Novya mengeringkan rambut panjang basahnya dengan handuk putih. Ia menatap dirinya di cermin besar miliknya.
Novya... Ia memandang datar dirinya di pantulan cermin tersebut.
"Oh ya, Pak Arto!" Novya ingat sesuatu dan buru-buru menyambar ponselnya, lalu mengetik beberapa nomor.
Tik... Tik... Tik...
"Panggil!" gumamnya melihat lagi dirinya di cermin.
"Maaf, nomor yang anda tuju sedang sibuk. Coba hubungi beberapa saat lagi!" suara operator yang terdengar di telepon, membuat Novya kesal seketika itu juga.
"Arghh!"
Tok.. Tok.. Tok..
"Ma, masuk!" seru Novya dari dalam.
Krieek...
"Maaf non, udah bisa ditelpon belum? Soalnya udah jam enam lewat lima menit. Padahal tuan dan nyonya pulang jam setengah tujuh. Gimana ini?!" panik Bik Enom.
"Te, tenang ya bik. Ini Novya lagi berusaha nelpon."
"Ngapain kalian telepon Pak Arto? Kita kan udah pulang...." tiba-tiba dari luar, terdengar suara berat-serak yang berhasil mengejutkan Novya dan Bik Enom.
"U, udah pulang, den?" Bik Enom meringis.
"Udah, emang ngapa?" dari luar juga, ada suara cewek lain yang terdengar ketus.
"Oh, iya." jawab Bi Enom.
"Ka, kalian darimana aja?" Novya menyipitkan matanya. Ia curiga pada mereka berdua.
"Kami habis..." baru Naomi akan menjawab, mulutnya sudah dibekap oleh Evan.
"Kami pulang telat. Aku sama anggota OSIS lain ada keperluan, sementara Naomi latihan tambahan ekstra Cheers." jelas Evan datar. Ia nampak biasa-biasa saja.
"Ah iya-iya! Gitu..." Naomi tersenyum penuh arti saat melihat kakaknya berdalih. Hebat juga nih dia, batin Naomi senang.
Lho, ekstra cheers kan setiap hari jumat, bukan hari ini...
"Betul?" selidik Novya tak percaya. Novya orangnya memang harus 'dengar' bukti bukan omongan mati.
(Omongan mati: perkataan yang tidak sesuai dengan kenyataan.)"Halah, ngapain nanya terus sih? Udah aku mau istirahat. Capek. Bye!" Evan langsung pergi menuju kamarnya.
"Sama aku juga. Bye!" Naomi melakukan hal yang sama dengan Evan.
"Masa?" tanya Novya, lebih ke diri sendiri. Kemudian ia menatap Bik Enom yang juga melihat dirinya.
"Oh ya, bibik mau masak. Non istirahat dulu aja. Permisi..." Bik Enom angkat kaki dari kamar Novya.
"Oke bi!" Novya kembali melihat dirinya di cermin dan menghela nafas.
Mereka itu habis ngapain? Tingkah laku mereka agak aneh tadi... Setahuku juga cheers biasanya setiap jumat.
***
Novya mencuci piring bekas dirinya, begitu pula dengan sendok dan garpunya. Menu makan malam tadi adalah steak panggang, capcay kuah, dan nugget. Enak. Novya bahkan terlihat lahap memakannya.
"Halo semua! Mama sama papa udah pulang!" seru suara lembut mama yang menggema di seantero ruang makan. Di belakangnya, terdapat papa yang berjalan membawa berbagai tas belanja.
"Mama sama papa habis belanja buat kalian lho! Coba sini!" panggil mama sambil membantu papa menaruh tas belanja di meja makan besar.
Semuanya, tak terkecuali Novya yang selesai mencuci menghampiri mama yang membuka tas belanja tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear P!nk
Non-FictionBagi banyak orang, hitam adalah suram. Ya, memang betul! Tapi bagi Novya, hitam adalah warna favoritnya dan segalanya. Dimulai dari handphone, casing, tas, alat tulis dan tentu saja barang-barangnya serba berwarna hitam. Teman-temannya juga mengangg...