Hari menuju malam -
Ada beberapa orang yang mencoba sok tau dengan rasa, mengenai aku yang dianggap penuh tanya. Apakah aku sudah lama lupa mengenai luka atau masih setia dengan satu nama. Harus kujawab apa? Ingin berkata bahwa aku sudah lama lupa, tapi banyak yang tak percaya. Aku bilang masih setia dengan rasa yang sama untuk satu nama, dianggap gagal menutup lembaran lama.
Ku biarkan saja, menuntut kepercayaan pun percuma jika mereka punya persepsi sendiri tanpa diminta. Jadi, biarkan saja. Dan sekarang bisa aku bertanya? Menurutmu sekarang ini aku sedang berusaha bahagia, atau masih menangisi dia? Haha, gak usah dijawab. Liat aja, gimana aku mempuisikan kisah. Tapi jangan merasa benar, mungkin sekarang aku sedang berkelakar.
Selamat datang gelap, mari main tebak-tebakan.
Aku bantu jawab. sekarang aku sedang menangis, Tapi bukan karena dia. aku sedang menangisi kenangan. Yang sering kali mengundang kerinduan. Ya, sebab Inginku menyerah kadang memang tak disetujui semesta. Tenang, jangan marah karena aku tidak konsisten dengan keputusan. Aku pernah jatuh terlalu dalam, dan sekarang usahaku sudah mencapai setengah untuk menuju permukaan.
Kujatuhi dia dengan cinta, kuakui tidak pernah ada kisah. Semesta memberi pelajaran bahwa mencinta kadang tak selalu tentang bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hari Menuju Malam
PoetryUpdate setiap hari /Insha Allah/ Selamat datang di dunia dengan gelap malam disertai terang bintang. Duduklah, nikmati kopinya, mari bercengkrama tentang kisah yang belum usai. Maaf, tak menjamin akhir bahagia walau sebenarnya aku berharap itu terja...