Orang itu terus menarik paksa agar Novya ikut dengannya.
Yaudah deh... Dia kan juga gak bahaya. Novya menatap lesu orang itu.
"Oke-oke! Aku ikut denganmu." jawab Novya pasrah.
"Yes!!!"
"Lho, Vy?! Jangan! Aku tau dia punya niat buruk. Ayolah Vy!" bujuk Dian dengan puppy eyes- nya. Memang Dian itu orangnya dramatis namun tetap humoris.
"Dian, aku yakin dia orangnya baik seperti yang kamu katakan. Alim, baik, pelerai handal. Ya kan?" bisik Novya meyakinkan temannya itu.
"Jadi gimana? Langsungan atau mau mampir bentar?" tanya orang itu sambil bersedekap.
"Eh, ga usah langsungan aja. Aku duluan ya Dian. Dah!" cewek itu melambaikan tangan kanannya dan dibalas oleh Dian. Sementara orang itu menarik lagi, pergi dari area parkir, untuk segera masuk ke mobil.
Braakk..
"Udah siap, den?" tanya sopir yang mengemudi mobil Fortuner itu.
"Siap! Langsung ke daerah Perumahan Asri Purwomartani ya pak!" seru orang itu.
Kok dia tahu tempat tinggalku? Ini harus dipertanyakan.
"Sip, den." sopir itu menyalakan mesin mobil lalu mengemudinya, keluar dari gerbang sekolah.
"Eh, maaf aku mau tanya. Tau darimana kamu rumahku? Papa? Mama? Atau kakakku?" Novya menepuk pelan bahu bidang orang itu.
"Oh, tau dari sopirmu. Emang kenapa?" orang itu ganti melontarkan pertanyaan.
Sopirku? Pak Arto?
"Lho, kok kamu tau... Sopirku? Kamu ngapain?" Novya menganga, wajahnya ia tunjukkan ke orang itu. Sementara orang itu tertawa.
"Hahaaa... Kamu lucu banget orangnya! Jelas aku tau sopirmu. Semua sudah aku selidiki. Dan ternyata... Ya, aku tau pokoknya."
"Eheeemm.. Den lagi pacaran ya? Entar bapak kasih tau nyonya." sopir yang mengemudi mobil, menggoda anak majikannya sembari tertawa.
"Pak Ekoo! Kita bukan pacar dan gak pernah pacaran! Kita masih kelas 1." seru orang yang duduk bersebelahan dengan Novya.
"Kelas 1 apa? SD?" sopir itu kembali lagi menggoda. (Dalam artian bercanda. Jangan berpikir yang enggak-enggak!)
"Hufft... SMP. Pak Eko, saya ini bukan bocil lagi!"
"Hah, apa itu?" tanya sopir tak mengerti. Kini ia kembali serius dan terfokus pada jalanan.
"Haaaahaaa.. Tuh, kan di bilangin juga apa. Pak Eko ga gaul kok."
Ketika orang itu yang merupakan anak majikan dan sopir itu saling bercanda, Novya hanya menatap ke luar jalanan. Jarak dari sekolah untuk sampai lagi kerumah memang agak jauh.
"Hooaam..." kantuk mulai menyerang cewek itu dan membuatnya tertidur. Mulai dan mulai tidur. Ia mengambil posisi yang nyaman untuk ia memejamkan mata.
"Makanya bapak itu harusnya jangan kayak gitu, entar..."
Zzzzz... Zzzzz... Zzzzz...
Itu dengkuran lembut Novya. Orang yang disebelah Novya menoleh untuk melihat cewek itu.
Tidur diaa...
"Pak, becanda nya nanti lagi ya! Ini temen saya lagi tidur." ia mengecilkan volume suaranya.
"Baik den."
***
"Vy, Vy, bangun! Udah sampai!" orang itu mengguncang pelan bahu Novya yang tertutup jaket hitam. Sementara rambutnya sedikit berantakan yang memberi kesan keren dan misteri. Karena memang orang itu belum sepenuhnya kenal dan dekat dengan Novya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear P!nk
SaggisticaBagi banyak orang, hitam adalah suram. Ya, memang betul! Tapi bagi Novya, hitam adalah warna favoritnya dan segalanya. Dimulai dari handphone, casing, tas, alat tulis dan tentu saja barang-barangnya serba berwarna hitam. Teman-temannya juga mengangg...