Souko mengerjap-ngerjapkan kedua matanya sebelum bangun, ia duduk sambil merenggangkan badanya. Souko melirik samping, ia tidak menemukan apapun. Tatapan matanya berubah menjadi kecewa.
"Apa yang aku harapkan?" batinya. Matanya terasa panas, buru-buru ia menghapusnya. "semangat souko, hari pertama menjadi seorang istri!" batinnya menyemangati. Walaupun begitu hatinya terasa sakit, mengingat kejadian semalam.
‹ Flasback ›
Hijikata dan Souko, sudah sampai kediaman Hijikata. Yang mulai sekarang ini adalah rumah mereka berdua.
Hijikata berjalan lebih dulu, diikuti Souko dibelakangnya. Pria itu, tampak sama sekali tidak peduli terhadap Souko. Sejak resepsi pernikahan pria iti sudah bersikap dingin, terhadap wanita yang sekarang menjadi istrinya.
Lihat saja, souko membawa kopernya sendiri. Dan Hijikata tidak peduli akan hal itu, padahal barang bawaan wanita itu cukup banyak.
"Kau dikamar itu," Hijikata menunjuk sebuah kamar dipojok kanan, pintu berwarna putih dan ada bingkain yang menggantung. Sepertinya pria itu sudah menyiapkannya. "Dan aku dikamar itu." Ia menujuk lagi sebuah kamar dipojok kiri, pintu berwarna hitam.
"Kau bisa membawanya sendirikan? Atau mau aku bawakan? Biasanya Mitsuba bisa mengurus semuanya sendiri, dia wanita mandiri." Ujar Hijikata, sambil menyalakan rokoknya.
Souko yang mendengar hanya menggigit bibir bawahnya , dan mencengkram kuat-kuat pegangan koper.
"Aku bisa sendiri." Wanita itu pergi sambil membawa barang bawaan, dan Hijikata hanya memandanginya dalam diam.
‹Flasback end›
Souko membuat sarapan untuknya dan suami-nya itu. Mungkin Souko akan belajar memanggil Hijikata, dengan nama kecil milik pria itu. Karena bagaimana pun, ia sudah menjadi istri Hijikata dan itu berarti marga miliknya sudah berubah.
Ia tersenyum senang, melihat hasil masakannya. Dan senyum miliknya semakin mengembang saat melihat Hijikata turun.
"Hijikata-san, ayo sarapan. Aku sudah membuatnya," ucap Souko sambil tersenyum.
Hijikata hanya diam, ia langsung duduk di depan meja Souko. Dengan begitu mereka bisa bertatap muka.
"Bagaimana rasanya, Hijikata-san?" Souko dengan sabar menunggu jawaban dari pria di sebrang meja.
"Tidak buruk, tapi menurutku Mitsuba pasti bisa membuat yang jauh lebih baik dari ini. Kau harus belajar masak dari kakakmu itu."
Souko yang mendengar itu hanya mencoba untuk tetap tersenyum, ia menganggukkan kepalanya. Topeng, ia memakai topeng untuk tetap terlihat tegar.
Andai Hijikata tau, hati Souko rasanya sakit sekali, hatinya teririrs mendengar hal itu. Sejak dulu, Souko paling benci dibanding-bandingkan dengan kakak perempuannya tersebut.
Souko tau, ia tidak ada apa-apa dibanding Mitsuba. Tapi- bisakah Hijikata lebih menghargai dirinya? Yang notebenya istrinya?
"Aku sudah selesai. Jangan menungguku, aku pergi." Hijikata berlalu, meninggalkan Souko sendiri.
Tanpa Hijikata tau, Souko menangis dalam diam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Okita Souko ‹FemaleSougo› ✓
Fanfiction[ SELESAI REVISI ✓ ] Pernikahan Hijikata, terancam gagal. Karena secara tiba-tiba Mitsuba, memutuskan membatalkannya demi kelangsungan karirnya. Gintoki menyarankan agar, Hijikata menikah dengan Souko. Adik bungsu Mitsuba sekaligus adik kembaran Sou...