Tsukuyo, Souko, dan Kagura berjalan cepat ke butik yang menyiapkan gaun pernikahan Nobume. Mereka bertiga sudah benar-benar terlambat, seharusnya mereka datang setengah jam yang lalu.
"Ayo cepat, kita sudah terlambat." Ucap Tsukuyo, ia berjalan lebih cepat dari Souko dan Kagura.
"Pelan-pelan, aru." Kagura mengembungkan pipinya, ia mengutuk siapa saja yang memilih butik baju yang terletak sangat jauh.
Souko hanya diam sembari memperhatikan Kagura dan Tsukuyo, ia juga kesal karena letak butiknya tidak strategis.
"Ah, lewat sini." Tsukuyo berbelok dan terlihat butik yang terbilang sangat mewah.
"Ayo masuk." Tsukuyo melangkah lebih dulu dan Kagura maupun Souko mengikuti dari belakang.
Di dalamnya banyak gaun-gaun yang terlihat sangat indah dengan butiran-butiran yang tertempel seperti krsytal. Pajangan di dalam butiknya juga sangat indah, dan tentu harganya pasti sangat mahal.
Kagura dan Souko saling berpandangan dan menganggumi semua yang berada dibatik.
"Padahal ini hanya butik, aru. Tapi mengapa terlihat sangat mewah?"
Mata Kagura berkilau melihat pemandangan di dalam butik.
"Kau benar Kagura-chan, padahal tempat ini tidak strategis tapi, mengapa banyak orang yang mau ke sini?" Souko bertanya tanpa mengalihkan pandangannya.
"Itu karena desainer di sini sangat ahli membuat gaun." Suara Kouko terdengar, Kagura tersenyum.
"Mami. " Kouko balas tersenyum ke arah Kagura, setelahnya tersenyum kepada Souko.
"Halo, Kouko-san" Souko tersenyum, sembari sedikit membungkukkan badannya.
"Halo juga, Souko. Bagaimana kabar Hijikata?" tanya Kouko, Tsukuyo langsung mengalihkan pandangannya ke arah Souko dan Kouko.
"Ah, kabar Toshirou-san baik Kouko-san."
"Yokatta, mungkin masih berat di matamu Souko menjadi seorang istri, tapi yakinlah nanti akan terbiasa."
"Iya, Kouko-san. Aku juga mencoba untuk terbiasa."
"Hmm, bagus."
Dalam hati, diam-diam Tsukuyo menghela napas lega. Tsukuyo benar-benar tidak mau dapat ceramahan dari Kouko, atas insiden 'perpisahan' Hijikata dan Souko.
Pokoknya tekadnya sudah bulat, Tsukuyo akan mengijinkan Hijikata membawa pulang Souko. Kalau, menurutnya Pria itu sudah berjuang untuk mengambil Souko darinya.
Tsukuyo mengepalkan tangannya dan kedua mata berbinar karna tekadnya yang kuat.
Tanpa ia sadari, Kouko terus memperhatikan gerak-geriknya. Yang terlihat menyembunyikan sesuatu, Kouko juga merasa aneh saat Souko ditanya tentang Hijikata, Tsukuyo terlihat was-was.
"Tidak biasanya ia seperti ini."
❄️❄️❄️
"Tsukuyo, bisa kita bicara berdua?" tanya Kouko lembut, jiwa keibuannya muncul.
Tsukuyo mengalihkan pandangannya ke arah Kouko dan setelah itu mengangguk.
"Jadi, apa yang ingin anda bicarakan Kouko-san?" tanya Tsukuyo hati-hati, ia merasakan firasat buruk.
"Begini, Tsuky. Kau taukan, saat seorang anak menikah dengan seorang pria. Itu artinya ia tidak hanya milik kita lagi, melainkan milik suaminya juga. Terkadang, urusan suami-istri itu tidak baik kita ikut campuri. Karena apa? Karena itu adalah masalah mereka, kita hanya punya hak untuk memberi saran bukannya menyuruhnya mengikuti kehendak kita." Kouko berhenti sejenak untuk melihat ekspresi Tsukuyo.
"Saat seorang anak menikah, itu artinya ia sudah bisa menyelesaikan masalahnya sendiri, tanpa bantuan kita. Begitu juga dengan masalah suami-istri, kita tidak berhak untuk menyalahkan salah satunya. Biarkan mereka yang menyelesaikannya, dan kita hanya perlu memeperhatikan agar semua berjalan mulus. Kalau kau, ikut campur dalam masalah mereka. Itu artinya kau menganggap mereka itu anak kecil."
Tsukuyo diam membisu mendengar perkataan Kouko, ia tau ia salah. Tapi mau bagaimana, ia merasa sakit hati saat Souko diperlakukan tidak adil oleh Hijikata. Rasa-rasanya ia benar-benar membenci Hijikata, karena telah membuat anak angkatnya itu menangis.
"Contohnya masalah Souko, Aku tebak ia pasti memiliki masalah dengan Hijikata kan?" Tanya Kouko. Tsukuyo hanya mengangguk.
"Dan kau ikut campur dalam masalah itu?" dan sekali lagi Tsukuyo hanya menganggukan kepalanya.
Kouko mengehela napas panjang.
"Kau tau kenapa Souko mendengarkan perkataanmu?" tanya Kouko lagi, Tsukuyo hanya menggelengkan kepalanya."Itu karena ia sangat menghargai pendapatmu, Tsuky. Bukan karena takut, tapi karna sangat menghargaimu sebagai orang tua angkatnya. Yang selalu ada untuknya, karena itu ia mendengarkanmu."
Tsukuyo menggigit bibir bawahnya, pantas saja Souko tidak membantahnya ternyata gadis itu sangat menghargai.
"Tetapi disatu sisi, Souko pasti merasa kalau kau tetap menganggapnya anak kecil. Karena tidak membiarkannya, menyelesaikan masalahnya." Kouko memandangin Tsukuyo yang terlihat mulai terisak.
"Jadi kesimpulannya, biarkan mereka menyelesaikan masalah mereka. Kita hanya perlu memperhatikan saja, Tsuky. Kau mengertikan?" tanya Kouko lembut.
Tangis Tsukuyo semakin menjadi, ia mengangguk setelah itu memeluk Kouko.
"Maafkan aku Kouko-san."
Kouko mengusap punggung Tsukuyo lembut. "Kau tidak perlu meminta maaf, semua orang tua ingin yang terbaik bagi anaknya. Mungkin suatu saat nanti saat kau menjadi seorang ibu. Kau akan menjadi ibu yang baik bagi anak-anakmu."
Dari kejauhan Kagura, Souko dan Nobume. Memperhatikan Tsukuyo dan Kouko. Souko yang mendengar semua perkataan Kouko, pun ikut menangis seperti Tsukuyo begitu juga dengan Kagura.
____________'____________
Detik-detik menuju tamatnya cerita ini😂
Makasih sama yang masih mau baca cerita ini. Lope-lope buat kalian 😙😙😙
KAMU SEDANG MEMBACA
Okita Souko ‹FemaleSougo› ✓
Hayran Kurgu[ SELESAI REVISI ✓ ] Pernikahan Hijikata, terancam gagal. Karena secara tiba-tiba Mitsuba, memutuskan membatalkannya demi kelangsungan karirnya. Gintoki menyarankan agar, Hijikata menikah dengan Souko. Adik bungsu Mitsuba sekaligus adik kembaran Sou...