12 | Crazy Boss!

2.8K 315 53
                                    


Masih dengan terdiam sambil mengemudi, Kai tak mampu mengeluarkan suara sedikutpun. Entah bagaimana caranya ia menjelaskan yang terjadi.

Pertanyaan yang selalu ingin Kai musnahkan di dunia akhirnya kembali ia dengar. Istri, Kai bahkan jijik mendengarnya kembali.

Kai mendesah berat.

"Bukan urusanmu."

Krystal terasa tertampar begitu kuat rasanya mendengar jawaban Kai yang begitu dingin dengan nada penuh penekanan.

"Bukan itu maksudku." Ujar Krystal mencoba menyangkal untuk tidak membuat Kai berpikir bahwa Krystal ingin ikut campur.

"Lalu?"

Krystal menggigit bibirnya dengan gugup. Hawa dimobil ini semakin dingin hingga membuat Krystal semakin frustasi dengan pertanyaan sialan yang keluar dari bibirnya tanpa pikir panjang.

"Aku sedikit iba melihat Karala tumbuh tanpa kasih sayang orang-tua. Maaf kalau ini menyinggungmu dan istrimu. Setidaknya kalian berikan sedikit waktu untuk bermain dengannya, jangan hanya sibuk bekerja. Uang dapat dicari tapi pertumbuhan anak tidak bisa."

Pintar kau Krystal. Alasan yang sebenarnya hanya akal-akalan spontan Krystal buat. Krystal melirik Kai yang menegang ditempat. Kai sedikit tersinggung dengan ucapan Krystal barusan, pikir Krystal.

"Ya kau benar. Aku hanya seorang Ayah yang tidak bisa membahagiakan putriku. Kau orang sekian kali yang telah mengatakan itu padaku." Ujar Kai tanpa sadar.

Mata Kai hanya memandang lurus ke jalan. Berbeda dengan Krystal yang gusar dikursi harap-harap cemas Kai akan mengamuk dengan obrolan pibadinya.

Okay marilah kita sudahi obrolan menegangkan ini. Krystal mencoba kembali tenang dengan menghidupkan radio mobil dan sesekali ikut bernyanyi kecil.

"Jadi alasanmu mengamuk dengan karyawan produksi karena baju putriku tidak mereka kerjakan?" Tanya Kai mencairkan suasana disela-sela saat Krystal melamun.

"Tidak. Mereka beberapa hari ini sudah banyak melakukan kesalahan." Kilah Krystal cepat.

Kai hanya terkekeh melihat kebohongan yang dibuat Krystal. Ia sudah mengerti sekarang, mengapa Ayahnya sangat membela Krystal didepannya dan seluruh karyawan waktu itu. Ternyata berkaitan dengan Karala, bahkan Kai tak mampu marah kalau tahu ini alasan sesungguhnya.

"Begitukah? Aku rasa mereka selalu bekerja sesuai dengan keinginanmu. Bahkan gaji mereka naik beberapa bulan ini. Apa kau yakin mereka melakukan kesalahan?"

Krystal mendesah berat. Kai memang pria yang pantang menyerah dalam berdebat dan tidak ingin kalah walau hanya sekali.

"Kalau sudah tau jawabannya kenapa masih bertanya. Aku rasa kau hanya ingin mencari kesalahanku kembali." Ujar Krystal ketus.

Kai tertawa kecil. "Kau terlalu serius, Nona. Ayoklah, kalau sedari awal aku tahu alasan sebenarnya. Tidak hanya kau yang mengamuk, tapi aku juga."

"Aku tidak butuh pembelaanmu." Sengit Krystal

"Memang susah berbicara dengan wanita keras kepala sepertimu." Balas Kai tak mau kalah.

Krystal tak ingin membalas ucapan Kai tersebut. Baginya meladeni seorang Kai hanya akan membuat kepala pusing tujuh keliling. Krystal lebih memilih diam memandang jalan yang semakin sepi dan membiarkan Kai mengemudi dalam diam.

***

Setelah insiden antar mengantar antara Krystal dan Kai yang selalu berujung pertengkaran. Akhirnya Krystal sampai di Apartemen miliknya dengan muka sedikit kesal.

Crazy Boss! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang