Chapter 4

6.5K 758 254
                                    

Atap tiap-tiap rumah berwarna senada; putih, terbalut salju. Sekarang adalah bulan Desember. Bulan di mana dunia menjadi sepuluh kali lebih cantik. (Paling tidak untuk mereka yang alergi musim panas.) Terlebih karena apartemen Mikasa berada di lantai tiga puluh, ia diberkahi pemandangan menakjubkan dari sana.

https://goo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

https://goo.gl/images/dxMpPd

Dua hari belakangan, Mikasa tidak melakukan kegiatan melelahkan, sesuai pesan Eren. Mikasa perlu istirahat total. Padahal, tidak juga. Apa Eren sudah lupa kalau Mikasa adalah perempuan besi? Dulu, ketika tubuhnya nyaris di leburkan manusia raksasa, Mikasa hanya perlu waktu satu hari untuk merasa lebih baik. Bukan hanya karena ia manusia super kuat yang memiliki mukzizat di luar nalar. Pun Mikasa terbiasa memberi sugesti pada otaknya untuk keras terhadap diri sendiri.

Sumpah, Mikasa akan mati bosan andai saja Sasha Blouse, sahabat perempuannya, tidak datang menemani. Awalnya Mikasa tak enak hati jika Sasha harus membolos demi melenyapkan sepi di rumahnya. Tetapi Sasha bilang, "Levi Heichou melarangku menginjakan kaki di kantor dan sudah mengurus perizinanku sampai kau sembuh. Omong-omong, pacarmu ternyata baik juga."

Air liur Mikasa kala itu nyaris membuatnya tersedak secara konyol. Pacar? Sialnya Mikasa tak bisa mengelak. Ia hanya mengulas senyum aneh seperkian detik.

"Hei, Mikasa, jangan bilang kau diet lagi? Makanlah ini!" Sasha mengubah topik pembicaraan, lantas menyodori sepiring pasta yang ia beli saat dalam perjalanan. Sedangkan Mikasa menolaknya. Ia tidak lapar. Melihat Sasha makan saja, Mikasa sudah merasa kenyang.

Lekas Sasha protes, "Memangnya kau masih perlu diet? Astaga, Mikasa! Kau belum makan apa pun sejak tadi. Apakah kau takut kehilangan abs-mu?" Mengapa Mikasa yang sudah kurus masih memikirkan diet? Sasha saja yang memiliki tubuh lebih gemuk, tidak peduli, tuh. Mencintai diri sendiri adalah hal yang jauh lebih penting ketimbang penilaian orang-orang.

Mikasa memutar bola matanya. "Kau sudah cocok menjadi ibu, Sasha. Segeralah menikah dengan Connie! Omong-omong, aku ingin meluruskan, ada beberapa orang yang merasa lebih nyaman memiliki tubuh langsing. Tapi bukan itu tujuanku. Aku hanya malas saja."

Wajah Sasha sontak memerah. Ia mengabaikan kata-kata terakhir Mikasa. Sebab tiap kali orang-orang menyebut kata Connie dan menikah di satu kalimat, hati Sasha ditumbuhi bunga-bunga semerbak. Connie adalah kekasihnya sejak 5 tahun belakangan. Namun Sasha masih saja merasa malu jika digoda begitu.

Mikasa mulai merasa geli melihat raut Sasha. Menoleh ke arah jendela kamarnya yang berukuran besar, pasti jauh lebih menyenangkan. Nah, benar, 'kan? Mikasa lihat, salju masih senantiasa berjatuhan bak bulir-bulir kristal. Indah sekali. Pikirannya mendadak melayang-layang. Sekarang Levi dan para petinggi Recon Corps pasti sedang menghukum Jean. Mereka tidak akan begitu saja menyerahkan hal ini pada hakim. Tidak, setelah Jean menodai nama baik mereka. Mikasa berharap, Levi tidak akan menggila.

My Dearest Ackerman (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang