‹Chapter 3› ✓

180 24 2
                                    

Hijikata menghisap kuat-kuat rokoknya, setelah itu menghembuskan asapnya.

Kondo yang melihatnya, langsung mengerti bahwa teman masa kecilnya itu dalam masalah. "padahal ia baru menikah kemarin, tapi mengapa ia tampak stress?" pikirnya.

"Toshi, kenapa kau tidak libur saja? Kau habis menikah," mendengar itu, Hijikata langsung menatap lurus Kondo.

"Tidak perlu, aku tidak memerlukan itu, Kondo-san." Hijikata mengatakannya, dengan nada dingin. Tatapan menusuk, seperti tidak ingin membicarakan hal ini, lebih tepatnya tentang pernikahannya.

"Tapi kenapa Toshi? Kau butuh liburan bersama dengan istrimu." Kondo merasa bingung dengan Hijikata, mengapa temannya itu tidak mau mengambil cuti?

"Kau tidak bahagia dengan pernikahanmu, Toshi?"
tanya Kondo. Hijikata tidak menghiraukan pertanyaan Kondo, ia langsung pergi. Saat ini Hijikata tidak peduli, bahwa ia disebut bawahan tidak sopan atau semacamnya.

Kondo hanya menghela napas, ia saat ini hanya mencoba untuk mengerti jalan pikir Hijikata, sampai temanya itu menceritakan masalah yang dimilikinya.

☂ ☂ ☂

Kagura dan Sougo memutuskan untuk datang ke rumah Hijikata, untuk bertemu dengan Souko.

Kagura memencet bel, ia menunggu dengan tidak sabar. Kukunya yang panjang ia gigit, entah mengapa Kagura merasa gugup. Sougo langsung memeluk pundak gadisnya, mencoba untuk menenangkan.

Kagura sedikit tenang, dengan perlakuan Sougo. Ia benar-benar khawatir dengan calon adik iparnya itu. Begitu-begitu, mereka itu sangat dekat sejak Sougo mengenalkan Kagura pada Souko.

Pintu dibuka, menapilkan seorang gadis dikuncir tinggi ke samping, memakai kaos dan celana pendek.

"Ouh, Kagura-chan dan Sougo. Ada apa kemari?" Souko bertanya sambil mempersilahkan mereka masuk. Dengan senyum yang dipaksakan, "Tidak boleh terlihat sedih." batinya berbicara.

Kagura dan Sougo langsung duduk di sopa, mereka berdua tidak langsung menjawab pertanyaan Souko tapi saling tukar tatapan.

"Kami-"Kagura lagi-lagi mengigit kukunya yang panjang. "Kami hanya ingin bertemu denganmu," sambung Sougo dengan senyuman. Kagura langsung mengangguk, setelahnya langsung tertawa renyah untuk mencegah kecanggungan.

Mendengar itu Souko langsung tersenyum, "Kalian berdua ini, ada-ada saja. Seperti ingin membicarakan sesuatu yang penting. Ouh ya, mau minum apa?" tanya Souko, ia mendudukan bokongnya di sopa tunggal, disamping sopa panjang yang di duduki Kagura dan Sougo.

"Tidak perlu, kami hanya ingin mengobrol dengan mu." Kali ini Kagura yang berbicara, ia sudah tenang, tidak seperti tadi.

"Jaa, bagaimana rasanya menjadi seorang istri? Mungkin kau bisa memberi masukan kepada Kagura, Souko." Souko sedikit tersentak mendengar pertanyaan dari Sougo. Tapi, ia bisa mengantur ekspresinya dengan baik. Sampai Kagura dan Sougo tidak menyadarinya.

"Yah seperti itu, menyiapkan makanan untuk suami. Dan menuruti semua perkataannya, ehehe." Souko mengatakan dengan senyum yang dipaksakan.

Sougo dan Kagura yang melihat itu hanya diam, tapi mereka tau bahwa itu adalah salah satu tipuan agar keduanya tidak tau apa-apa.

Okita Souko ‹FemaleSougo› ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang