Novya membuka perlahan kotak putih itu.
"Hah?! I.. Isinya...?" Matanya membulat sempurna. Ia tak percaya.
Mau tahu isinya? Sederhana saja, dua batang cokelat berukuran besar. Ada sepucuk kertas ungu bergambar lavender di atas cokelat tersebut. Uuuh...
______________________________________
Hai kamu yang membaca surat ini. Aku senang akhirnya kamu membuka kotak tersebut. Yah, isinya sekadar cokelat. Untukmu. Aku tahu kamu begitu manis seperti cokelat yang selalu kumakan. Semoga, kamu menerima apa yang kuberi dan mau memakannya.
Salam
Pengagum rahasiamu
Love you...
_____________________________________Novya membelalak sesuai membacanya. Ia menggelengkan kepala.
Gak mungkin, gak mungkin dari Dafa. Dia gak mungkin menulisnya..... Nafas Novya mulai tak beraturan.
"Neng, baik-baik aja?" Pak Arto cemas melihat Novya yang bertingkah aneh.
"Eh, um..." Novya ragu.
"Kenapa neng?"
"Enggak papa. Tadi Pak Arto beneran gak tau siapa yang ngasih ini?" tunjuk Novya mengangkat kotak putih misterius itu.
Pak Arto menggelengkan kepala.
"Diterima aja neng! Isinya tidak berbahaya, toh?" senyum sopir keluarga Novya tersebut.
"Iya sih..." Novya menatap gelisah isi kotaknya. Gelisah, karena ia tak tahu siapa yang memberinya dan apa maksud dari isi kotak putih bermotif titik.
"Yaudah deh, cuman cokelat doang! Kan gak ada masalah..." gumam Novya, pasrah. Hehe...
Ia berniat memakannya jika sudah di rumah dan ia juga akan menanyai, apakah Dafa yang memberi secara diam-diam atau bukan.
***
Sudah lama aku gak makan cokelat... Hihi...
Tangan Novya membuka perlahan bungkus makanan manis itu. Ukuran yang besar dan pikiran Novya mengenai rasa yang menggoda, membuat Novya semakin mempercepat membukanya.
Kring... Kring... Kring...
Bunyi panggilan telepon dari seseorang. Novya mengembuskan napas, kemudian beralih untuk melihat nama pemanggil di layar ponsel.
Dafa? Oh iya!!!
"Halo Dafa! Maaf ya aku tadi lupa, mau bilang sesuatu..." polos Novya mengangkat telepon.
"Bilang? Sesuatu? Apaan? Justru aku mau bilang juga. Ehm, maaf ya... Aku tadi mau ngasih suatu barang ke kamu. Cuman akunya yang pelupa, hehe..." perkataan Dafa barusan kembali mengejutkan cewek penyuka hitam itu.
"Lho? Bukannya... Bukannya kamu yang ngasih kotak putih bermotif titik tadi?! Kok kamu bilang...?" Novya melongo.
"Kotak putih bermotif titik? Aku ga tau, dan aku belum pernah ngasih itu ke kamu." jawab Dafa. Bahasanya menandakan kalo dia juga heran sekaligus penasaran.
"Oh yaudah."
"Isinya apa?"
"Eh... Co, cokelat sama surat yang isinya ucapan terimakasih karena aku mau buka kotak daan..." Novya berhenti sejenak.
"Daan... Ucapan, salam dari pengagum rahasiamu. I love you... Gitu, aneh kan?" lanjut Novya.
"Hah? I love you?! Dari siapa, sih?!" tanya Dafa memburu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear P!nk
Non-FictionBagi banyak orang, hitam adalah suram. Ya, memang betul! Tapi bagi Novya, hitam adalah warna favoritnya dan segalanya. Dimulai dari handphone, casing, tas, alat tulis dan tentu saja barang-barangnya serba berwarna hitam. Teman-temannya juga mengangg...