. Apakah setelah ini hati akan tergores lebih dalam atau baik-baik saja dalam diam.
Sederhana sekali untuk menggores luka, iya kan? Menurut mu itu lebih gampang dari membalas rasa. Oh iya lupa, cinta tak bisa memaksa. Sapamu tak berarti apa-apa ternyata, tawamu tak pernah ada, aku yang terlalu banyak berandai-andai. Mari tertawa sejenak tentang kebodohan ini.
Jadi dulu yang menyapa itu, dirimu atau mimpiku?
Jawabannya adalah...
Dirimu yang menyapa. Hanya saja terbingkai manis dalam mimpi indah.
Selamat datang gelap
KAMU SEDANG MEMBACA
Hari Menuju Malam
PoetryUpdate setiap hari /Insha Allah/ Selamat datang di dunia dengan gelap malam disertai terang bintang. Duduklah, nikmati kopinya, mari bercengkrama tentang kisah yang belum usai. Maaf, tak menjamin akhir bahagia walau sebenarnya aku berharap itu terja...