18 | Crazy Boss!

332 41 3
                                    



"Tante Rey, Kara mau panggil Bunda juga kayak Abang Kenan. Boleh gak?

Karala berdiri didepan pintu sambil menatap tante kesayangannya yang sedang terduduk sendu di dalam kamar lalu dengan pelan mencoba mendekati. Tangan mungil nan gembul milik Karala mengelus pelan punggung Krystal penuh sayang.

Permintaan Karala sangat menyentuh hati Krystal, tangisannya kembali menggema. Melihat Karala yang datang dengan ketakutan, namun dengan polosnya meminta suatu hal yang menurut Krystal sulit untuk ia tolak.

Dengan isakan Krystal menjawab, "B-boleh sayang, Karala sama Abang Kenan boleh panggil tante dengan Bunda, ya." Jawabnya sambil merentangkan tangan agar Karala masuk kedalam pelukannya.

Karala tanpa ragu-ragu masuk kedalam dekapan hangat tante kesayangannya itu. Mencoba mencari kehangatan yang selalu ia dambakan. Kehangatan yang belum pernah ia rasakan dari siapapun, tapi sekarang Krystal mampu memberi kehangatan yang ia cari selama ini.

"Bunda tidak boleh sedih, kata Abang dia akan jaga Bunda, Papa sama Karala sampe tua nanti. Berarti Abang udah janji untuk tetap baik-baik aja. Abang promise." Karala mencoba menenangkan Krystal dengan ucapan polosnya.

Lagi dan lagi, ucapan Karala sungguh menyayat hati.

Membayangkan Kenan dipukul dan bentakan Jessica masih saja menghantui. Pekikan tangisan Kenan yang memilukan terasa menyayat hati Krystal. Sungguh, Krystal tidak tau mengapa dirinya bisa menangisi anak kakaknya. Krystal akui, biarpun Kenan belum lama tinggal bersamanya namun Krystal sudah mau memberi segalanya untuk Kenan.

Mungkin kini, Karala akan masuk ke prioritas hidupnya bersamaan dengan Kenan. Si kembar, Krystal hanya membenci wanita yang melahirkan mereka. Tapi untuk bocah-bocah yang lahir dari rahim wanita iblis itu Krystal sangat menyayanginya melebihi apapun.

"Kara, Maafin tante ya."

Karala menggeleng didalam pelukan Krystal, "No tante, Bunda. Bunda-nya Karala sama abang Kenan." Sahutnya kembali, rengekan Karala membuat Krystal tersenyum disela tangisannya.

Anak ini benar-benar membuat Krystal semakin menyayanginya.

"Bunda lupa. Tapi, Maafin Bunda ya, nak. Andaikan Bunda tidak lahir mungkin kamu dan abang kamu kini sedang bermain bersama dengan bahagia." Ujar Krystal dengan lirih.

"Bunda, kata Oma anak yang lahir itu merupakan anugerah. Jadi kenapa harus minta maaf, bun."

Krystal terdiam, "Anugerah ya? Sepertinya tidak berlaku untuk Bunda." Kata Krystal dengan pelan.

"Bunda Krystal itu anugerah untuk Karala, Abang Kenan dan tentunya yang terakhir untuk Papa. Biarpun Papa ngeselin tapi Papa sayang kita semua."

Pintar sekali Karala, Krystal akui. Bocah itu sangat dewasa diumurnya yang masih belia. Jawaban Karala sangat membantu Krystal menyadarkan betapa berarti kehidupannya sekarang. Bertemu dengan Karala dan Kenan merupakan anugerah yang terindah yang pernah Krystal temui.

"Adek pintar sekali." Kata Krystal sambil mengangkat tubuh Karala agar mudah ia hadiahkan ciuman kecil. Karala hanya kesenangan saat Krystal mencium pipi bulatnya.

"Kata Papa, Adek pintar karena rajin sekolah dan makan salmon." Krystal semakin kegemasan, kesedihan tadi seakan sudah terobati.

Hanya dengan ucapan polos Karala, senyum Krystal bisa kembali. Ajaib memang, pantas Krystal jatuh hati dengan bocah kecil ini.

"Sama sayur ya, nak. Biar makin pintar dan gemesin." Ujar Krystal dan dibalas anggukan oleh Karala.

Karala tiba-tiba terdiam menatap Krystal dengan dalam. "Bunda masih sedih tidak?" Tanya Karala.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 09, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Crazy Boss! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang