Chapter 9

5.6K 615 142
                                    

May—Der Fruhling

May—Der Fruhling

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

https://goo.gl/images/5eFfxf

Terhitung sudah lima hari sejak kuncup cornflower ungu mulai bermekaran. Kelopaknya terombang-ambing rajaklana, menghantarkan wewangian khas musim semi melalui pertukaran oksigen dan karbon dioksida. Memberi kabar kepada bekas-bekas salju yang menjadi genangan di jalanan, sudah waktunya mentari bekerja. Menyinari sebagian permukaan bumi, termasuk mobil hitam pekat yang berhenti tepat di depan gedung serba-serbi putih dengan penjagaan ketat. Dua orang di dalamnya keluar dari pintu kanan dan kiri di waktu bersamaan, lantas sang pria membiarkan salah satu satpam bertubuh tegap dengan potongan rambut cepak memarkirkan mobilnya.

Para wartawan lekas berbondong-bondong menghampiri mereka, membuat kilatan-kilatan cahaya tiada henti, sampai kedua orang berambut gerhana itu melangkahkan kaki melewati bingkai pintu utama.

Siapa pun berani bertaruh, fashion mereka akan menjadi trending topic di berbagai situs internet seharian ini, oh, bahkan bisa jadi seminggu? Levi memakai tuxedo kelabu bermotif garis-garis tipis, selaras dengan warna celananya. Di padukan kemeja merah tanpa ada embel-embel dasi, pun cravat, sementara kancing bagian atasnya sengaja dibuka demi memperlihatkan kalung perak yang menjuntai sampai ke dada. Untuk sepatu, Levi menggunakan oxford berwarna hitam agak glossy. Seakan debu enggan hinggap (mungkin kau bisa membenarkan tata letak rambutmu di sana sebagai pengganti cermin). Tampilan Levi sedikit berbeda dibanding kesehariannya. Ia tampak lebih santai dan kasual.

Tangan kiri Levi menggenggam jari-jemari lentik milik perempuan yang mahkota gelapnya telah memanjang. Dikepang di bagian atas, sedangkan bagian bawahnya dibiarkan terurai, agak bergelombang. Mikasa tekesan lebih feminin memakai A-line dress berwarna cornell red selutut yang bagian bahunya terekspos jelas. Tangan kiri Mikasa dihiasi pouch berwarna kelabu, sedangkan kaki-kaki jenjangnya terbalut high heels jenis peep toe hitam. Suka atau tidak suka, orang-orang perlu sepakat, Levi dan Mikasa sangat serasi.

Beberapa menit berlalu, pasangan lain mulai berdatangan. Eren-Historia, Armin-Annie, Erwin-Hanji, dan masih banyak lagi. Pasangan-pasangan itu berpenampilan modis dan berkelas, yang tentunya bisa menjadi referensi bagi kaula muda dalam memilih outfit ke pesta. Para wartawan tak perlu takut kehabisan bahan artikel untuk satu minggu ke depan.

Hari ini Sasha Blouse dan Connie Springer yang tengah berdiri di atas altar, menjadi pusat perhatian. Sasha tampak berbeda. Ia dua kali lebih jelita di balik gaun putih. Pun begitu pula dengan Connie. Ia dua kali lebih gagah. Keduanya mengikrarkan janji suci; sumpah setia hingga maut memisahkan. Saling percaya, melindungi, dan mencintai satu sama lain.

Netra Mikasa memandang takjub. Apakah di hari pernikahannya nanti, ia akan secantik Sasha?

My Dearest Ackerman
[Chapter 9]

My Dearest Ackerman (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang