Souko menangis semalaman, dan paginya. Mata milik wanita itu membengkak, karena tak ingin Hijikata melihatnya, ia terus berdiam diri di dalam kamar. Tidak peduli bahwa ia belum menyiapkan sarapan untuk Hijikata.
Berdiam diri di kamar sendirian, sambil memainkan game di headphonenya. Ia juga butuh hiburan, setelah menangis semalaman.
Masa bodo dengan Hijikata, itu yang ada dalam pikiran Souko saat ini.
Hijikata yang keluar dari kamarnya, dan tidak menemukan Souko ataupun sarapan, sedikit merasa bingung.
"Apa wanita itu sakit?" batin Hijikata.Hijikata ingin bertanya kepada Souko, tapi ia urungkan. Lebih baik pergi ke kantor, dia bukan anak kecil lagi yang harus diperhatikan sediteal mungkin, pikirnya.
Saat mendengar suara mobil meninggalkan rumah, buru-buru Souko keluar dan mengintip lewat jendela. Wajahnya menunjukan, ekspresi kecewa yang sangat terlihat.
Ia kecewa, sangat kecewa. Hijikata tidak memperdulikannya. Pria itu pergi, tanpa menanyakan dirinya yang tidak muncul.
☂☂☂
Gintoki memperhatikan Hijikata yang baru saja sampai. Ia memakai pakaian serba hitam, "Seperti ingin ke kuburan saja." pikir Gintoki.
"Oi, teme. Aku ingin berbicara denganmu." Gintoki sengaja menghalangi jalan Hijikata, agar pria itu berhenti.
"Mau berbicara apa?" Hijikata menjawab dengan tatapan dingin.
"Aku ingin kita bicara sekarang, ikuti aku." Gintoki berjalan terlebih dahulu dan Hijikata mengikutinya, seperti anak ayam yang mengikuti induknya.
Gintoki masuk ke dalam cafe, dan diikuti Hijikata yang masih setia mengikutinya. Mereka berdua duduk dipojok ruang.
"Langsung ke intinya saja, aku malas mendengar basa-basi." Kata Hijikata, Gintoki hanya memaki dalam hati. Melihat betapa dinginnya sikap Hijikata, setelah menikah.
"Baik." Gintoki memasang ekspresi serius, tatapan matanya lurus ke arah Hijikata. "Kenapa kau bersikap dingin terhadap Souko? Dan tidak menganggapnya sebagai istrimu? Teme!"
"Aku tidak bersikap dingin padanya, dan apa maksudmu, aku tidak menganggapnya sebagai istriku? Tentu saja aku menganggapnya, Teme.
Gintoki memandang sinis kepada Hijikata. "Terus maksudmu apa? Mengajak Mitsuba makan siang bersama? Dan berbicara mesra? Dia itu mantan kekasihmu, dan sekarang dia kakak iparmu! Hijibaka!"
Kesabaran Gintoki benar-benar diuji disini, dan kemarahannya semakin meningkat saat pria itu masih memasang ekspresi datar. Perempatan di dahi Gintoki makin banyak, saat mendengar jawaban Hijikata.
"Memangnya salah mengajak Mitsuba makan bersama? Jangan mempermasalahkan hal kecil Gintoki, deperti buka dirimu saja. "
"Masalah kecil katanya?" batin Gintoki, ia benar-benar ingin menghajar Hijikata saat ini juga. Namun, Gintoki urungkan karna sedang berada di tempat umum.
"Sudah selesaikan? Aku pergi." Hijikata berlalu pergi, tanpa memperdulikan Gintoki yang berteriak. "Oi, teme aku belum selesai berbicara!"
Gintoki menggertakan giginya, ia benar-benar kesal. Hijikata sama sekali tidak peduli terhadapa Souko. Kalau begini terus, Souko akan terus merasa sakit hati karna Hijikata.
Gintoki harus berpikir cepat, agar masalah ini cepat selesai. Atau kalau Hijikata tetap tidak ingin melupakan Mitsuba, mau tidak mau Gintoki harus memaksa Souko untuk bercerai dengan Hijikata.
☂☂☂
Hijikata memijat batang hidungnya, pembicaranya dengan Gintoki tadi membuat dirinya pusing.
"Apa-apa maksudnya? Kalau aku tidak menganggap Souko sebagai istriku. Aku sudah selingkuh darinya, atau melalukan hal yang membuatnya sakit hati." Batinya berbicara.
Hijikata sedikit kaget saat mengingat sesuatu, Souko tidak pernah memanggil nama kecil walaupun mereka sudah menikah. Dan akhir-akhir ini ia menjad pendiam setelah menikah denganya.
"Apa gadis itu tidak bahagia?" batinya berbicara lagi, ia takut sangat takut. Kalau-kalau Gintoki menyarankan agar Souko meminta cerai padanya.
Dengan tergesa-gesa Hijikata bangkit, dan keluar dari ruangannya. Ia terus berlari, dan berdiri di depan lift, kakinya tidak berhenti bergerak.
"Mengapa lift ini lama sekali?" ujarnya frustasi.
Hijikata langsung lari ke arah tangga darurat. Kakinya mulai lelah, tapi ia paksakan.
"Kenapa ini, kenapa aku begitu takut?"
Hijikata langsung menaiki mobil, dan mengendarainya dengan kecepatan penuh.
----------------------------
Mungkin bakal sering telat update, karna jaringan indosat lagi jelek banget. Dan makasih sama readers yang masih mau baca cerita gaje ini--"
KAMU SEDANG MEMBACA
Okita Souko ‹FemaleSougo› ✓
Fanfic[ SELESAI REVISI ✓ ] Pernikahan Hijikata, terancam gagal. Karena secara tiba-tiba Mitsuba, memutuskan membatalkannya demi kelangsungan karirnya. Gintoki menyarankan agar, Hijikata menikah dengan Souko. Adik bungsu Mitsuba sekaligus adik kembaran Sou...