24

46 14 1
                                    

"Ah sudah siang!" Aku melihat jam wekerku sudah menunjukkan pukul tujuh kurang. Aku berlari dari kasurku namun selimut masih terlilit di kaki ku membuatku terjatuh.

Aku membuka pintu kamarku dan melihat ibu sudah membawa baki berisi semangkuk bubur dan segelas susu.

"Hei hei hei mau kemana?"

"Aku terlambat."

"Sudah beristirahatlah. Kata Joshua badanmu panas. Kau tidak perlu sekolah hari ini."

"Ah iya."

Yesss!

Aku kembali menuju kasurku. Ibu meletakkan baki tadi di meja belajarku.

"Apa ibu harus menyuapimu?"

"Tidak tidak. Terima kasih ibu."

Ibuku keluar dari kamarku. Aku meminum susu sambil mengambil hpku.

Se Yeon :
"Cepat sembuh!"

Terlihat notif muncul di layar hpku. Aku membalasnya.

"Bagaimana kau tahu?"

"Joshua oppa memberikan surat sakit ke kelas."

"Ooh baiklah."

"Kau tidak perlu sekolah saja nanti agar Joshua oppa tiap hari ke kelas hahahahaha."

"Kau ini! Hei kau harus belajar!"

"Gurunya belum datang."

"Ooh."

"Oh iya bagaimana bisa kau sakit?"

"Kehujanan."

"Bagaimana bisa kau kehujanan?"

"Terkena air hujan."

"Hei aku sudah tau kalau itu!"

"Kalau kau sudah tahu kenapa harus bertanya!"

"Apa sakit membuatmu gila?"

"Enak saja."

"Yasudahlah beristirahat sana. Cepat pulih agar kau kembali sekolah dan menemaniku tidur di kelas."

"Hmm. Selamat belajar! Aku akan menikmati waktu tidurku."

Aku menyimpan hp ku dan segera menyantap bubur yang ibu bawa tadi.

Min-ah apa dia baik-baik saja?

Aku masih khawatir dengannya. Aku juga belum sempat berbicara dengannya. Aku bersiap untuk pergi ke rumah sakit.

° ° °

"Hei Yumi kau mau kemana?" tanya Ibu yang sedang membersihkan meja makan.

"Aku harus pergi."

"Kau masih sakit."

"Tidak. Aku sudah lebih baik. Aku pergi sebentar." Aku langsung berlari setelah mengenakan sepatuku.

° ° °

Aku segera menuju tempat Min-ah kemarin. Sudah tidak ada, sepertinya ia sudah dipindahkan ke ruangan lain. Aku bertanya pada resepsionis dan segera menuju kamar Min-ah.

Aku mengintip sedikit, ia hanya sendirian menatap layar televisi yang ada di depannya. Tangannya memberi isyarat untuk masuk. Ternyata ia melihatku.

"Terima kasih Yumi."

"Untuk apa?"

"Kau yang memberi tahu keluargaku kan?"

Lean On MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang