BGM By Jen Msumba Music
My Dearest Ackerman
[ Chapter 12 ].
.
.
.
Hari ini terjadi dengan persiapan matang. Dari hal setengah penting sampai paling penting. Bahkan awan cirrus yang bergerak perlahan di langit, telah diperhitungkan masak-masak. Tentu saja dengan bantuan peramal cuaca. Si peramal bilang, hari ini akan cerah, cendayam, dan hangat.
https://goo.gl/images/1sZpsy
Sebab itulah, Mikasa tak boleh membuat kekacauan barang sedikit pun. Ia menghela napas panjang berkali-kali, mencoba menenangkan diri. Sejak Mikasa berdiri di dekat jendela besar sembari menatap awan yang tengah bergerak perlahan (dan gaun putih yang ia kenakan berkilauan), detak jantung Mikasa masih rancu; tidak bisa dikendalikan.
Lantas atensi Mikasa berpindah tatkala Historia bertanya, "Kau sudah siap?"
Perut perempuan itu agak buncit. Kehamilan Historia sudah memasuki usia empat bulan. Ketika pertama kali melihat kondisinya, Mikasa terkagum-kagum; ingin mengelus sepanjang waktu kalau Eren tidak cemburu. Menurut Mikasa, kehamilan adalah salah satu keajaiban terbesar. Lebih keren ketimbang sekadar Petra di Yordania, atau Tembok Besar di China. Tubuh wanita ternyata begitu mengagumkan. Bayangkan saja, ada kehidupan di dalam perutmu selama sembilan bulan!
"Historia, bagaimana jika aku melakukan hal memalukan? Gaun ini panjang sekali, aku tidak bisa melihat kaki-ku."
Sedikit banyak Historia dapat memaklumi kekhawatiran Mikasa. Ia juga merasakan ketegangan serupa di hari pernikahannya. Tapi Historia sadar akan sesuatu, "Semakin kau panik, semakin besar pula peluang kau mempermalukan dirimu sendiri." Semua ini hanya tentang sugesti. "Tenanglah, ambil napas dalam-dalam. Semuanya akan baik-baik saja."
Mikasa mengikuti saran Historia (meski sejujurnya sudah Mikasa lalukan sejak beberapa menit lalu dan tak kunjung membaik).
"Omong-omong, kau cantik sekali, Mikasa."
Mendengar pujian tulus Historia, perlahan Mikasa bisa menyunggingkan seutas senyum tipis. Lekas Mikasa mengikuti langkah Historia, menghampiri Eren yang menunggu di luar ruang ganti busana mempelai wanita.
Raut wajah Eren tampak sumringah. Ia bertanya, "Sudah siap?" Sembari memberi rongga cukup lebar di antara tangan kirinya dalam posisi berkacak pinggang. Memberi kode agar Mikasa menyelipkan jari-jemarinya di sana.
Entah mengapa, Mikasa merasa sedih. Ia tidak memiliki ayah, maka Eren sebagai satu-satunya
anggota keluarga terdekatlah yang bertugas menjadi pengantar Mikasa berjalan menuju altar. Sepintas Mikasa teringat memori tiga belas tahun silam bersama Eren. Memunguti kayu, dan bertengkar dengan anak-anak nakal. Sekarang mereka sudah dewasa, serta memiliki pasangan masing-masing. Kalau dipikir kembali, waktu cepat sekali berlalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Ackerman (REVISI)
Fanfiction[RIVAMIKA] Mikasa pikir, memiliki perasaan yang kuat adalah jaminan dua hati bisa menjadi satu. Nyatanya, itu tidak berlaku jika hanya sebelah pihak. Buku ini berisi cara seorang Levi Ackerman mencoba merebut hati Mikasa Ackerman yang dikenal beku. ...