Setelah orang lain meninggalkan kelas karena bel pulang sudah berbunyi 15 menit yang lalu, aku masih disini. Se Yeon berlatih untuk olimpiade bersama murid-murid lain. Aku hanya duduk terdiam di bangku ku memikirkan alasan untuk menolak Mingyu. Aku juga berharap tiba-tiba hujan.
Ah, perasaan macam apa ini. Aku membohongi diriku sendiri. Aku yang senang bersama Mingyu harus terpaksa menolak ajakannya.
Aku menundukkan kepalaku lagi.
Kim Yumi sadarlah! Kau bukan apa-apa dibanding Mingyu! Kau juga kalah jika disandingkan dengan Jin Hee.
Hei Kim Yumi. Jangan membohongi perasaanmu. Kamu termasuk orang yang beruntung bisa dekat dengannya.
Ah ini membuatku frustasi! Seakan-akan ada peri jahat dan peri baik di sisi telingaku ini. Aku mengubah posisi menjadikan meja sebagai bantal. Tidak sadar aku malah tertidur pulas.
Aku membuka mataku pelan-pelan. Sepertinya cukup lama aku tertidur. Mataku masih sulit untuk dibuka.
"Selamat sore."
Aku terperanjat kaget sampai-sampai kepala bagian belakangku mengenai tembok. Saat tadi wajahnya sangat dekat denganku. Mungkin sekitar 15 cm. Ia juga menjadikan meja sebagai bantal.
"Kau masih mengantuk?" tanya Mingyu sambil menegakkan badannya.
"Ah tidak." jawabku.
"Minumlah dulu." ia memberiku susu kotak coklat.
"Ah terima kasih. Tapi untukmu saja." entah kenapa aku malah berbicara bahasa baku lagi kepadanya.
"Mmmm." Mingyu mengelengkan kepalanya sambil mengeluarkan susu kotak lagi.
"Aku punya satu lagi. Ambillah."
"Oh terima kasih." aku mengambilnya yang sebenarnya tidak bisa aku tolak.
"Kau suka kan?"
"Bagaimana kau tahu?"
"Matamu kembali segar hahahaha. Sepertinya kita memiliki selera yang sama." tambahnya lagi.
Aku tersipu malu dibuatnya.
"Jadi?" tiba-tiba ia melemparkan pertanyaan yang aku tidak mengerti.
"Jadi?" tanyaku lagi.
"Ajakan ku tadi pagi?"
"Oooh. Tapi kita mau kemana?"
"Ah aku anggap kau setuju. Ikutlah saja denganku." ia menarik tanganku.
Sepanjang jalan ia memegang tanganku.
"Mingyu aku tidak terbiasa seperti ini." Aku mengangkat tanganku yang dipegang Mingyu.
"Aku akan membuatmu terbiasa." katanya sambil menggoyang-goyangkan tanganku.
Sekolah sudah cukup sepi. Aku bisa sedikit tenang. Sedikit. Sangat sedikit.
Kami menyebrang jalan. Ia membawaku ke suatu jalan yang hanya bisa dilewati satu mobil. Tidak jauh dari situ kami berhenti di suatu kedai ice cream. Aku baru tahu ada tempat seperti ini di dekat sini.
"Kau mau pesan apa?" tanyanya.
"Terserah." kataku karena aku sendiri belum tahu ada apa saja disini.
"Oh biar aku yang pesan. Duduklah dulu."
Aku duduk di salah satu meja berpayung warna-warni. Tempat ini lucu, namun sayang sepertinya orang-orang jarang lewat sini. Aku melihat-lihat sekitar. Lalu ia kembali.
"Kau pernah kesini?" tanyanya.
"Belum."
"Eh bukannya aku sudah bilang kita mengobrol dengan bahasa santai saja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lean On Me
Fanfiction"Kau tidak menyukainya?" "Hmm. Ia hanya menganggapku teman." "Oooh kau terjebak friendzone? Hahahahahha" "Daripada menertawakanku, lebih baik aku tidur." "Heeeei kau ini sedikit sedikit marah. Tapi dia tahu kau menyukainya?" "Tentu saja tidak! Gila...