1

313 19 5
                                    

"Hei."
"Hei."
"Hei!"

Aku terbangun saat seseorang memanggilku. Aku melihat jam tanganku ternyata aku sudah tidur kurang lebih 30 menit.

"Mau naik bus tidak?" tanya orang tadi yang ternyata supir bus.

Aku langsung merapikan seragamku dan menyelendangkan tas ku. Bus sudah penuh dengan anak sekolah lain. Dengan mata yang masih mengantuk dan kaki yang belum terlalu kuat untuk berjalan, aku berdiri dan memegang holder yang menggantung. Badanku terbawa tiap kali bus mengerem.

"Duduk disana saja, aku mau turun sekarang." kata salah satu penumpang sambil menunjuk bangkunya yang kosong.

Aku yang masih setengah sadar langsung berterima kasih dan duduk seperti suruhan orang tadi dan melanjutkan tidurku.

Aku melihat sebentar ke jendela ternyata rumahku sebentar lagi. Aku menahan mataku agar tidak tertidur.

Aku pun turun dari bus tadi dan berjalan ke rumah yang tidak jauh dari jalan raya. Hujan rintik-rintik mulai turun aku mempercepat langkahku.

Segera aku melepas sepatu tanpa mengganti seragamku dan menyimpan tas aku langsung berbaring di sofa. Tidak tahu kenapa aku memang mudah lelah dan mudah mengantuk. Padahal jam tidurku terhitung normal-normal saja. Ibu dan ayah yang belum kembali dari pekerjaannya membuat tidurku tidak terganggu.

° ° °
"Ah hpku mana!" aku yang mulai panik mencari-cari hp di dalam tasku. Aku membongkar seisi tasku beberapa kali tapi hasilnya nihil. Akhirnya aku menyerah.

"Ah mungkin ketinggalan di sekolah. Tapi bisa jadi di halte tadi atau di bus tadi? Ah mungkin aku harus merelakan hp ku." dalam benakku.

Aku langsung menyalakan laptop dan mengecek grup kelas kalau kalau ada tugas tapi untungnya tidak ada. Malam ini aku bisa tidur nyenyak.

° ° °
Seperti biasa aku sarapan dengan 2 lembar roti yang disisipi selai diantaranya. Tidak ada waktu untuk ibu menyiapkan aku sarapan ia selalu sibuk dengan pekerjaannya begitu juga ayah. Kalau saja aku bisa meminta mereka untuk tidak pergi bekerja mungkin keadaannya akan lebih baik. Kegagalan produksi di perusahaan ayah membuat beberapa karyawannya dipecat untungnya ayah tidak dipecat hanya saja ia harus bekerja lebih keras. Ibu yang akhir-akhir ini kebanjiran pesanan karena toko kue bersama temannya ini semakin banyak pelanggan membuatnya lebih sibuk. Memang sih bagus untuk mereka tapi jika begini terus aku bisa-bisa merasa nge-kost dirumah sendiri karena aku juga anak tunggal.

Aku melihat jam dinding ternyata tinggal 15 menit lagi bel masuk. Tidak mungkin kalau aku naik bus, setidaknya membutuhkan 15 menit pergi ke sekolah menggunakan bus belum lagi lama untuk menunggu bus. Aku berniat untuk memesan ojek online tapi aku lupa hpku ketinggalan kemarin.

"Sial!" keluhku dalam hati.

Aku mulai pasrah dengan keadaan mungkin jika ada keajaiban aku akan sampai ke sekolah. Aku berjalan menuju jalan raya dan menundukkan kepalaku. Sesekali aku melihat ke jalan jika ada bus yang melewat. Aku melihat jam tanganku lagi.

"Tinggal 10 menit!" teriakku kesal tapi siapa yang bisa aku salahkan akhirnya aku menendang batu di pinggir jalan, tapi ternyata batu nya sulit digerakkan dan aku meringis kesakitan sambil memegang kakiku.

"Kim Yumi!"

Seseorang memanggil namaku, suara yang aku kenal. Ternyata Se Yeon teman sebangku ku.

"Se Yeon!" Aku berteriak girang karena ternyata benar keajaiban itu ada.

"Cepat masuk!" suruhnya sambil membuka pintu mobilnya.

"Kenapa telat? Tidak seperti biasanya." tanyaku heran karena Se Yeon orang yang jarang telat.

Lean On MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang