Dulu, sekitar tiga belas tahun silam, mungkin hanya Jean yang menganggap pertemuan waktu itu berharga. Tatkala seorang perempuan cantik berjalan tepat di hadapannya dengan rambut hitam berkilau mendayu-dayu seolah menebar konstelasi kilauan bintang dan menyihir kedua netra cokelat Jean untuk terus mengikuti langkahnya—bahkan hingga ke ujung dunia. Ia Mikasa Ackerman. Jean tak bermaksud menggombal ketika dalam hati berkata rambut panjang Mikasa sangat indah. Seumur hidup, baru kali ini Jean terbayang-bayang rupa seorang perempuan karena sebuah pertemuan singkat.
Beberapa hari berlalu. Jean mengenal Mikasa yang irit bicara dan selalu bersikap tenang. Semakin diperhatikan, Jean semakin ingin tahu lebih tentangnya. Tentang hal kecil pun besar yang pernah Mikasa lalui. Jean sangat penasaran.
Disebuah hari, para kadet menjalani pelatihan di hutan perbatasan dinding Maria dan Rose. Jean tentu tahu diri. Tidak mungkin ia berada di kelompok yang sama dengan Mikasa. Perempuan itu adalah kadet terbaik. Sedangkan Jean berada di peringkat ke-enam. Posisi ini tidak terlalu buruk sejujurnya, andaikata Eren berada di peringkat ke-tujuh, lebih baik lagi, sepuluh. Sial sekali, sebagai pria paling dekat dengan Mikasa, kemampuan Eren ternyata cukup mumpuni. Jean menjadi kesal sendiri.
Jam, hari, bulan bergulir. Jean menyadari penuh, ia tidak pantas untuk seseorang seperti Mikasa yang bisa saja mendapat pria paling sempurna di dunia. Namun Jean perlu mengakui perihal kesinambungan cinta dan egoisme. Jean tidak suka Mikasa didekati siapapun. Ia rela menghabiskan isi dompet tipisnya demi mentraktir Sasha dan Connie saat Jean tahu Eren resmi menjadi kekasih Historia. Dengan begitu, saingan terberat Jean telah gugur. Barangkali nasib baik menyertainya mulai dari sekarang? Siapa tahu.
Sayangnya, realita enggan mengikuti harapan Jean. Ini adalah kali ke enam ia menyatakan cinta dan tetap di tolak Mikasa. Setahu Jean, ia bukanlah anak nakal. Tapi Jean tidak pernah sudi menggubris perkataan Mikasa yang berkali-kali menyuruhnya mengencani perempuan lain.
Mencintai Mikasa lebih menyakitkan ketimbang terkena gores pisau. Jean sadar betul, ia sendiri yang membiarkan hatinya terluka dalam waktu lama. Padahal jelas sekali, tidak ada kesempatan untuknya. Bahkan, mungkin jika Jean adalah pria terakhir di muka bumi.
"M-mikasa, aku mencintaimu! Aku berjanji akan selalu membuatmu bahagia."
"Maaf Jean, aku tidak bisa. Kau bisa memacari perempuan yang lebih cantik daripada aku. Kumohon, jangan buang waktumu lagi."
Ucapan Mikasa hari itu terdengar lain. Yang Jean yakini disebabkan oleh pernikahan Eren dan Historia. Jean kira, Mikasa butuh pelarian. Ia yang terlalu tergila-gila pada Mikasa tidak keberatan jika hubungan mereka di awali dengan kondisi salah.
Dipikir-pikir, Mikasa benar. Bisa saja Jean memacari gadis lainnya. Ada beberapa perempuan yang tak henti menghubungi Jean. Menawari diri cuma-cuma, bercinta satu malam pun tak masalah. Tapi jika yang lebih cantik ... Jean menyerah. Ia tidak bisa menemukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Ackerman (REVISI)
Fanfiction[RIVAMIKA] Mikasa pikir, memiliki perasaan yang kuat adalah jaminan dua hati bisa menjadi satu. Nyatanya, itu tidak berlaku jika hanya sebelah pihak. Buku ini berisi cara seorang Levi Ackerman mencoba merebut hati Mikasa Ackerman yang dikenal beku. ...