0.2

2.3K 268 3
                                    


Helaan nafas berat terdengar dilorong sepi ini. Bagaimana tidak, hanya ada 3 orang yang berada dilantai paling atas gedung perusahaan SM.

Tak lain hanya ada ruangan CEO yang dipuja-puja dan sedikit disumpah serapahi oleh karyawannya. Sekretaris CEO pun tidak ada dilantai atas melainkan satu lantai dibawah lantai atas CEO. Ini adalah adalah keputusan orang gila yang menjadi pemimpin perusahaan besar, siapa lagi kalau bukan Kim Kai.

"Tuan tidak sebaiknya rapat diadakan besok pagi saja. Mengingat hari ini karyawan sangat kewalahan mengurus acara tadi. Rapat malam bukan solusi yang baik untuk hari ini bukan?" Lirih tuan Ong. Ia sadar kegilaan Kim Kai terkadang diluar jangkauan dirinya.

"Tidak. Ini solusi yang baik." Kai menghentikan langkahnya dan membalikkan badan menghadap kearah si tua Ong. "Cepat umumkan." Lanjut Kai.

Kai hendak membalikkan badan, namun dengan cepat pria berumur setengah abad itu menahan. "Hei anak muda, kau tidak bisa melakukan sesuatu sesukamu. Ayolah pikirkan nasib karyawan akibat ulah gilamu beberapa hari ini." Entah dari mana keberanian keluar dari dirinya. Mengingat siapa orang yang berdiri dihadapannya kali ini.

"Apa katamu? Gila? Kau pikir hanya mereka yang tersiksa. Dibalik kesengsaraan mereka ada aku yang memikul semua tanggung jawab disini. Jadi, lakukan saja perintahku. Disini aku pemimpinnya, bukan kau ataupun mereka, bukan?" Kai menatap nyalang Tuan Ong seraya dengan tatapan dingin yang ia punya.

"Berani sekali, anak bayi baru lahir satu ini." Umpat tuan Ong

Pria tua yang tak umurnya tak layak berkerja lagi menatap Kai yang kini menjadi atasannya pasrah. Ia tau anak Soo Man ini mempunyai sifat yang jauh berbeda dari sang ayah. Jika Soo Man ada toleransi, berbeda dengan Kai jika katanya harus ia maka detikpun juga harus dilakukan.

Bukan bermaksud ingin menentang atasan, tetapi Ong sudah banyak mendapat protesan dan rengekan dari karyawan. Dirinya memang termasuk atasan yang lumayan dekat dengan karyawan. Biarpun ia menjadi orang kepercayaan sang Bos, tidak membuat lelaki tua berambut putih itu menghalang silaturahmi dengan bawahannya.

"Ah iya tuan Ong, bisakah kau juga mengumpulkan para designer kita?" Pinta Kai. Ong menatap bingung anak muda di depannya ini, sejak kapan Kai meminta sesuatu dengan bertanya dulu. Ayolah ini bukan tipikal seorang Kim Kai.

"Untuk apa?" Tanya Ong menyengit bingung.

Kai terkekeh pelan diikuti dengan mata elangnya. Membuat Ong merinding mendengar kekehan atasan mudanya itu. "Apakah bisa Pak tua?" Tanya Kai lagi.

Ong menghembuskan nafas frustasi, jika ia memiliki anak seperti ini. Jangan harap anak itu dapat melihat indahnya dunia hanya 1 detik saja. Dengan pasrah ia menganggukkan kepalanya menandakan ia menyetujui perintah anak gila didepannya.

Kai tersenyum puas kearah Ong. Ia tau pria tua itu kesal kepada dirinya. Semua itu terlihat jelas dari matanya yang memerah menahan kesal.

Masa bodoh dengan itu semua Kai lantas mengalihkan perhatiannya dengan memandangi layar komputer didepan.


**************

Ahra menatap rekan kerjanya kali ini dengan bingung. Pasalnya, Krystal berbicara dengan kesal yang kini sedang menerima telfon. Dan sedikit bisa Ahra simpulkan dari percakapan yang ia dengar bahwa ada sedikit kendala dengan hasil design.

"Ayo katakan sekali lagi?!" Tuntut Krystal kesal sembari memukul meja dengan tangan.

Ahra yang mendengarkan saja merinding apa lagi yang menjadi lawan bicara Krystal. Bisa dibayangkan orang tersebut mengigil ditempat.

Crazy Boss! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang