0.4

2K 246 12
                                    


Pagi buta dihari minggu memang membuat Krystal terlena. Ia tertidur pulas tanpa ada beban yang mengganggu pikiran.

Krystal memeluk guling dengan erat dan menyembunyikan tubuh mungil didalam selimut putih kesayangannya.

Hingga jam 3 siang hari, Krystal baru mengakhiri sesi malas-malasan dengan kasur. Ia bangun dengan tubuh dan pikiran yang sangat jernih. Biarpun matanya masih sayu, tapi energi telah terisi penuh.

Hari ini jadwal yang telah Krystal buat yaitu belanja bulanan. Ia teringat seluruh persediaan makanan dan kebutuhan pribadinya telah habis. Untuk itu Krystal akan pergi hari ini membeli segala kebutuhan.

Krystal memakai pakaian yang cukup simple. Jeans dan kaos berwarna hitam polos. Tanpa make up dan rambut indah panjangnya yang sengaja di cepol dengan karet hitam. Dan kaca mata hitam untuk melindungi mata panda akibat tidur terlalu lama.

Ketika dia telah tiba. Ia memandang rak khusus untuk susu itu bingung.

"Oma tau nggak kalau Ala udah bisa nyanyi kasih ibu dengan lancar."

"Benarkah sayang?"

"Iya Oma. Tadi Ala dapet nilai 90 di pelajaran musik. Hihi..."

Krystal termenung mendengar obrolan singkat tersebut. Entah apa yang membuat Krystal terdiam seolah dirinya harus mendengar dengan baik percakapan nenek dan anak kecil yang berdiri tak jauh dari tempat Krystal berada.

"Oma kata Papa kalau Ala bisa nyanyi dengan baik, Bunda pasti pulangkan?" Tanya anak kecil kepada sang nenek dengan polosnya.

Hati Krystal teriris ketika mendengar pertanyaan yang penuh harap dengan mata berbinar.

Sang nenek hanya terdiam menatap cucunya.

"Tidak. Sampai kapanpun." Ia menggeleng cepat dan berbicara dengan begitu keras sehingga cucunya menatap dengan takut.

"Oma kenapa begitu?" Tanya gadis kecil itu kembali. Matanya berkaca. Tangan mungilnya meraup tangan Nenek untuk ia genggam.

Krystal terasa ter-iris hatinya mendengar jawaban nenek kepada gadis kecil yang iba. Terbayang gadis kecil yang tidak memiliki sosok ibu seakan mengingatkan Krystal pada masa lalunya yang kelam.

Hidup tanpa kasih sayang seorang ibu memang menjadi hantaman berat bagi seorang Krystal. Sedari lahir hingga sekarang Krystal bahkan tidak pernah mengetahui seperti apa sosok wanita yang telah melahirkannya.

Ayahnya selalu berkata wanita tersebut tidak akan pernah kembali walaupun Krystal mencari ke ujung dunia. Jawaban yang sangat dibenci bagi Krystal.

Dulu Krystal sering merengek bertanya kemana Bundanya. Mengingat jawaban Ayah yang selalu murka membuat Krystal mengurungkan kembali pertanyaan yang selalu menghantuinya itu.

"Umur Ala sekarang berapa, oma tanya?" Dengan cepat gadis kecil mengangkat beberapa jarinya.

"Lima Oma."

"Masih kecil apa udah dewasa cucu Oma yang cantik ini?"

"Kata Papa Ala masih kecil Oma."

"Ala masih kecil sayang. Nanti kalau udah besar kamu akan mengerti sendiri." Ia berkata dengan pelan.

Krystal yang masih menyaksikan adegan Nenek dengan cucunya dengan memandang lurus gadis kecil tersebut.

"Ala nggak ngerti kenapa Papa selalu marah kalau Ala tanya tentang Bunda." Katanya sambil menatap sendu.

"Ala mau Papa nggak marah lagi?"

Crazy Boss! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang