Novya sampai di depan kelas, ia menatap papan nama kelas yang menggantung di atas pintu.
Kelas 7B? Moga-moga disini menyenangkan, gak seperti di SD-ku dulu... Moga-moga mereka semua menerimaku di sini...
Novya mengembuskan napas perlahan untuk membuang rasa takut. Sayangnya aku ini takut mencoba, tapi gak apalah. Ayo, Novya!
Cewek itu baru akan menginjakkan kakinya ke ubin kelas ketika ada yang tak sengaja menabraknya.
"Eh, lu ya! Kalo jalan itu pake mata, yang cepet, jangan ngelantur gak jelas kek gitu! Gue buru buru ini!" suara seorang cewek yang menabraknya tadi terdengar memekakkan telinga.
"Eh, um, maaf. Maafin aku, ya?" Novya ingin menyalaminya, namun tangan itu sudah terhempas begitu saja oleh tangan cewek yang menabrak Novya.
"Heh, mana mungkin seorang Keyla mau memaafkan orang yang jalannya lambat, nerd, dan kikuk kayak kamu!" bentuknya. Sontak, seisi kelas yang berdiam diri di dalam langsung melesat keluar untuk melihat asal sumber suara bentakan tersebut.
"Ada apa, eh?"
"Ya ampun, itu kan Keyla kan?!"
"Ada apa dengan Keyla? Emang dia anak pejabat?"
"Iya! Anak pejabat yang katanya ayahnya mau menjadi donatur besar di sekolah ini! Papaku yang bilang gitu."
"Oh, ya?"
"Eh, dia tuh ngelabrak siapa sih?"
"Tau tuh!"
Sementara, cewek yang menabrak dan mengaku bernama Keyla itu, memutar bola mata dan mengetuk-ngetuk kakinya, tanda ia ingin berbicara lagi.
"Eh, kalian semua denger ya! Gue tuh nggak suka sama orang yang jalannya lambat dan sambil ngelantur seperti dia! Mana pas gue ga sengaja nabrak dia dikata-katain lagi. Entah katanya kalau jalan liat-liat, entah katanya kok kamu hobi nabrak sih, aku jijik sama kamu deh. Ga pake mata pas jalan!" ujar nya yang membalikkan fakta.
Novya menggeleng tak percaya. Harusnya kan dia yang gitu. Kok aku? Novya menahan malu. Baru pertama masuk udah difitnah yang gak jelas kayak gini.
"Heeem, jadi kamu gitu ya? Bener ngga sih yang Keyla omongin?" seorang cowok yang ikut
mengerubungi kerumunan di depan kelas menyahut. Kepalan tangannya menunjuk tepat ke arah Novya."Eh, um, eng, enggak. Aku ngga ngomong gitu. Kan dia yang.. Aww!" tiba-tiba kakinya di injak Keyla. "Eh, iya. Aku yang ngomong." selain harus menahan malu, Novya harus menahan rasa sakit yang ada di kaki.
"Heh, udah jelas lah!" Keyla memberi penekanan pada katanya.
"Udah-udah, ayo masuk kelas! Kalian berdua yang sedang bermasalah, ayo juga ikut masuk! 15 menit lagi bel!" seru seorang cowok dari dalam kelas. Novya sempat terperangah ketika memandang tampangnya.
"Eh, iya."
"Yuks!"
Novya baru mau masuk kelas ketika kata- kata Keyla terdengar di telinga nya. "Awas kalo lo macam-macam sama gue! Ingat!" bisiknya menusuk.
Novya mengangguk ragu, kemudian masuk ke kelas.
***
"Selamat pagi anak-anak. Perkenalkan, nama saya Ibu Hermin Susanto, panggil saya Ibu Hermin. Saya akan menjadi wali kelas kalian selama semester ini sampai kalian naik kelas. Menger..."
Braaak...
"Maaf bu, saya telat! Maafkan saya ini... Saya janji tidak akan mengulanginya lagi!" suara cewek itu terdengar memburu dan kakinya terlihat gemetar di dekat pintu yang ia buka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear P!nk
NonfiksiBagi banyak orang, hitam adalah suram. Ya, memang betul! Tapi bagi Novya, hitam adalah warna favoritnya dan segalanya. Dimulai dari handphone, casing, tas, alat tulis dan tentu saja barang-barangnya serba berwarna hitam. Teman-temannya juga mengangg...