Chapter 6

5.9K 655 275
                                    

Recon Corps disebut-sebut rumah banyak orang hebat. Di masa peperangan, mereka terkenal tangguh, pemberani, pendobrak dinding-dinding tebal pemisah yang menjadi awal mula orde baru. Di ketuai oleh pria cerdas dan cekatan bernama Erwin Smith, harapan pupus umat manusia, perlahan kembali bersinar cerah. Ia dan Armin Arlert (pria muda jenius ahli strategi) dijuluki brilliant duo. Ada pula Hanji Zoe; manusia super aneh yang gemar melakukan penelitian. Namun, karena rasa hausnya terhadap ilmu, ia menjadi prajurit perempuan paling berjasa dalam pengungkapan hal-hal janggal mengenai kehidupan. Sedangkan, Eren Jaeger (yang mana sekarang lebih dikenal sebagai Raja) adalah seorang titan shifter berkemauan keras. Kemunculannya merupakan keajaiban terbaik dalam sejarah hidup dan mati kaum Eldia.

"Terlebih karena adanya dua orang Ackerman, sebuah klan kuno yang memiliki kekuatan fisik luar biasa, Mikasa dan Levi Ackerman—"

Gabi menyipitkan netra, tak berminat membaca kata-kata selanjutnya yang ada di halaman artikel tersebut. Ia lekas melempar sembarang ponselnya ke dalam bucket pack hitam kecil, kemudian menghela napas panjang-panjang. Astaga, menyebalkan! Ini adalah kesekian kali Gabi menggali informasi seputar pria yang ia sukai sejak pandangan pertama di area parkir penjara. Namun segala hal yang menyangkut Levi, selalu saja berkaitan dengan nama Mikasa Ackerman. Apa bagusnya, sih, si Mikasa itu!

Nyaris semua artikel mengenai Levi, telah Gabi telaah hingga ia lupa waktu (bahkan saat di dalam kelas, saat jam pelajaran berlangsung). Ternyata Levi sudah memiliki kekasih—belum lama ini. Ikatan yang dangkal, pikir Gabi. Meski perlu Gabi akui bahwa baiklah, baiklah, Mikasa memang rupawan. Ia dan Levi adalah pasangan serasi. Tapi Gabi tak mau kalah. Lagipula, jika dipikir-pikir lagi, lima sampai enam tahun nanti, bisa jadi ia lebih cantik dari Mikasa, 'kan? 'Kan?

"Hei, kau lagi, ya! Pulanglah, Bocah!" seru seorang satpam. Ia berjalan tergesa-gesa dari pintu utama menuju tempat Gabi duduk di kursi silver, lobi Recon Corps. Sudah tiga hari belakangan, Gabi menunggu Levi di sana. Ia sudi angkat kaki hanya ketika sang satpam habis kesabaran. Sayang sekali, meski Gabi telah mengorbankan harga diri, batang hidung Levi tak jua terlihat. (Entah karena orang itu tahu sedang dibuntuti atau ia bisa melafalkan mantra *apparate?)

"Bilanglah pada Mikasa Ackerman, aku akan merebut Levi Ackerman darinya!" sahut Gabi kencang-kencang, tak mau kalah. Di saat yang bersamaan, Gabi melihat Mikasa tengah berjalan menuju elevator. Ia mengulas senyum sinis tatkala Mikasa menoleh; mendengar namanya disebut. Waktu yang benar-benar tepat!

Tak berlangsung lama, sebab satpam berjanggut tipis itu mulai berlari mengejar Gabi. "Jaga bicaramu, Bocah nakal!" Sementara Gabi cepat-cepat menghindar, berlari keluar gerbang.

My dearest Ackerman
[ Chapter 6 ]

.

.

.

.

Malam hari ini gemilang bintang sepuluh kali lebih menderang. Sinarnya seakan bertambah kala Levi membuka pintu mobil, memperlihatkan ratu hatinya pada dunia.

Kaki Mikasa terbalut high heels berwarna bening yang tidak terlalu tinggi. (Ia tidak ingin Levi memarahinya lagi, karena akan tampak semakin jenjang.) Sementara tubuh rampingnya dihiasi sheath dress selutut berwana hitam; dilengkapi pouch cantik berwarna senada; rambut gerhana sepunggungnya digerai tanpa dipoles riasan-riasan merelap.

Sungguh, rupa Mikasa lebih dari sekadar kata elegan. Levi bertaruh, perempuan itu akan menjadi sorotan penuh.

Lucunya, tanpa terlibat perjanjian, pakaian mereka tampak senada. Levi mengenakan celana hitam pekat serta jas berwarna serupa dengan kemeja putih didalamnya (yang sudah pasti dilengkapi cravat). Sejujurnya, penampilan Levi tidak signifikan berbeda dari kesehariannya di kantor, hanya, Mikasa perlu mengakui, Levi terlihat lebih tampan.

My Dearest Ackerman (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang