30

39 8 2
                                    

Author POV

Saat ini di balkon rumah Mingyu mereka berdua berbicara. Wonwoo sengaja ke rumah Mingyu sebelum ke rumahnya. Mereka sama-sama menatap langit malam yang gelap sambil meminum cola yang Mingyu bawa dari kulkas.

"Maaf aku selalu memaksamu untuk bersama Min-ah sampai aku tidak peduli perasaanmu pada Yumi." Wonwoo mulai berbicara.

"Hmm." Mingyu mengangguk.

"Maaf aku juga tidak selalu bersama Min-ah. Aku tidak tahu seberapa dalam perasaannya padaku."

"Apa kau sangat mencintai Yumi?" tanya Wonwoo.

Mingyu mengangguk.

"Kau juga?" tanya Mingyu.

"Entahlah. Aku tidak tahu apa ini rasa suka atau bukan. Yang kutahu aku selalu ingin melindunginya."

Mingyu tersenyum kecil.

"Terima kasih. Kau selalu melindunginya. Sepertinya kau lebih pantas bersamanya." kata Mingyu.

"Tidak. Yumi sudah menyukaimu sejak awal. Aku tidak bisa memaksakan perasaannya. Kau yang selalu membuatnya bahagia. Ku pikir kau lebih pantas."

"Baiklah. Siapapun yang bersama dengannya nanti biar ia yang menentukan. Apapun alasannya kita harus terima. Ya?"

Wonwoo mengangguk setuju.

"Tidak ku sangka kau bisa berbicara seperti ini hahahaha." kata Mingyu.

"Ah canggung rasanya jika berbicara tentang ini. Baiklah aku pulang dulu."

Mingyu mengangguk.

"Hati-hati."

° ° °
Yumi POV

Entah kenapa pagi ini aku sangat bersemangat. Mungkin karena katanya hari ini tidak ada pembelajaran? Aku tidak tahu jelas.

Ponselku tiba-tiba berdering. Aku mengangkatnya.

"Se Yeon!" Aku berteriak padanya.

"Apa!" Ia juga membalasku dengan berteriak.

"Ayahku akan pindah kerja ke perusahaan oppa yang di Amerika!"

"Benarkah? Ah aku senang mendengarnya!"

"Dan aku akan pindah kesana."

"Ah? Y-y-yumi kau akan pindah?" raut wajah Se Yeon berubah sedikit sedih.

"Hmm." Aku mengangguk semangat.

"Aku harus beritahu Mingyu dan Wonwoo! Ayo ikut aku!"

Aku berlari keluar kelas dan melihat Mingyu dan Wonwoo menuju ke arahku. Belum sempat aku berbicara tentang kepindahanku, aku malah lebih penasaran dengan apa yang terjadi pada mereka. Tampak kesedihan berada pada wajah mereka.

"Eh eh ada apa?" tanyaku.

"Min-ah.." kata Mingyu.

"Operasinya gagal." tambah Wonwoo.

Seakan jantungku berhenti berdetak. Kabar baik dan buruk bercampur menjadi satu. Se Yeon di sebelahku ikut kaget mendengarnya.

"Aku ikut berduka cita Wonwoo." Aku menenangkannya.

"Terima kasih." kata Wonwoo.

"Ini minumlah." Se Yeon memberinya teh hangat. Kami berempat duduk di meja kantin karena memang sekarang tidak ada jam pelajaran.

Aku memutuskan memberi tahu kepindahanku nanti saja. Menurutku ini bukan waktu yang tepat.

° ° °

Lean On MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang