0.9

2.1K 298 35
                                    


"Permisi Nyonya Krystal terhomat. Kau membuat ulah kembali, huh?!" Sindir Ahra dengan menghentak meja.

Krystal yang lagi fokus dengan alat gambarnya terlonjak kaget dengan hentakan tersebut.

"Kenapa lagi, orang gila?!" Tanya Krystal geram.

Ahra melotot tajam. "Apa aku orang gila?! Yatuhan, kau memang harus berkaca siapa yang orang gila sesungguhnya." Pungkas Ahra emosi.

"Kau sejenisnya."

"Krystal! Sialan kau! Aku gila gara ulah sialanmu itu." Amuk Ahra.

Krystal menghembuskan nafas berat. "Ada masalah apa lagi? Sungguh aku capek." Kata Krystal seadanya.

Ahra menatap sengit. "Masih bertanya ada apa? Selama kau buat masalah, apa kau tidak merasakan menyimpangnya perilaku-mu, Krys?"

"Sudah-sudah. Sebaiknya kau bersiap-siap untuk acara besok. Hasil produksi sudah bisa kau ambil sebagian dan sisanya besok pagi." Kata Krystal.

"Suka sekali mengalihkan pembicaraan." Ahra menghembuskan nafas.

"Karena pembicaraanmu tidak berguna sama sekali."

Kalau tidak mengingat siapa wanita didepannya itu mungkin sekarang Krystal akan menghilang dalam hitungan menit di tangannya. Andaikan.

"Terserahmu." Ujar Ahra acuh.

Krystal menarik nafas dalam-dalam seolah dirinya lelah. Secangkir kopi pun tidak bisa membuat Krystal sedikit tenang. Tanpa memperdulikan Ahra yang masih merengut. Ia mencoba fokus kembali.

Krystal bukan tipe wanita yang larut dalam masalah. Sejujurnya Krystal sangat cuek dengan masalah yang berdatangan kepada dirinya, ia akan memikirkan sebentar lalu mendepak cepat-cepat yang menganggu pikiran.

Sebagaimana Ahra tau, sahabat lamanya itu memang kelihatan seperti wanita yang tidak pernah mengeluh dengan kondisi disekitar. Tapi dimata Ahra, Krystal sangat rapuh didalam.

"Krystal."

Ahra memanggil Krystal yang masih sibuk berkutat dengan komputer.

"Ya?"

"Aku dengar kau mendesign sebuah baju untuk anak kecil. Apa itu benar?" Tanya Ahra penasaran. Tadi pagi staff produksi memberitahu kalau Krystal meminta secara mendadak.

Krystal menghentikan aktifitas dan menatap Ahra serius.

"Iya. Ada masalah?" Tanya Krystal kembali.

Ahra menggeleng. "Tidak. Tapi aku heran saja, untuk siapa memangnya? Kita jarang sekali memproduksi untuk idol anak-anak." Kata Ahra semakin bingung.

"Untuk cucu Sooman." Jawab Krystal pelan.

Ahra membulatkan mata terkejut, ia menggeleng tak percaya.

"Jangan bercanda. Kau tidak cocok kalau sedang bercanda!" Kesal Ahra.

Krystal jengah dengan Ahra. Ia mematikan komputer dan beranjak dari kursi.

"Aku keruang produksi." Kata Krystal tanpa memperdulikan Ahra yang memekik kesal.

"Aku belum selesai." Teriak Ahra semakin kesal. Dan Krystal berjalan dengan cepat keluar ruangan.

"Krystal! Keruang Presdir sekarang juga."

Baru saja Krystal melangkah keluar dari ruangan suara pria menganggetkan Krystal kembali.

"Ada apa?" Tanya Krystal dingin.

"Tidak tau. Aku hanya disuruh untuk memanggilmu." Kata pria berawakan tinggi tersebut.

"Maaf aku tidak bisa." Balas Krystal cepat dan kembali melanjutkan langkahnya yang tertunda.

Crazy Boss! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang