Chapter 2

7.4K 845 189
                                    

Upacara pernikahan Eren dan Historia tampaknya tidak menghipnotis semua tamu. Kendati terkesan suci, pun memesona, tidak membuat Levi betah berlama-lama duduk di kursi empuk sebagai tamu VIP. Sebab, pikirannya tengah melayang-layang (bisa jadi jauh, menembus antariksa).

Netra Levi melirik ke berbagai sudut, mencari-cari. Kala mendapati gadis yang ia kenal berdiri, terburu-buru meninggalkan ruangan, atensinya terkunci.

Fakta bahwa Mikasa menyukai Eren, mungkin sudah menjadi rahasia umum. Meski sering kali mereka mengaku dibesarkan sebagai saudara, Levi tahu, Mikasa menganggapnya berbeda. Ia bertaruh, hari ini merupakan detik-detik yang akan Mikasa benci seumur hidup.

Selang beberapa menit, pria bertubuh tinggi ikut keluar. Sudah jelas, Jean Kirstein mengikuti langkah Mikasa. Semua orang tahu, salah satu elit Recorn corps itu menyukai Mikasa sejak lama. Terlebih, sudah berkali-kali Levi memergoki Jean menyatakan cinta, dan selalu berakhir sengsara. Bukan iba, sejujurnya, mood Levi malah akan berubah menjadi jauh lebih baik, sehingga membuat orang-orang di sekitar heran.

Seakan sesuatu tengah menghipnotis Levi untuk memulai langkah, tak sadar ia berdiri. Lekas Petra menegur, "Kau mau ke mana, Heichou?"

"Aku mau ke toilet sebentar," jawab Levi singkat, melenggang pergi tanpa mengindahkan kelanjutan jawaban asistennya.

Ia mengambil langkah lebar-lebar, terkadang berlari. Setelah berhasil menjumpai Jean yang tengah berjalan menuju atap gedung, ia besembunyi di balik dinding. Oh! Bukankah ini konyol? Levi merutuki diri sendiri. Namun, apa daya, rasa penasarannya tengah berkuasa.

Jelas terdengar saat perempuan irit bicara itu lagi-lagi menolak Jean. Membuat Levi menyeringai idiot. Selepas Jean pergi dengan raut sedih, ia muncul tiba-tiba. Membiarkan Mikasa berpikir bahwa dirinya sudah lebih awal berada di sana.

"Kau dingin sekali, Ackerman."

Huh! Menggelikan. Apa yang sebenarnya tengah Levi lakukan? Sandiwara murahan?

Music by BGM Maker

My dearest Ackerman
[ Chapter 2 ]

.

.

.

Levi tidak bisa bersantai di ruangan pribadinya, di kantor Recorn corps setelah Petra memberi majalah yang menggemparkan publik pagi ini.

Baru lima menit lalu Levi menutup telepon dari Erwin Smith, atasannya. Erwin bertanya dengan nada curiga, mengapa ia dan Mikasa membolos di hari serupa?

Seakan belum selesai dibuat terkejut, jantung Levi berdegup tak normal kala melihat artikel yang Mikasa tunjukkan di layar tabletnya.

"Kau bilang kita tidak berbuat apa-apa!" Mikasa tampak frustrasi mendapati foto mereka tengah berciuman mesra di bar.

Seperti yang kita ketahui, kedua Ackerman tersebut bukanlah saudara dekat. Mereka hanya kebetulan memiliki nenek moyang yang sama. Tidak menutup kemungkinan sesuatu terjadi di antara mereka. Humanity's strongest pair berakhir bersama?

Membaca tulisan-tulisan itu membuat wajah Levi semakin memucat. "Sial! Kami terlihat seperti incest," gerutunya.

"Kurasa tidak juga, Kalian 'kan bukan saudara dekat. Mereka menulisnya 'kan?" bantah Petra.

Sedangkan Mikasa menatap kesal kedua orang tersebut secara bergantian. "Bukan tentang incest yang menjadi masalahnya, astaga! Mereka akan menyangka kita benar-benar memiliki hubungan!"

My Dearest Ackerman (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang